Worried

274 14 0
                                    

"Bundaa... ayah mana?" tanya Jiyu yang sudah duduk di meja makan
"Sebentar lagi ayah sampai, tunggu ya..." jawabku sambil meletakkan peralatan makan di meja

Sudah 10 menit namun Jihoon tak juga menunjukkan kehadirannya, tiba tiba hp ku berbunyi ada panggilan masuk dari Jihoon.

Bisa ku lihat wajah Jiyu yang awalnya antusias berubah menjadi sedih, dia sudah tau apa arti dari panggilan telfon tersebut karna ini sudah sering terjadi.

"Chagi, maaf aku ada operasi mendadak... pasien igd" kata Jihoon dari sambungan telfon

"Eummm baiklah, kalau begitu kami makan duluan ya" jawabku

"Jinjaaa mianhae... Apa aku harus bicara dengan Jiyu, aku selalu tidak menepati janjiku" tanya Jihoon penuh penyesalan

Aku menatap Jiyu, dan dia hanya menggeleng. Ini benar benar sering terjadi, sehingga meskipun dia tidak mendengar percakapan kami tapi dia sudah tau maksud tatapanku.

"Sudah tidak apa apa, nanti setelah pulang kamu bicara langsung dengannya ya"

"Araseoo, jinja mian..."

"Euumm, faithinggg..."

"Faithingg... saranghae"

"Nado saranghae" jawabku

"Ayah saranghaeee..." teriak Jiyu tiba tiba

Aku bisa mendengar Jihoon kaget dan tertawa renyah di ujung telfon.

"Nado saranghae Jiyu-ahhh" ucap Jihoon lalu menutup sambungan telfonnya

"Ade gak marah sama ayah?" tanyaku kepada Jiyu

Jiyu adalah anak ku dengan Jihoon, saat ini dia sudah berumur 5 tahun. Jihoon bekerja sebagai dokter bedah di salah satu rumah sakit terbesar di Busan, jadwalnya yang sangat padat membuat Jihoon jarang ada di rumah.

Meskipun begitu, saat Jihoon di rumah dia selalu menghabiskan waktunya dengan Jiyu. Mereka tak akan terpisahkan dan aku bisa menikmati me time ku dengan menyenangkan :)

"Ade sebel, tapi ade tetep sayang ayah" jawabnya polos

"Haha anak pintar, ya udah kita makan yuk..."
"Yeeaaayyyy" serunya bersemangat

——————— Worried —————————

Saat ini sudah pukul 11 malam, dan aku bergegas keluar kamar saat mendengar suara pintu terbuka.
"Aku pulang" ucap Jihoon lemah

Aku menghampirinya dengan senyum hangat, aku tahu dia pasti sangat lelah.
Ku ambil jas dan juga tasnya, "kau sudah bekerja keras hari ini, terima kasih" ucapku sambil mengelus lengannya dan beranjak meletakkan barang barang pada tempatnya

Sementara Jihoon pergi membersihkan diri, aku mempersiapkan makanan untuknya. Meskipun Jihoon sering tidak bisa makan malam bersama dengan kami, tapi dia selalu makan malam di rumah. Aku sudah menyuruhnya untuk makan di luar tapi dia selalu tidak mau, dia hanya mengganjal perutnya dengan kimbab segitiga.

Saat ini aku sudah menunggunya di meja makan, dan tak lama Jihoon sudah kembali dengan kaos oversize kebanggaannya.
Tapi bukannya duduk di tempatnya, dia berjalan kearahku dan berhenti di sampingku.

"Waee? Kau butuh sesuatu?"tanyaku penasaran

Dia memintaku untuk berdiri, lalu memelukku erat.
"Kau baik baik saja?" Tanyaku panik, karna Jihoon tidak pernah seperti ini sebelumnya

"Bogosipeooo"ucapnya manja masih dalam pelukanku

Perkataannya sukses membuatku tertawa, ini sangat lucu mendengar dia mengatakan hal itu dengan nada seperti itu.

Woozi Imagine (one/two-shot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang