Seakan Solusi

15.7K 366 4
                                    

Permintaan itu akhirnya sampai ke telinga Echa. Ia sangat terkejut dan shock atas berita yang melibatkan dirinya sendiri. Ia mendengar hal buruk sehari setelah ia merayakan ulang tahun tanggal 07 oktober kemarin. Meja makan yang seharusnya menjadi tempat untuk menguyah makanan menjadi tempat perang mulut. Berkali-kali Echa memohon kepada sang bunda dan Ayahnya untuk menolak permintaan tersebut.

"Echa tidak menginginkan perjodohan ini Papa! Dia bukan orang yang tepat bagi Echa. Laki-laki yang tidak bertanggung jawab sama sekali. Belum lagi anak Mr. Winasa sudah pernah menikah Papa!! Dan yang paling utama yang harus Papa dan bunda tahu , Echa masih belum siap berkomitmen menjadi seorang istri"

Tangisnya meledak membayangkan hari kelam setelah menjadi istri dari seorang Jay Winasa. Semua ini tak pernah disangka dan di pikirkannya.

" Bunda setuju sayang. Tapi kami tidak bisa mencari solusi lain. Kemarin Papa sudah melakukan usaha untuk meminta pinjaman uang dari beberapa kolega. Tetapi tidak satupun yang memberi pinjaman. Papa juga sudah menolak permintaan itu secara langsung. Tapi Mr dan Mrs Winasa menolak permintaan Papa dengan tegas."

Wanita berusia 55 tahun itu menyimpan kesedihan. Hati menolak, tapi ia tak mampu menolong sang putri untuk terlepas dari akibat permainan yang suaminya kerjakan.

"Mr Winasa sepertinya merencanakan hal ini. Katanya Echa akan menjadi menantu yang paling bahagia. Mereka akan memperhatikanmu dan ingin melalui dirimu sayang,  Jay bisa berubah. Jay sudah resmi bercerai dari istrinya. Mereka berjanji akan memenuhi dan melakukan apapun agar Echa masuk kedalam keluarga Winasa."

"Papa.. Echa gak bisa!! Sekali tidak tetap tidak Papa"

Suasana sangat hening.

"Tolong lah sayang. Papa tak pernah meminta apapun dari Echa selain hal ini. Papa yakin Jay akan berubah seiring dengan berjalannya waktu"

" Kapan Papa?? Apakah Papa tau persis waktunya? Atau waktu itu akan datang setelah aku meninggal dibunuh olehnya?"

Mr. Grandt tercengang mendengar ucapan sang putri.

"Papa, sudah. Lebih baik Papa menjual rumah ini dan kebun karet . Bunda pikir itu jalan satu-satunya untuk membayar 2,5 T  milik keluarga Winasa"

"Kita tinggal dimana donk Bunda?"

Caca angkat bicara.

" Kita beli rumah yang lebih kecil. Walaupun demikian Papa masih bisa mengelola perusahaan"

Wanita itu dengan anggun dan bijaksana menenangkan orang-orang tersayang.

"Tapi gak akan mungkin Bunda, mana ada orang punya 2,5 T secara kontan. Itu bukan jumlah yang sedikit"

Caca berbicara tentang kenyataan matematika.

"Papa akan menjualkannya kepada keluarga Winasa"

Betapa berwibawanya Mr. Grandt saat itu. I bertanggung jawab dan menjadi Sosok yang menenangkan mereka semua.

"Terima kasih Papa"

Putri sulung itu memeluk erat Mr. Grandt. Tangisnya meledak atas kasih yang diberikan sang Papa padanya dan keluarga mereka. Mr. Grandt memang tak pernah sekalipun memberikan beban kepada sang istri dan putri-putrinya , ia adalah pria yang sangat bertanggung jawab atas segala kewajibannya. Ini belum selesai. Hidup mereka masih harus bertarung dengan keputusan yang tak pasti. Manusia mencoba tetapi Allah yang memberi keputusan. Ujung kehidupan hanya Allah yang mengetahui, bukan manusi. Manusia hanya perlu berjuang untuk segala kebaikan dan kejahatan  yang ada dibumi.

CommitmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang