1.9 seokmin dan hari jum'atnya

179 36 11
                                    

Hari Jumat itu menjadi hari sibuk Seokmin di bulan ini. Pagi-pagi jam 5 ia mengantar Heeseung ke sekolah karena ada kelas tambahan pagi untuk anak kelas 6 yang akan ujian. Biasanya memang supir yang mengantar, tetapi tiba-tiba istri pak Kris dini hari melahirkan jadi beliau izin untuk menemani istrinya di rumah bersalin. Maka dari itu, sebagai kakak yang baik ia harus bangun pagi dan ikut bersiap-siap lebih dini juga.

Eh meskipun bersiap-siap dari pagi, tetapi sampai di sekolah tetap saja siang seperti biasa. Malahan ia menemukan motor Jungkook sudah duluan terparkir di parkiran.

Seokmin berjalan ke kelas sembari memainkan kunci motornya. Karena terkenal ramah, ia banyak disapa di sepanjang jalan oleh teman-temannya, tidak lupa membantu guru yang terlihat riweuh dengan buku-buku siswa dan tas laptop di masing-masing tangannya.

"Baru berangkat lo, Dik?"

Seokmin menoleh, berhenti di depan kelas 10 mipa 2 karena ada yang mengajak bicara.

"Gue kayaknya lihat pagi banget lo berangkat, kenapa baru sampe?"

Benar, itu Jungkook. Siapa lagi yang melihatnya keluar dari pintu gerbang jam 5 pagi kalau bukan saudara-saudara Apsaradwipa-nya yang lain?

"Jakarta macet, Jo."

Di sekolah keduanya menggunakan nama panggilan yang berbeda. Seokmin biasa dipanggil Dika; Jungkook lebih suka dipanggil Jonathan, atau Nathan, atau Jo saja.

Setelah berbincang dengan Jungkook beberapa saat, ia kembali berjalan dan masuk ke kelas yang ada di sebelahnya. Mipa 3. Kelas Seokmin berada. Sialnya baru mau mengistirahatkan bokong yang satu setengah jam berada di atas motor, bel masuk sudah berbunyi.

"Semoga jam kosong," gumamnya sambil menarik merenggangkan badannya.

"Ssst!"

Seokmin terkesiap begitu ada suitan yang sepertinya ditujukan untuk memanggilnya. Ia menengok ke belakang. Seorang siswi dengan nametag: Mita Aiden Sasongko tersenyum lebar menyapanya.

"Habis darimana?" tanyanya.

"Dari rumah jam 5, nganterin Heeseung ke sekolahnya. Macet banget, sampe sekolah tetep siang jadinya."

Aiden tertawa. "Kasian banget pacar aku." Kemudian ia mengeluarkan sesuatu dari tasnya. "Dari bunda, cuma susu milo, sih—"

Seokmin mengambil botol yang barusan diberikan Aiden yang katanya dari bundanya. Ia meminum beberapa tegukan karena haus lalu menutup botolnya kembali. Sembari melirik Aiden, ia berkata, "Dari mama mertua mah bukan 'cuma' atuh. Bilangin bunda, makasih."

Masih pagi tapi Aiden sudah seperti kepiting rebus. Ia bersyukur teman-temannya yang lain tidak mendengar percakapan mereka. Kemudian disaat itu juga guru kimia mulai masuk ke dalam kelas yang artinya pelajaran pagi itu dimulai.

Seokmin dan Aiden itu sudah dekat sejak bertemu di salah satu tempat les di Jakarta. Keduanya bersama di kelas intensif yang tiap pertemuannya hanya ada 4 orang saja. Seokmin dan Aiden sama-sama berjuang untuk masuk ke SMA 127 dan—mereka diterima bahkan sampai masuk di satu kelas yang sama!

Tidak seperti Taehyung dengan Adhara yang sudah beberapa tahun bersama. Seokmin dan Aiden baru 2 minggu jadian. Perjalanan mereka masih panjang.

Kembali ke hari Jum'at Seokmin yang sibuk. Seokmin tidak bisa mengikuti pelajaran di jam ketiga karena namanya tiba-tiba saja disebut di speaker sekolah. Beberapa nama yang disebut disuruh kumpul di ruang musik untuk latihan lomba bernyanyi yang acaranya berlangsung satu minggu lagi.

"Mau dari awal atau reff kita hari ini?"

"Dari akhir pas lagunya selesai," sahut Seokmin, membuat guru menyanyi dan 1 teman duetnya tertawa.

Apsaradwipa - HYBE (bts • seventeen • gfriend • txt • enhypen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang