Teruntuk sahabat ' @syanie92 ' yang sudah memberikan semangatnya bagi ku. Makasii ya sayang :) juga buat readers yang hanya numpang membaca serta yang sudah vote "Commitment" terimakasih all.
Smoga kalian bisa memberiku dukungan dgn memvote n komet crita ini lebih banyak lagi . Jangan lupa baca cerita ku yg lainnya ya,"i'm fine"
Selamat membaca".... :)
Echa POV
Kalian tahu mengapa aku membenci api? Sangat menjijikkan. Ia datang dengan wajah yang menawan. Merah merona. Dengan bangganya merusak segala sesuatu. Dia pikir ia seperti jagoan. Heh,, jago merusak! Apa artinya api jikalau ia adalah penghancur? Apa artinya api jikalau ia hanya membawa kesedihan? Tak ada kecuali untuk dihindari dan dibuang menjauh dari kehidupan. Masalah Mrs. Winasa seperti api bagi ku. Sanggup melalap dan melenyapkan ku seketika. Semenjak kejadian itu , beliau dirawat dengan intensif di rumah sakit milik keluarga Winasa. Sudah seminggu ini seluruh keluargaku hanya berbicara dengan sekedar saja dengan ku. Mereka juga tak menyinggung apa yang terjadi padaku. Seringnya kondisi itu malah membuat ku down. Mereka hanya tak ingin mengganggu keputusan murni dari padaku. I know!! Apa yang menjadi keputusanku? Aku saja bingung! Kenapa aku menjadi lemah seperti ini? Ini bukan Echa Grandt!! Seorang gadis yang kokoh berdiri dalam segala hal. Apa yang terjadi padaku?? Kemana kolerik yang tertanam dalan diriku? Berusaha mencarinya tapi tak kunjung ku temui.
Beberapa jam yang lalu, mama mengajak untuk pergi mengunjungi Mrs. Winasa bersama. Tetapi langsung ditolak oleh ku. Aku tak mau mengunjunginya. Aku takut , semua akan terjadi sesuai kehendak mereka. Bukan hatiku.
" Kak cha? Kakak didalam kamar??" aku mendengar suara Caca dibelakang pintu kamar.
"Aku masuk"
"Ada apa?"
"Tidak ada apa-apa. Kau baik-baik saja kakak?"
"Ehemmm"
" Kak, jadilah seperti air yang membawa banyak makna bagi orang lain"
"Maksud mu? Untuk apa kamu mengucapkannya Caca?"
"Bagimu air adalah kehidupan. Jadilah seperti air yang menjadi air hidup bagi orang lain. Kerjakan lah apa yang kakak anggap benar dan segera lah putuskan. Aku mengunjungi Mrs. Winasa semalam dirumah sakit. Ia tidak mau makan dan berkomunikasi dengan siapa pun. Caca pikir kakak harus segera memberikan keputusan. Mungkin keputusan kakak bisa menghidupkan jiwa nya kembali atau bahkan kakak bisa membunuhnya secara perlahan"
"Kenapa harus aku?? Biarkan saja demikian. Aku sudah tak ada sangkut pautnya dengan mereka semua!"
"Sudahlah kak, mungkin kakak harus belajar untuk lebih dewasa dari kejadian ini. Kakak juga mengambil andil untuk menyelesaikan masalah ini. Jangan biarkan berlarut-larut. Kakak selalu katakan padaku jadikan diri sendiri menjadi sumber kebahagiaan untuk orang lain"
Kamar itu menjadi saksi dalam kediaman ku.
"Sudahlah. Aku tak mau banyak berbicara, karena aku tahu kakak jauh lebih dewasa dibandingkan ku. Pergilah kunjungi Mrs. Winasa ,apapun keputusan mu ,kau adalah kakak terbaik yang selalu ku miliki."
Gadis kecilku sudah semakin dewasa. Ia menjadi matang tanpa ku duga. Ia sudah menjadi wanita. Aku melihatnya! Caca meninggalkanku sendiri. Semenjak kepergiannya tetesan air mata jatuh terurai. Untuk siapakah air mata ku ini? Bagi merekakah atau Diriku sendiri yang malang. Kegelisahan adalah awan tebal bagi batin ini. Dengan apakah awan tebal ini harus disingkirkan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Commitment
RomanceTerpendalam dalam lara, menangis dalam kesunyian malam. Malam pun tak mendengarkan nyanyian sedihku. Aku menghentakkan kaki dan tubuh yang sangat lemah. Melampiaskan kemarahan pada dunia ini kepada tubuhku sendiri. Menjambak rambut , menghantamkan...