2.3 futsal di lapangan komplek

179 35 9
                                    

📢 kalau dibuka gdrive yang kemarin di bagian 'AU > Zoodwipa > 9. Futsal', bakalan ada bonus AU nya juga
<3 happy reading <3

.
.
.

Setelah mendapat ajakan futsal di grup keluarga, anak-anak Apsaradwipa satu persatu mulai keluar dari kandang megah bernama rumah itu dengan Jersey bolanya. Taehyung dan Jeonghan berjalan duluan di depan sementara beberapa sisanya di belakang membawa bola.

"Gue ada si kenalan temen, punya bengkel dia di Jakarta Pusat. Super car, BMW, lambo, porsche, dia pegang semua-kalo mau ntar gue kasih kontaknya," ucap Jeonghan. "Dah dapet izin lo?"

"Udah dong. Bang Seokjin abis beli BMW 320i, gue minta bagian juga," balas Taehyung. Keduanya sedang berbincang sedikit sepanjang perjalanannya ke lapangan.

"Murah kan?"

"Gak tahu ya dia nambahin or ganti apalagi, tapi emang gak nyampe 1M."

Jeonghan mengangguk-angguk. "Jungkook juga habis beli Mercedes kemarin cerita."

"Tuh anak, sih, kayaknya diem-diem udah punya garasi sendiri," sahut Taehyung, Jeonghan tertawa menyetujui ucapannya.

Sunghoon dan Jay berlari ketika lapangan sudah berjarak 10 meter dari langkah mereka. Siapa yang paling terakhir masuk ke dalam lapangan harus mentraktir sushi tei besok sepulang sekolah.

Namun, ketika mereka sudah sampai di depan pagar lapangan futsal komplek itu, ternyata pintu pagarnya terkunci, ada gembok menggantung juga.

"Dikunci!" seru Seunghoon kepada orang-orang di belakangnya yang masih berjalan. "Gue menang, dong. Gue sampe duluan," katanya pada Jay, memeletkan lidahnya.

"Perjanjiannya gak gitu!" serunya.

Jeonghan mendengus mengetahui fakta kalau pagar lapangan dikunci lagi. Ia menoleh ke belakang, menemukan tak ada setengah dari mereka yang hadir disini.

"Yang lain kemana?" tanyanya. Mengeluarkan hp lalu pergi ke kolom chat grup 'Zoodwipa🌴'.

"Kenapa gak sewa lapangan stadion futsal aja atuh?" Hafi bertanya, melipat tangannya depan dada. Sudah berjalan kesini tetapi malah pagar lapangannya dikunci.

"Bukan hari libur, mana boleh sama nyokap lo?" kata Hoseok.

"Iya juga, sih," balas Hafi, menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia mengikuti Mingyu mencari tempat duduk menunggu keputusan selanjutnya.

Taehyung tertawa membaca pesan yang didapat. "Kata Jihoon dia mau otw sama Hafi. Anaknya udah disini."

"Kebiasaan alesan," jawab Hafi menggelengkan kepalanya.

"Ngelawak dia anjir." Seokjin tertawa kencang.

"Kata bokap kunci di ketua RT biasanya, bang," sahut Heeseung. "Tuh rumahnya." Ia menunjuk rumah besar yang berada tak jauh dari lapangan.

Taehyung langsung mengirim pesan di grup untuk mengatakan barangsiapa yang paling telat datang, bertugas mengambil kunci di ketua RT.

"Anaknya sekolah di JIS bukan, sih?" tanya Jeonghan.

"Iya, Mark. Kelas 8."

"Sama kayak Yeonjun, dong."

"Sama, bang-"

"AAAKKK! AKKK!!"

"GAK TERAKHIR GUE!"

"BUKAN GUE JUGA!"

Tak lama berselang, suara bising muncul dari ujung jalanan. Anak-anak Apsaradwipa yang diam di depan lapangan menoleh ke sumber suara. Menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Jimin, Yeonjun, Seungkwan, dan Jungkook berlari-lari sambil berteriak membelah langit malam.

Apsaradwipa - HYBE (bts • seventeen • gfriend • txt • enhypen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang