Daniel and his pain [6]

733 92 14
                                    

"Mendapat kelembutan dari orangtuaku adalah satu harapan yang tak akan pernah menjadi nyata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mendapat kelembutan dari orangtuaku adalah satu harapan yang tak akan pernah menjadi nyata."

:: ^^ ::

Orang-orang diluar sana berkata, bahwa menjadi seorang anak tunggal itu menyenangkan juga sangat membahagiakan. Katanya... anak tunggal akan selalu disayang dan dimanja oleh kedua orangtuanya. Semua keinginan seorang anak tunggal akan selalu dipenuhi dan dituruti. Itu hanya katanya, bukan nyatanya. Nyatanya? Daniel Avodka Ddelexander tidak begitu, ia terpenuhi soal harta, namun tidak dengan cinta dan kasih sayang.

Bukan kasih sayang dan cinta yang dia dapatkan, melainkan tekanan dan paksaan untuk menjadi seorang pria yang sempurna. Daniel dituntut untuk melanjutkan bisnis ayahnya yang berpusat di kota Surabaya dan kini sudah memiliki cabang dimana-mana, bahkan sampai diluar pulau Jawa. Lagi, dirinya dituntut agar menjadi seorang anak terkenal disekolahnya, dirinya dituntut untuk pandai dalam segala hal.

Padahal, Daniel punya sebuah cita-cita, ia ingin dimasa depan, dirinya menjadi seorang dokter yang berwibawa. Namun, dengan kedua orangtuanya yang tak mendukung, apa bisa dirinya berharap lebih?

Daniel tak ahli dalam hal bisnis, apalagi dalam mengurus sebuah dunia perusahaan besar. Namun ayahnya sangat menuntutnya habis-habisan, dan ia hanya bisa kembali pasrah saat harus dikurung dikamar mandi karena membantah.

Belum lagi dari sang ibu yang selalu memaksanya. Daniel memang anak yang pintar, namun bukan berarti disetiap waktu ia harus belajar, dia juga ingin mengistirahatkan matanya dari semua buku-buku yang ia baca. Tapi sepertinya, ibunya tidak pernah mau membiarkan sang anak untuk istirahat sejenak. Buktinya? Setiap waktu Daniel harus membaca buku karena suruhan ibunya.

Jika kata orang, bahwa kakek dan nenek adalah orang yang paling mengerti kondisi sang cucu, maka kali ini benar adanya. Merekalah yang bisa mengerti kondisi Daniel sepenuhnya.

Kakek dan nenek yang membela Daniel sedari kecil, dulu, saat Doyoung terkena amukan marah dari sang mama hanya karena ingin bermain dengan temannya dan tak mau belajar, sang nenek menghampirinya lalu memeluk tubuh Daniel yang menangis deras dengan boneka jerapah yang ia pegang. Lalu setelahnya sang nenek menatap mamanya dengan tajam.

"Kamu seorang ibu kan? Kenapa ibu gak yakin anak ibu ini sekarang sudah menjadi seorang ibu? Ibu mana yang tak pernah membebaskan anaknya sedetik saja, ibu mana yang selalu memaksa anaknya untuk selalu belajar. Nak, anakmu itu masih kecil, wajar kalau dia bermain dengan temannya, dia masih ingin bersenang-senang, tapi kenapa kamu selalu memaksa anakmu untuk belajar? Dia juga butuh istirahat nak, anakmu butuh istirahat. Kasihan dia, jangan paksa dia membaca buku terus, Daniel terlalu kamu tekan."

Itu sama sekali tak berpengaruh kepada sang mama. Saat nenek dan kakeknya pulang kerumah asal mereka, ibunya malah memukulnya habis-habisan, mengatakan bahwa dirinya sangatlah nakal.

Bunda, aku hanya ingin bunda [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang