Bunda, aku hanya ingin bunda [2]

2.4K 193 29
                                    

Kaulah ibuku, cinta kasihku

Terima kasihku takkan pernah terhenti

Kau bagai matahari yang selalu bersinar

Sinari hidupku dengan kehangatanmu

Sinari hidupku dengan kehangatanmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

:: ^^ ::

Sinar mentari yang begitu cerah dan suasana kota Surabaya yang begitu panas di siang hari ini tak membuat semangat seorang pemuda yang dijuluki pemilik senyuman semanis madu itu mengurungkan semangat, niat, dan senyumannya untuk tetap berangkat ke tempat lesnya.

Dengan baju berwarna hitam dengan sedikit dominasi garis putih-putih dengan ukuran oversized, ia berjalan seraya menjinjing tas ransel putihnya, menunggu sang kakak menjemputnya menggunakan mobilnya.

Sunooniel Sanjaya Argantara namanya dan Sunoo adalah panggilannya, diakui oleh sang kakak, Angga namanya, bahwa dirinya adalah pemilik senyum semanis madu, bahkan madu pun kalah dengan betapa manisnya senyumannya, pemilik pelukan yang hangat bagai mentari, dan juga hati yang seputih salju.

Sunoo memang dikenal seperti itu, oleh tetangga dan juga saudaranya yang lain, tapi percayalah ia memiliki kekurangan pada fisiknya, kakinya panjang sebelah.

Dan itu semua membuat dunianya berubah.

"Bunda, Sunoo boleh cium tangan bunda?" Ucapnya, dengan senyuman manisnya, dengan langkahnya yang dibawanya untuk menghampiri sang bunda.

Sedangkan sang bunda, dirinya menatap anaknya malas, lalu memberikan tangan halusnya ke sang anak, agar bisa anaknya cium walau dirinya enggan tangan miliknya dicium oleh seorang Sunoo.

Sunoo hafal dengan logat wajah bundanya yang akan selalu sama, malas, benci, tergambar jelas diwajah cantik bundanya. Ia tau, bundanya itu malas hanya untuk memberikan tangannya untuk dirinya, tapi Sunoo tak masalah, asal hari ini dia bisa mencium tangan bundanya sebelum pergi ke tempat lesnya, itu lebih baik.

Sunoo mencium tangan itu lembut, tersenyum tipis saat menatap tangan itu. Tangan bundanya yang putih, bersih, dan sangat halus inilah, yang selalu bundanya gunakan untuk memukul, menghukum, atau mencaci Sunoo tanpa segan.

"Bunda, boleh bunda doain Sunoo? Sunoo minta doa bunda ya, supaya Sunoo bisa selalu pintar dan dapat beasiswa terus, doain Sunoo supaya nanti Sunoo gak ngerepotin bunda lagi. Doain Sunoo ya bunda? Supaya Sunoo bisa sekolah tanpa satu lembar uang pun dari bunda, doakan Sunoo, supaya Sunoo bisa sukses dan bisa buat bunda bangga,"

"Sunoo sangat butuh doa dari bunda. Walau Sunoo sangat tau, bunda benci Sunoo, bunda benci dengan tubuh Sunoo yang cacat ini, tapi Sunoo minta tolong, doakan Sunoo sebentar saja bunda, supaya Sunoo bisa banggain bunda. Sunoo pengen lihat bunda tersenyum bahagia saat nanti lihat Sunoo sukses."

Bunda, aku hanya ingin bunda [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang