Chapter 32

715 54 15
                                    

Co-translator Parkhea91 ❤️🌮

I don't know just how it happened, I let down my guard...
Swore I'd never love again but I fell hard

Aku tidak tahu apakah aku cinta padanya sekarang.

Aku telah pergi dan berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan berubah.

Tetapi pada akhirnya... hanya melihat wajahnya, cinta yang berusaha aku lupakan menelanku kembali.

.

.

- Virgo POV

"Ada apa?"

"Kakiku terkilir," kataku pada orang yang berlari dan berhenti di sebelahku.

"Pergi berlarilah, aku akan duduk dan menunggu." Aku menunjuk ke arah kuda marmer di taman. Kan menatapku, bergantian dengan pergelangan kakiku, sebelum terus berlari. Aku berjalan perlahan dan duduk di atas kuda marmer. Tak lama, pria yang berlari itu kembali dengan kantong plastik di tangannya."

"Apa?" Tanyaku pada pria yang duduk bersila di atas rerumputan.

"Bagaimana?" Jawabnya sebelum perlahan melepas sepatu lari dan kaos kakiku. Lalu meletakkan kakiku di pahanya yang kurus.

"Jarang berlari akhirnya seperti ini."

"Kan."

Orang yang duduk itu melihat ke arahku.

"Terima kasih." Dia menggelengkan kepalanya untuk mengatakan tidak apa-apa, sebelum menurunkan kepalanya untuk mengoleskan salep beraroma menyengat ke kakiku.

... Ini adalah alasan lain mengapa aku tidak akan membiarkan dia pergi kemanapun...

Bertahun-tahun lalu, ketika kita bertemu untuk pertama kalinya di Hotel Manrut, aku cukup mabuk hari itu karena aku pergi ke pub bersama teman-temanku. Aku bahkan tidak bertanya namanya. Aku mendorongnya ke ranjang karena mabuk dan masalahku. Kemudian kami melakukannya.

Di pagi hari, aku bangun untuk menemukan bahwa dia sudah pergi tetapi ada obat mabuk di samping tempat tidur.

Dia yang membuatku tertarik secara fisik, semakin lama semakin menyukainya ketika aku melihatnya fokus belajar. Aku suka saat dia sarkastik. Atau bahkan saat dia duduk dan berbicara dengan kucing seperti sekarang.

"Dari mana asalmu?" Lesung pipit kecilnya muncul saat kucing liar oranye itu membenamkan kepalanya di tangannya.

"Ini pedas, jangan dijilat."

Kan berbicara sendiri. Dia menggunakan air untuk mencuci bersih tangannya sebelum dengan lembut mengusap kepala kucing itu.

"Dia akan menggigit." Kataku pada pria yang tersenyum pada kucing itu, tetapi berbalik menghadap padaku.

"Tidak akan menggigit."

"Oh, keras kepala sampai akhir." Kataku. Kan, yang sekarang mengabaikanku, membungkuk untuk bermain dengan kucing itu.

Aku melihat suasana yang menyenangkan di taman. Cuaca hari ini sejuk dan banyak orang, ada yang berlari, ada yang bersepeda, dan banyak orang datang untuk duduk dan bersantai. Aku melihat ke kolam di depanku sebelum berbalik untuk melihat orang yang masih duduk di lantai saat kucing itu pergi.

"Mau memeliharanya?" tanyaku, melihat bahwa dia sangat menyukai kucing itu.

"Um, dulu ketika aku masih kecil. Tapi sekarang bahkan aku tidak bisa mengurus diriku sendiri." Kata Kan, masih menatap kucing oranye itu.

[END] Man in Tinder #กันต์และกันย์ [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang