• FRIEND

14.8K 427 13
                                    

⚠ If you’re underage read at your own risk. I’ve warn you.

••••

Pemandangan kamar jungkok dengan sorot lampu yang remang-remang serta cahaya bulan yang masuk melalui celah ventilasi, tampak begitu tenang dan damai. Namun berbeda dengan keadaan dalamnya.

Seorang pria manis yang menungging pasrah di ranjangnya dengan bagian belakang yang dihentak oleh pria berkulit tan dibelakannya. Pakaiaannya berantakkan, tubuh atasnya sudah tak dilapisi apapun lagi dengan rok merah muda yang tersingkap menampilkan bokong  kenyal dengan bekas tamparan. 

Tak berbeda jauh dengan si pria manis, penampilan Taehyung yang sedang menghentak dibelakang juga sama berantakannya, Taehyung tak lagi menggunakan celana, hanya kaos hitam polos yang menutupi tubuh bagian atasnya. 

Tampak lelehan sperma yang sebagian telah mengering mengotori sprei. 

“Jung, lo cantik banget pake rok. Nungging di ranjang lo sendiri nunggu buat dihentak lebih dalem kayak gini.” Taehyung berucap sambil terus menghentak lubang Jungkook. Darah Jungkook berdesir mendengar ucapan sensual Taehyung.

“Akhh— Cuma buat lo tae.”

“Iya, lubang lo emang tercipta buat gue lecehin kayak gini, Jung.”

Memang benar, hanya Taehyung yang mampu membuat Jungkook sebegininya. Ini semua terjadi karena satu jam yang lalu, Jungkook dengan lancang mengirimkan beberapa pesan bernada seksual diselipi foto dirinya yang sedang memakai rok merah muda yang bahkan tak menutupi setengah pahanya kepada Taehyung yang notabene adalah teman sekelasnya. 

Respon tubuh Taehyung tak ingin menyia-nyiakannya, bagian selatannya mengeras hanya dengan memandangi foto Jungkook dengan paha mulus yang kontras dengan rok yang dikenakan Jungkook. Taehyung bergegas menuju rumah Jungkook tak perduli jika ini sudah melewati jam malam bertamu.

Sudah hampir satu tahun Jungkook mengagumi Taehyung secara diam-diam. Jungkook begitu frustasi mencari cara bagaimana agar Taehyung jatuh kepelukannya dan tanpa banyak berpikir dan dalam pengaruh sebotol alkohol yang tadi ditenggaknya dirinya dengan lancang mengirimkan pesan tersebut dan harus merelakan lubangnya digempur Taehyung seperti ini. 

Keduanya sudah mendapatkan pelepasan pertama mereka namun Taehyung belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti, mungkin mereka akan bermain hingga pagi dan berakhir membolos sekolah besok.

Taehyung menjambak rambut Jungkook, tubuh Jungkook terangkat kebelakang dan Taehyung merendahkan tubuhnya hingga dadanya bersentuhan dengan punggung Jungkook. Taehyung lantas mengecup punndak Jungkook, meredam rasa sakit pada lubang Jungkook yang terus dihentak tanpa henti olehnya. 

“Gimana kalo anak kelas tau, murid kesayangan guru ini suka pake rok? Desperate minta diisi sama penis besar gue?” Suara Taehyung begitu rendah, telinga Jungkook dilumat dan dimainkan oleh lidah Taehyung dengan begitu lihai.

“Ahhh, Tae. Jangan kasih tau siapa-siapa.”

“Huhh lalu gue dapet apa, Jung? Apa gue bisa nikmatin lubang ketat lo ini kapanpun gue mau?”

“Iya ha ahh. Iya, lo boleh, Tae.”

Taehyung tersenyum puas dibelakang sana.

Jungkook yang terkenal dengan julukan murid yang polos dan tertib akan peraturan  tak berfikir hingga sana, bisa saja Taehyung akan membeberkan hal ini keteman-temannya atau bahkan lebih buruknya guru-guru juga akan mendengar hal ini. Taehyung si anak bebal mana peduli jika ini ia membeberkan ini mana akan mencoreng namanya pula. Teman-temannya serta guru sudah terlampau hafal dengan sikap urakan Taehyung.

Bagaimana bisa ia tadi melakukan hal itu—Oh dirinya mabuk, iya, Jungkook akan menjadikan alkohol tak bersalah itu kambing hitam atas perilaku impulsifnya tadi jika Taehyung benar melakukannya.

Sejujurnya rasa takut Jungkook tak seberapa jika dibanding dengan rasa senang karena kemungkinan dirinya akan sering bertemu dengan Taehyung atau bahkan berakhir menanggalkan pakaian keduanya dan bergulat penuh nafsu seperti sekarang ini. 

Kecupan-kecupan pada pundak Jungkook kian lama kian turun hingga punggung. Tanda merah keunguan yang mungkin tak akan hilang dalam beberapa hari itu tertanda jelas pada punggung Jungkook. mahakarya indah yang diciptakan oleh orang yang indah pada punggung yang indah pula. 

Begitu pula dengan gerakan dibelakang sana, Taehyung menghentakkan miliknya semakin dalam. Jungkook berusaha menahan gerakan Taehyung. Wajahnya ditenggelamkan pada liatan tangan didepannya. Bibir mungilnya terus menerus menmgeluarkan desahan-desahan nikmat. 

“Arghhh, Jung.” Tangan Taehyung menahan pinggang Jungkook agar Jungkook tak begitu terhuyung kedepan akibat gerakannya yang tak bisa dibilang pelan ini.

“Tae ahh ta hh.”

Kejantanan Jungkook diraih. Taehyung memompa dengan tempo yang semakin lama semakin cepat. Taehyung tak mau egois mengejar pelepasannya sendiri, maka ia membawa Jungkook bersamanya. Menjemput putih bersama. 

Titik nikmat Jungkook berkali-kali disundul didalam sana. Taehyung menumbuk lubang Jungkook semakin brutal saat pelepasannya hampir tiba.

“Nghhh, Tae. Pelankan.”

“Lubangmu terlampau nikmat untuk dimasuki dan dihentak kuat-kuat seperti ini, Jung. Lihat lubangmu menelan milikku dengan baik.”

Jungkook hampir sampai pada puncaknya. Saat kocokan tangan Taehyung bergerak semakin cepat memompa miliknya dibawah sana. Spermanya menetes mengotori tangan Taehyung.

“Ahhh taehhhh.”

Tubuhnya hampir ambruk, Taehyung menampar bokongnya agar dirinya tetap pada posisi.

“Tetap diposisi lo, Jung. Gue hampir sampai.”

Jungkook sudah tak mampu mengangkat tubuh atasnya, menyisakan bokong dengan lubang dipenuhi kejantanan berurat yang bergerak keluar masuk yang tetap terangkat. Membiarkan lubangnya dihajar habis-habisan oleh Taehyung yang masih mengejar puncaknya.

Tiga hentakan penuh tenaga menghantarkan Taehyung menuju puncaknya. Taehyung mencabut miliknya sesaat sebelum spermanya meluap keluar. Menyemburkan cairan putih kental miliknya pada punggung putih bersih Jungkook yang sayangnya sudah tak bersih lagi.

Lututnya melemah tak mampu menahan beban tubuhnya lagi, Jungkook menjatuhkan tubuhnya pada ranjang dan Taehyung mengambil tempat disebelahnya.

Udara dingin malam masuk menerpa kulit polos keduanya yang terbaring meraup udara dikamar itu. tak ada yang berbicara hingga suara Taehyung menginterupsi.

“Jung.” Taehyung hanya memanggil namanya, namun sudah berhasil membuat bulu kuduk Jungkook berkuduk ngeri. Lidahnya kelu, kata-kata Jungkook tertahan ditenggorokan enggan untuk keluar membalas panggilan Taehyung. 

Ujung mata Jungkook melirik wajah Taehyung. Mata mengintimidasi yang selalu Jungkook dambakan.

“Jung, kita perlu bicara kan.”

Jungkook mengunci rapat bibirnya, menyimpan semua jawaban pada otaknya. 

“TAEHHH”

Hingga dengan tiba-tiba Taehyung dengan cekatan membalik tubuh Jungkook. Kini tubuh jungkook terlentang dibawah Taehyung. Taehyung membuka paha jungkook, menjauhkan satu sama lain. Menampilkan lubang merekah jungkook yang tadi dilecehkan habis-habisan.

“Kita bicara sambil bermain, Jung.”

hai guys
btw ini aku update didepanku ada ibu, bapakku, LOL
kalo mereka tau aku nulis apaan, apa ga udah dicincang aku😭😭

arrays ~ TAEKOOK ONESHOT || SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang