Hari ini aku harus pulang lebih malam karena rekan part time ku tidak masuk karena sakit. Biasanya pukul 22:00 aku sudah bisa pulang tapi saat ini jam menunjukkan pukul 00:15 dan aku baru selesai merapihkan semua cucian piring.
"Kau bisa pulang sendiri?" tanya pemilik toko
"Ahh ne sajangnim..." jawabku cepat
"Oke, pulanglah... terima kasih untuk hari ini..."
"Aku pulang, terima kasih sajangnim" kata ku sambil berjalan keluar
Tempat part time ku tidak terlalu jauh dari rumah, mungkin 15 menit ditempuh dengan berjalan kaki. Sudah lewat dari tengah malam dan jalanan sudah sangat sepi, angin malam yang sangat dingin berhembus membuatku menggigil..
Aku harus cepat cepat sampai rumah, batinku. Namun setelah beberapa lama berjalan aku merasakan ada seseorang yang mengikuti ku. Aku tidak takut dengan hantu, tapi aku sangat takut dengan orang gila atau yang sering orang sebut sebagai penguntit.
Namun aku berusaha positif thingking, mungkin orang tersebut searah dengan ku. Namun sudah 5 menit aku berjalan, orang tersebut masih saja mengikutiku. Perasaanku semakin tidak enak, karena jarak pria tersebut semakin dekat dengan ku.
Kali ini aku mengambil arah jalan yang berlawanan dengan rumahku, aku takut kalau dia memang penguntit dia akan mengetahui rumahku. Untung saja didepan ada sebuah mini market yang buka 24 jam, aku langsung masuk kedalamnya.
Aku mengambil sebuh ramen dan juga kimbab, kemudian aku merebus ramen untuk menghabiskan waktu berharap supaya pria tersebut tidak lagi megikuti ku. Setelah mengambil air panas, aku bergegas duduk pada bangku dekat jendela, dan alangkah mengejutkan pria tersebut masih menunggu ku di depan toko.
Kali ini aku tidak lagi bisa berpikir positif, ku ambil hp dan berusaha menghubungi beberapa teman priaku. Aku anak rantau, aku tinggal sendiri di sebuah apratment orang yang terlintas dipikiranku saat ini hanyalah teman teman ku.
Aku menelfon Seungkwan, biasanya dia masih terjaga untuk mengerjakan beberpa tugas namun Hp nya tidak aktif. Aku mencari nama lain, ah Mingyu... biasanya dia akan pergi ke club sampai pagi hari, namun 3x pangilan dia tak kunjung mengangkat.
"Ahhh bagaimana ini..." gerutuku panik
Tiba tiba terlintas nama Seungcheol, satu satunya sepupu yang aku miliki. Aku pun mencoba menghubunginya, meskipun dia pasti akan memarahiku kalau dia tau aku pulang part time sampai tengah malam...
Tuut...
Tuut..
Tuut..
"Tolong angkatlah, kau satu satunya harapanku..." batinku memohon
Dan tiba tiba terdengar suara telfon tersambung...
"Oppaaa tolong aku, aku takut... ada seseorang yang mengikutiku..." kataku langsung
"Maaf adik kecil..." terdengar suara asing dari ujung telfon
Ku liat kembali layar hp ku untuk memastikan aku tidak salah telfon, namun benar disana tertulis Seungcheol Oppa..
"Bukankah ini hp Seungcheol?" tanyaku heran
"Iya benar, namun nama mu disini tertulis adik kecil..." kata pria itu menjelaskan
"Kurang ajar, dia tidak mengganti namaku..." batinku kesal
"Ahh bisa berikan hp nya kepada Seungcheol?" pintaku
"Tidak bisa, dia sedang mabuk. Apakah kau Yeji?" tanya pria tersebut
"Ya.. bagaimana kau tau?" tanyaku penasaran
KAMU SEDANG MEMBACA
Woozi Imagine (one/two-shot)
FanfictionKumpulan oneshot/twoshot AU Woozi Seventeen a.k.a Lee Jihoon. Semua yang di update di sini akan di update ke twitter terlebih dahulu. Jika kamu suka dengan ceritanya, boleh klik vote nya ya. Jika ada masukan, saran, ataupun suara hati setelah membac...