"Kalau hari ini juga, nyawa Sunoo diambil, Sunoo sudah ikhlas. Kalau hari ini, Sunoo diambil dari rengkuhan dunia, Sunoo sudah bahagia, karena Sunoo sudah bisa kasih bunda hadiah terindah."
:: ^^ ::
Satu minggu sudah lewat, tak terasa baginya bahwa besok akan tiba hari paling spesial dalam hidup bundanya. Besok adalah hari kelahiran bundanya, dimana sang bunda untuk pertama kalinya membuka mata dan melihat indahnya dunia. 20 November menjadi aksara penghias tanggal lahir sang bunda, Sunoo sudah mencacat itu di stickynotenya, dan kini, Sunoo tersenyum menatap tulisan yang ia tulis diatas note sederhananya itu.
Malam nanti, dirinya sudah membuat daftar hadiah yang akan ia beli untuk bundanya. List panjang berisi apa saja yang ingin ia beli sudah ia lipat dan ia taruh ditasnya. Sunoo memutuskan untuk memakai tabungan juga gajinya kali ini untuk membeli hadiah sang bunda, karena ia rasa, tabungan itu nantinya tak akan berguna.
"Bunda, Sunoo bakal kasih banyak hadiah buat bunda. Bunda gak boleh kecewa saat ulang tahun bunda nanti, pokoknya, bunda harus bahagia."
Tangannya tergerak untuk mengusap foto dirinya dengan sang bunda, foto yang sangat indah dimata Sunoo, dimana sang bunda tersenyum dengan dirinya yang ada dipangkuannya. Nuansa kuno tahun 2000-an kota Surabaya saat itu menjadi latar foto itu. Foto bernuansa vintage itu benar-benar menjadi foto berharga dihidup Sunoo, karena hanya foto itu, dirinya bisa bersama sang bunda.
Senyuman bundanya didalam foto itu, Sunoo tak peduli apa senyuman itu adalah senyuman ikhlas atau tidak, namun yang Sunoo tau, dia dan bundanya ada disatu frame foto dan tersenyum bersama. Itu sudah menjadi kebahagiaan sederhana nan berharga untuk Sunoo sendiri.
Surabaya masih ada diwaktu pagi, burung pun masih berkicau dengan begitu merdu, rumput dan daun hijau masih menghembuskan anginnya yang sejuk, namun Sunoo sudah berpakaian rapi dengan kemejanya hari ini. Ia ingin sekali berpakaian rapi untuk bundanya kali ini, entah, ia hanya ingin berpakaian rapi saja. Ia ingin terlihat tampan sesekali didepan sang bunda.
"Adek, udah rapi aja, mau kemana?"
Sunoo menunjukkan senyumnya kearah sang kakak, Angga, dan entah kenapa, Angga sedikit terpana dengan senyuman itu. Senyuman Sunoo yang ini berbeda, menawan juga indah dalam waktu yang sama, senyum yang entah kenapa menjadi senyum paling indah dimata Angga dari senyum manapun yang pernah Sunoo perlihatkan.
Senyum yang seolah memancarkan wajah cerah Sunoo, senyum yang seolah memberikan cahaya indah tersendiri dimata Angga, senyum yang indah rupanya seolah menjadi senyum paling indah selama Sunoo hidup.
"Gak kemana-mana, nanti malam Sunoo pengen ke mall, mau beliin bunda hadiah. Bang Angga mau antar Sunoo?"
Angga menghela nafas, sedikit menunduk dan ada penyesalan diwajahnya, "Maaf dek, abang gak bisa antar. Abang ada kerkom dan kayaknya bakal lama, mungkin samaan nanti sama waktu adek pulang dari mall, adek sama pak Andi aja mau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunda, aku hanya ingin bunda [REVISI]
Fanfiction❝ Setidaknya, aku bukan anak yang ingin menyakiti bundaku sendiri. Walau nyatanya, bundalah orang yang paling membuatku sakit selama ini. Aku bukanlah anak yang suka membuat bunda kecewa, namun dengan kondisi tubuhku yang tak sempurna, bunda sudah s...