Rumah yang biasanya sepi itu, yang biasanya hanya melakukan beberapa aktivitas rumahan, kini ramai karena berita meninggalnya anak kelima keluarga Rendi. Ucapan bela sungkawa datang dari berbagai perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan Rendi, ucapan turut berduka cita tersebar dimedia sekolah Sunoo, membuat banyak orang merasa ikut kehilangan sosok manis itu.
Rendi yang biasanya menjadi sosok ayah yang membahagiakan, dengan senyum yang tercetak dibibir tebalnya dengan khas, kini hanya menunduk seraya membaca doa untuk sang anak seraya merangkul bahu Angelica dan menaruh kepala istrinya itu di pundaknya.
Angelica dengan pakaian serba putih, dengan kerudung yang menutupi rambut panjangnya, menangis dengan deras disamping mayat sang anak. Penyesalan sangat dia rasakan, bahkan sampai detik ini, rasanya sulit untuk melepaskan sang anak yang membuatnya menjadi seorang ibu dengan berjuta penyesalan dihatinya itu.
Daniel dan Bagas sudah datang bersama keluarganya, keduanya menangis dengan isakan tertahan, tak menyangka jika sahabatnya yang selalu tersenyum dan menjadi alasan mereka bertahan itu, kini menyerah lebih dulu.
Bagas bersandar dibahu Sagara, menangis dengan penuh pilu disana, sementara Sagara, tak ada yang mampu ia lakukan selain berusaha menguatkan Bagas dan mengikhlaskan sahabatnya itu. Sagara pun merasakan kehilangan yang sama, terakhir kali, ia bertemu Sunoo dirumahnya, itupun sebagai ucapan terima kasihnya untuk yang pertama juga terakhir kali.
Kirana duduk tepat disebelah Angelica, ia tau, seberapa menyesalnya Angelica saat ini. Kirana tau, wanita itu telah menyakiti anaknya berkali-kali, sehingga saat ini, dirinya menangis karena penyesalan. Kirana tak sanggup untuk tidak menangis juga, karena sosok Sunoo pernah ikut membahagiakan dirinya sebagai seorang ibu, sosok Sunoo pernah dirinya peluk, dan sosok Sunoo juga sangat ia sayangi, karena anak itu yang mau membahagiakan anak ketiganya.
Daniel menatap kosong jenazah Sunoo yang tertutup kain kafan, hatinya berdenyut sakit. Ternyata, kalimat Sunoo dimana dia tak yakin bisa lulus bersama menjadi kenyataan. Sunoo sudah pergi sebelum kelulusan menanti didepan mata, Sunoo sudah menyerah lebih dulu dan pergi meninggalkan kenangan baginya.
Adipati dan Evelyn, nama kedua orangtua Daniel. Keduanya menatap sang anak dengan begitu lekat, entah berapa banyak anaknya itu sudah menangis, namun mereka rasa, tangisan Daniel kali ini adalah tangisan paling pilu setelah tangis karena Daniel kehilangan nenek dan kakeknya.
Keduanya tak mampu mendekat, membiarkan Daniel menangis dengan deras ditempatnya. Anaknya sudah banyak sekali menangis, namun baru kali, Evelyn ingin memeluk anaknya itu.
Namun, ada sesuatu yang menahannya, dimana takut sang anak menolak pelukannya.
Hendery dan Jayhan duduk bersebelahan. Hendery menangis dengan begitu hebat, mungkin jika dikatakan, tak ada yang tak menangis didalam ruangan itu. Semua yang mengenal Sunoo mengeluarkan airmata, dikala raga yang biasanya tersenyum hangat itu, berubah menjadi tubuh yang tak lagi bernyawa, berubah menjadi sosok yang ditinggalkan roh pemiliknya.
Jayhan memeluk Hendery kuat, Hendery benar-benar menjadi sosok yang rapuh saat ini. Tangisan Hendery sama sekali tak berhenti bahkan setelah Sunoo dibawa pulang kerumah setelah operasi. Hendery tak pernah terpikir untuk ada diposisi seperti ini, dimana adiknya pergi lebih dulu daripada dirinya.
Sementara Jake, disebelahnya ada sosok yang pernah mengenal Sunoo, yang pernah menerima Sunoo menjadi karyawannya, Marchel. Jake adalah teman Marchel, dan saat mendengar adik Jake meninggal dunia, ia segera berangkat menuju rumah temannya itu.
Tapi, Marchel sama sekali tak menyangka bahwa adik Jake yang meninggal adalah Sunoo, sosok yang pernah ia terima menjadi karyawannya, sosok yang pernah membuatnya kagum karena kegigihannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunda, aku hanya ingin bunda [REVISI]
Fanfic❝ Setidaknya, aku bukan anak yang ingin menyakiti bundaku sendiri. Walau nyatanya, bundalah orang yang paling membuatku sakit selama ini. Aku bukanlah anak yang suka membuat bunda kecewa, namun dengan kondisi tubuhku yang tak sempurna, bunda sudah s...