Chapter 29

554 55 0
                                    

Co-translator Parkhea91 🙆🏻‍♀️🙆🏻‍♀️

I got to learn how to love without you
I got to carry my cross without you
Stuck in the middle and I'm just about to
Figure it out without you

Aku bangga bisa mengatasi semuanya sendiri.

Aku belajar untuk mencintai, itu menyakitkan, aku belajar bahwa bahkan tanpa dia aku bisa hidup.

... Tapi sekarang aku tidak begitu yakin...


Sejak aku dilahirkan, aku tidak pernah berpikir bahwa aku akan menjadi orang yang pendendam. Belakangan ini, aku sering memikirkan hal-hal dari masa lalu. Aku terus mengatakan pada diriku sendiri bahwa itu semua sudah lewat. Dan karena semua yang terjadi, aku bertumbuh sampai sekarang. Aku mencoba mengatakan pada diriku untuk tidak takut.

"Pergi berlari?" Tanya orang yang berlarian di kepalaku di sore hari sepulang kerja. Aku memasukkan semua barangku ke dalam ransel besar.

Hari ini aku punya janji dengan Pat yang sudah bertahun-tahun di luar negeri tapi sekarang sedang kembali berlibur di Thailand. Pat adalah temanku yang selalu menyenangkan untuk diajak bicara. Pat mungkin adalah seseorang yang tahu cerita hidupku dari awal. Tetapi dia tidak pernah berpihak atau menyalahkan siapapun. Pat adalah teman baik yang menyarankan aku untuk berlari, mengajarkan aku bahasa Inggris. Kita selalu membicarakan tentang hal-hal yang menyenangkan. Pat selalu suka bercerita tentang dimana dia berada. Ini seperti membuka dunia lain bagiku. Dan setiap kali dia kembali, kami akan pergi makan bersama.

"Tidak, mau pergi bertemu dengan teman."

"Teman yang mana?" Aku lupa kalau mereka berteman.

"Pat." Kataku, dan dia mengangguk sebelum berkata.

"Pergi denganku."

Aku tidak mengatakan apapun, tetapi dia mengarahkanku ke mobil cantik yang sering aku kendarai. Khun Thanakorn biasanya mampir untuk mengantarku setiap hari. Meskipun dia tahu akan lebih mudah bagiku untuk berjalan pulang.

"Tentang Khun Mint, aku biarkan polisi yang mengurusnya."

"Ya, oke." Jawabku.

"Dia mengaku melakukannya sendiri. Khun Oil tidak terlibat." Katanya.

Aku mendengar tentang hal ini sejak meeting kemarin bahwa Khun Mint, sekretaris Khun Oil, adalah orang yang memalsukan semua dokumen untuk menipu karena uang yang hilang tidak hilang dari proyek yang aku buat, tetapi menghilang dari penarikan uang pada hal-hal lain. Aku, yang mengerti sebagian, tidak mengerti keseluruhannya. Tapi aku lega karena semuanya berjalan lancar.

"Kan." Orang yang mengendarai mobil memanggil. Aku menoleh untuk melihatnya sebelum menundukkan kepalaku ketika bibir hangat itu mencium pipiku. Dia menjulurkan lidahnya dan menjilat bibirnya dengan penuh arti, sebelum mempercepat dan mengucapkan.

"Sudah berubah banyak, ya?" Dia berkata tentangku. Jika ini terjadi sebelumnya, aku akan dengan mudah mengangkat kepala untuk menciumnya.

"Kamu juga." Aku pikir semua orang berubah seiring waktu.

.

.

.

"Kan, aku merindukanmu." Pat yang masih cantik seperti biasanya, hampir meninggalkan semuanya untuk berlari memelukku erat. Aku tersenyum lebar sebelum menyapa teman baikku.

"Aku juga merindukanmu." Kami tertawa di depan toko langganan Pat.

"Oh, kamu sangat kurus. Kerja keras?" katanya. Aku menatap pipinya yang putih sebelum mengatakan apa-apa.

[END] Man in Tinder #กันต์และกันย์ [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang