Hal kecil yang tak akan mungkin [11]

612 85 10
                                    

:: ^^ ::

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

:: ^^ ::

Hari ini, tepatnya pada hari minggu di kota Surabaya, kicauan burung sudah terdengar menggema digendang telinga, matahari sudah menampakkan dirinya dan menyinari dunia dengan sinarnya, angin pagi hari berhembus kencang, menggerakkan dedaunan pohon rindang kesana-kemari.

Orang-orang mulai sibuk berkeliaran pada minggu pagi ini, pada hari liburan ini, biasanya orang-orang mulai melakukan aktivitas berjogging atau bersepeda, kadang sarapan di pangkalan kaki lima pinggir jalan, hal klasik memang, namun itu rutinitas.

Tepat didepan rumahnya, Sunoo membugarkan tubuhnya, lalu menyiapkan sepeda lipatnya untuk kakinya kayuh ditaman kota pagi ini. Tubuhnya kembali bugar, bahkan bisa dikatakan sangat sehat, kemarin, Sunoo sakit lagi, dan itu karena wanita yang melahirkan dirinya.

Harusnya tak begini kan? Harusnya seorang ibu tak menyakiti anaknya kan? Harusnya seorang ibu mengerti kondisi sang anak dan menerima anaknya walau tak sempurna kan? Tapi mengapa bunda Sunoo berbeda dari bunda lain? Bundanya itu.. tanpa segan menyakiti Sunoo. Beberapa kali Sunoo bangkit, berdiri dengan tegak, berusaha kuat dan bisa melawan keadaan, beberapa kali Sunoo membuat dinding kokoh untuk pertahanannya, namun sekuat apapun dinding itu, semua runtuh dihancurkan oleh bundanya sendiri.

Jika jujur diperbolehkan, Sunoo ingin sekali berucap bahwa dirinya rindu sang papa, Rendi. Tapi dirinya tau, papanya itu pasti sudah cukup lelah dengan kesibukannya, dirinya tak mau menambah beban sang papa, tak apa, ia harus belajar mandiri untuk kedepannya.

"Sunoo, mau kemana dek?" Jayhan menyapa, tatkala netra matanya menemukan sang adik sedang menaiki sepeda lipat hitamnya.

Sunoo menatap sang kakak, yang sudah rapi dengan setelan baju sederhana, hanya kaos putih lengan pendek juga celana coklat abu selutut, Sunoo tersenyum lalu memegang kendali sepedanya.

"Sunoo mau ketaman bentar bang, mau hirup udara segar, cari angin." jawab Sunoo sekenanya.

Jayhan mengangguk saja untuk membalas lontaran Sunoo, ia cukup.. tidak.. dia sangat malas untuk keluar. Dia anak pramuka, tapi dirinya tak serajin itu, sudah cukup dirinya dibuat stress dengan tugas pramuka disekolah, dia tak mau lagi lelah, jadi saat dirumah, dirinya akan menyibukkan diri dengan rebahan seraya menonton konten creator atau gamers di youtube, atau juga mencari berita terkini.

"Bang Jayhan, Sunoo pergi dulu ya!" Sunoo melambaikan tangan kearah sang kakak, lalu setelahnya langsung mengayuh sepedanya.

Menurut Sunoo sendiri, bersepeda itu hal yang menyenangkan, sehat, juga murah. Tak dapat dipungkiri, bahwa Sunoo sangat menyukai hal yang berbau sepeda. Sunoo sangat suka mengayuh sepeda kemanapun daripada harus menaiki motor, mobil, ataupun kendaraan umum lainnya. Sepeda itu kendaraan yang murah alias hemat biaya, modalnya hanya mengayuh, dimana letak kesusahannya?

Bunda, aku hanya ingin bunda [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang