Seminggu telah berlalu, Echa bukan lagi menjadi Grandt. Dibalik namanya sudah tertulis Winasa. Tapi ia masih saja bingung dengan semua yang sudah terjadi saat ini.
Echa hidup dalam sebuah komitmen. Komitmen antara dirinya sendiri tanpa Jay. Apa yang Echa akan lakukan selanjutnya? Yang terjadi dimasa yang akan datang masih menjadi misteri. Status yang berbeda telah mengikat raga Echa yang terbatas. Echa dan Jay tidak akan pernah bersatu. Seperti benang kusut yang tak bisa di lepas lagi selain harus digunting, sepertinya.
Sebentar lagi Echa akan pergi mengantarkan makan siang untuk Jay. Kenyataannya Echa sangat dongkol dan marah karena Ia harus melayani Jay sekalipun dengan kepura-puraan. Ia pergi dengan memakai dress pastel dipadukan dengan sepatu flatshoes yang lebih menonjolkan kemolekan tubuhnya. Echa masih menjadi wanita yang anggun. Fortuner BZ 10 WA membawa wanita cantik itu menuju lokasi Jay.
“Selamat siang Ibu”
“Siang, Saya ingin bertemu dengan Jay Winasa”
“Maaf , Ibu boleh tunggu sebentar atau kembali nanti” wajahnya menunjukkan ada yang tidak beres. Ah lupakan, wanita ini adalah saksi bisu perbuatan kejam Jay.
“Ada apa? Saya hanya mengantarkan bekal makan siang untuk Jay Winasa. Atau makanan ini saya titik kepada ibu saja?”
“Ehhh…” terlalu lama untuk berdebat dengan seorang yang bimbang.
Echa berjalan langsung menuju ruangan Jay. Tubuhnya pucat dan gemetar seketika menyaksikan apa yang terjadi di depan mata. Ia ingin melangkah pergi tetapi seluruh tubuhnya terkunci. Jay sedang menikmati tubuh seorang wanita. Sadar bahwa ada orang lain selain mereka berdua, Jay tersenyum sinis melihat sang Istri berdiri di pintu. Dengan cepat ia menarik tubuh Echa masuk kedalam ruangan dan mengunci ruangan tersebut. Echa melihat celana yang dikenakan Jay jatuh. Ia tak mampu untuk menangis, terlalu pilu untuk ditangisi.
“Halo sayang” Jay menggodanya
Wanita telanjang itu tersenyum. Itu bukan pandangan yang baik.
“Buka pintu itu dan teruskan kebejatanmu”
Dengan lidahnya Jay menjilat bibir Echa. Klimaks, Echa menampar Jay.
“Jangan pernah berani untuk menyetuhku lagi dengan ragamu yang kotor itu” telunjuknya mengarah tepat di dahi Jay
“tak akan ku biarkan wanita sinting seperti mu pergi dari ruangan ini sebelum menyaksikan desahan ku”
“Manusia binatang!” Echa menyerang Jay
“Jangan berpura pura suci. Lihat ini agar wanita laknak sepertimu bisa memuaskanku”
Jay mendorong Echa, kasar!
“Tutup mulut mu sebelum ku ledakkan! Dan segera buka pintu itu. Karena ini semua tidak ada kaitannya dengan ku bajingan”
Jay berjalan meninggalkan Echa dan kembali merangsang wanita nya. Jay menjilat payudara wanita cantik yang terbaring , wanita itu mendesah. Mereka mendesah dengan keras dan mengeluarkan keringat menikmati setiap rangsangan kegairahan. Air mata Echa terjatuh . Ia menggigit bibir mungil nya sendiri untuk menolak kebenaran , batin nya sudah terluka. Dengan memejamkan mata , ia menutup kedua telinganya.
“Jay keterlaluan!! Bisa bisanya ia melakukan ini padaku!” Echa membatin
Mata Echa memang tak melihat gairah itu, tapi jiwanya terluka untuk semua perlakuan biadap Jay untuk Echa.
“Terima kasih sayang” Jay tetap berada diatas tubuh wanita itu.
“Ia sayang”
Selang 2 menit, Jay berdiri. Perempuan itu berdiri hampir telanjang. Dia wanita yang manis. Ia berjalan mendekati Jay yang sedang berdiri merapikan pakaian dan penampilannya. Kemudia memeluk pria tampan itu.
“Sayang, aku tak bisa tanpamu. Nikahi aku”
“Sakit sekali Tuhan. Tolong aku untuk menjadi kuat ” Echa menangis dalam batin
“Tolong buka pintu ini bajingan, dan teruskan semua kesenanganmu” ia semakin jijik untuk berada dekat dengan dua sejoli , Jay dan wanitanya!
“Bukalah, karena saya tak membutuhkanmu lagi”
Jay melemparkan kunci dengan keras kearah pintu kantor. Dengan cepat Echa berlalu meninggalkan semua kenangan pahit yang baru saja terjadi. Ia menusuri semua sudut kota dengan linangan air mata. Ia tak ingin menunjukkan pada dunia, bahwa ia baru saja kalah. Menangis ! ia kembali ke rumah sudah terlalu larut. Ia tak memperdulikan apa yang akan terjadi seterusnya. Ia mencoba tegar dan menyembunyikan amarah dan kecewanya. Karena bagi Echa, Jay sudah mati . Ia adalah janda sekalipun Jay masih hidup. Cinta tak hadir di antara mereka, tapi perbuatan Jay sudah melampaui batas sebagai manusia.
“Hatiku gelisah, kengerian menimpa aku, aku menjadi takut dan gentar, aku ingin mencari perlindungan, pada siapakah?”
Echa pulang kekediaman Winasa pukul 20.12 WIB. Waktu semakin larut dalam gemerlapnya dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Commitment
RomanceTerpendalam dalam lara, menangis dalam kesunyian malam. Malam pun tak mendengarkan nyanyian sedihku. Aku menghentakkan kaki dan tubuh yang sangat lemah. Melampiaskan kemarahan pada dunia ini kepada tubuhku sendiri. Menjambak rambut , menghantamkan...