Pikirku pun melayang
Dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang
Tentang riwayatkuKata mereka diriku selalu dimanja
Kata mereka diriku selalu ditimangOh, bunda ada dan tiada
Dirimu kan selalu ada di dalam hatiku:: ^^ ::
Menapakkan kaki miliknya disalah satu jalanan terbesar di kota Surabaya yang kini basah sehabis dilanda hujan deras, Sunoo sedikit menggigil karena dingin yang menyeruak menyentuh kulitnya. Udara masih sangat dingin, air hujan pun masih belum berhenti turun dari loteng rumah dan lapak dagang yang kini ia lewati. Hujan baru saja reda, namun Sunoo memutuskan memakai jaket berwarna merah mudanya lalu berjalan kemana langkah kakinya menapak.
Para pedagang yang ia lewati menatap prihatin padanya bagai dirinya adalah orang yang sangat patut dikasihani, namun tak sedikit orang yang tertawa saat melihat kaki pincang Sunoo. Persetan dengan semua itu, Sunoo tak peduli sama sekali, meski hatinya sakit ditatap bagai manusia tak berguna oleh orang.
Dirinya sangat bosan untuk tetap tinggal dirumah, lebih dari kata bosan, jadi dengan bermodalkan earphone dan handphone miliknya, ia mendengarkan lagu pop penyayat hati untuk menemani langkah kakinya.
Sebentar lagi ulang tahun bundanya, satu bulan lagi, bundanya akan bertambah usia. Usia mungkin boleh bertambah tua, namun wajah bundanya tetaplah cantik dan terlihat begitu muda. Bundanya sangat pandai merawat diri.
Sang papa pun begitu, walau sudah termakan usia, sang papa tetaplah tampan dan masih bisa mengambil hati para wanita diluar sana. Selain tampan, sang papa juga berakhlak baik, siapa wanita yang tak akan terpincut dengan lelaki sebaik sang papa?
"Aku ingin memberi bunda hadiah, tapi apa?"
Sunoo berpikir sejenak, lalu menatap sebuah kedai makanan yang sepertinya baru saja buka, terlihat dari masih sedikitnya pelanggan disana. Ia melihat dengan jelas, sepertinya pemilik kedai itu sedang panik.
"Banyak pesanan tapi gak ada kurirnya, gimana ini astaga."
Pemuda yang kelihatannya memang masih muda itu menggerutu, membuat Sunoo mendekat kearahnya lalu tersenyum kaku.
"Selamat sore kak, tadi saya dengar kakaknya butuh kurir buat antar makanan ya?"
Pemuda itu menatap manis pria didepannya ini, lalu sedikit tersenyum, sepertinya dirinya tau maksud pria manis ini.
"Iya dek, kamu mau ngantar? Tapi saya belum nyediain motor adanya sepeda." pria yang diketahui bernama Marchel itu mendekati sepeda berwarna kuning bervariasi hitam tepat didepan kedai makanan miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunda, aku hanya ingin bunda [REVISI]
Fiksi Penggemar❝ Setidaknya, aku bukan anak yang ingin menyakiti bundaku sendiri. Walau nyatanya, bundalah orang yang paling membuatku sakit selama ini. Aku bukanlah anak yang suka membuat bunda kecewa, namun dengan kondisi tubuhku yang tak sempurna, bunda sudah s...