Semoga bahagia, Sunoo [21]

1.5K 139 32
                                    

"Semoga bahagia, meski kini ragamu sudah tak lagi didunia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semoga bahagia, meski kini ragamu sudah tak lagi didunia."

:: ^^ ::

Angga benar-benar panik luar biasa, menangis hingga rasanya terlalu sesak, bahkan lebih sesak daripada saat asmanya kambuh pun ia rasa. Tangannya gemetar tak karuan, memegang setir pun, rasanya sudah tak sanggup.

"Halo?"

Angga segera menatap handphonenya, mendekatkannya kearah telinganya.

"H-halo, tolong... tolongin adek saya.."

"Iya nak, pasti kami tolong, kamu ke RSUD ya, saya sama yang lain bawa adek kamu kesana. Hubungi keluarga kamu juga, adek kamu kondisinya luka parah."

Angga mengeluarkan isakan lagi, sebelum pada akhirnya menekan tombol merah dihandphonenya. Angga sudah tak sanggup, sehingga pada akhirnya menekan nomor sang kakak, Jayhan yang tertera dikontak nomornya.

"Halo dek, kamu dimana? Kamu ada lihat Pak Andi sama Sunoo gak? Ini Pak Andi ditelpon gak bisa."

Angga masih terdiam, membiarkan airmata menyeruak dari matanya, dan isakan terdengar dari bibirnya.

"Angga, kamu nangis? Ada apa Angga? Jangan bikin khawatir."

"Bang Jayhan..."

"Iya dek?"

Angga berusaha kuat, menghapus airmatanya, menahan sesak didadanya, juga menggigit bibirnya sendiri untuk menahan isakannya.

"Pak Andi sama Sunoo... kecelakaan.."

Hening, tak ada jawaban apapun dari Jayhan.

"Lo bercanda kan Angga? Tadi pagi gue masih lihat Sunoo, lo pasti bercanda. Kalau lo bercanda, sumpah dek, gak lucu."

"Gue serius bang, gue baru dapat telpon. Pak Andi sudah meninggal, Sunoo dibawa ke RSUD.."

"Angga, bilang sama papa kamu gak serius kan nak?"

Angga makin lemah mendengar suara sang papa.

"Pa, kita ke RSUD sekarang ya? Kita lihat keadaan Sunoo. Sunoo butuh kita, Sunoo butuh penanganan. Ayo kesana, pa..."

"Iya nak, papa sama yang lain kesana ya? Kamu hati-hati, jaga diri kamu baik-baik."

Sambungan itu diputuskan, tangan Angga merenggang. Handphone itu terjatuh di kursi mobilnya, Angga menutup wajahnya, menangis dengan begitu deras, menyesal karena membiarkan Sunoo tak pulang bersamanya.

"Harusnya... gue gak bolehin lo pulang dek. Harusnya, gue yang jemput lo... Harusnya... harusnya gak begini."

"Brengsek! Kakak gak berguna, lo sudah kayak sampah Angga!"

Bunda, aku hanya ingin bunda [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang