minta maaf bagi teman-teman yang sudah setia menantikan kelanjutan cerita ini. krna aku masih sangat sibuk 3 minggu ikut test kemudian menikmatinya indahnya sakit selama 9 hari. aku kaget juga ternyata koment teman-teman sudah banyak, ini aku persembahkan bagi kalian yang aku belum balas komentnya, yang masukin cerita ini dalam reading listnya dan yang terus setia menanti cerita ini. aku mencintai kalian :)
selamat menikmati lanjutannya ya.
——-COMMITMENT————
Alasan pertemuan itu adalah jawaban. Jawaban yang memberikan kepastian atas keinginan. Nasib dari Echa dan Jay, bahkan keluarga besar mereka. Jay datang dengan menggunakan stelan semi kaos berwarna pink dan celana jeans yang sesuai dengan tubuhnya yang atletis serta menjulang tinggi. Sepertinya ia sangat nyaman menggunakan baju-baju kasual. Sepertinya. Matanya menarik untuk dipandang para kaum hawa. Hidung mancung, kulit putih, yang paling utama. Wajah yang sangat oriental dengan pria macho dan berkarisma. Kalau orang bilang, laki banget!! Siapa yang tidak terpanah?? Tapi waktu ini bukan saatnya echa terpana. Kegelisahan melingkupi. Apa yang akan terjadi.
"Hallo Tante dan Om"
Jay, Ray dan Axy menyapa Mr dan Mrs grandt dengan sukacita. Grandt dan Winasa family. Mereka duduk berhadap-hadapan.
"Cha... Sini sayang. Duduk dengan Mama"
Echa sedikit terperanjat. Bagaimana tidak, Mrs Winasa sudah menjadi Mama bagi Echa, sebelum pernikahan terjadi. Mengatur bahasa tubuh adalah pilihan yang paling tepat saat itu. Menutupi segala kegelisahan dan ketidak nyamanan yang sudah ada didalam dirinya. Suka tidak suka Echa beranjak duduk diantara Mrs Winasa dan Jay.
"Jay, ini echa nak. Berbicaralah. Dia yang akan membahagiakan kamu dan melengkapi kebahagiaan didalam keluarga kita"
Sepertinya pembicaraan itu terlihat kaku. Seperti skenario. Lihat dengan mata hatimu, dan kamu akan merasakannya.
"Hay... jadi kamu Echa? lumayan lah... tidak malu-maluin untuk dipajang"
Kalimat itu menghentikan seluruh aktifitas diruang tamu. Caca yang menghentikan obrolannya dengan Axy dan Ray. Sedangkan Mr Grandt langsung bangkit mempertanyakan maksud kalimat tersebut.
"Maksud kamu Jay?? Anak saya jadi barang gitu? Asal kamu tahu saja ia lebih berharga dari barang apapun didunia ini. Didepan saya saja kamu sudah berani melecehkan anak saya"
"Maaf Om. Saya tidak bermaksud seperti itu. Maksud saya anak om cantik. Dibawa kemana-mana akan membuat orang tercengang"
Sepertinya jay tetap santai menghadapi keadaan keruh yang sudah ia ciptakan sendiri.
"Maafkan anak saya besan. Jay memang suka memainkan kata. Ya seperti anak gaul biasanyalah"
Mr Winasa mewakili Jay meminta maaf dan meluruskan ketegangan yang terjadi.
"Gimana Cha, anak Mama ganteng kan? Pernikahan ini akan terus dilanjutkan kan?"
Mrs Winasa mencari kepastian dari Echa. Jauh dari lubuk hatinya, ia sangat khawatir, wanita itu sedang takut. Ketakutan yang sangat membunuh. Dilain sisi Echa mengingat percakapannya dengan Mrs Winasa. Perempuan ini tidak boleh mati! Ia sangat dibutuhkan banyak orang. Mrs Winasa harus bertahan dan sehat.
"Maaf tante, om... bukan Echa ingin mengulur serta menolak apa yang sudah saya utarakan, hanya saja pernikahan adalah keputusan mutlak dari sepasang insan yang sadar akan komitmen. Kalau hanya saya sendiri yang mengerti komitmen itu saya takut semua akan berujung dengan malapetaka diantara kedua keluarga besar. Dengarkan sajalah apa yang anak Om dan tante inginkan. Ia tidak bisa tinggal diam dan terima bersih saja. Jay harus memutuskan, sebab Echa tidak menikah pada tempat tidur atau barang, Echa menikah dengan Jay. Semua akan dilakukan dengan persetujuan kami. Bukan pihak luar"
KAMU SEDANG MEMBACA
Commitment
RomanceTerpendalam dalam lara, menangis dalam kesunyian malam. Malam pun tak mendengarkan nyanyian sedihku. Aku menghentakkan kaki dan tubuh yang sangat lemah. Melampiaskan kemarahan pada dunia ini kepada tubuhku sendiri. Menjambak rambut , menghantamkan...