1. sunflowers dan Strawberry

709 244 285
                                    

Suara isak tangis terdengar dari gadis kecil yang tengah duduk dikursi taman bercat merah,gadis itu tampak menundukan wajahnya tangannya mengucek matanya yang terus menerus mengeluarkan air mata.

"Kamu kenapa nangis?" gadis itu mendongok menatap sosok anak laki-laki yang seumuran dengannya, anak laki-laki itu tengah menatap dirinya khawatir.

"Aku ga punya teman!!" gadis kecil itu kembali terisak, ia juga kembali menundukan kepalanya.

Anak laki-laki yang sedari tadi berdiri dihadapan gadis kecil itu kemudian duduk disampingnya dan tersenyum manis menatap gadis itu.

"Aku mau kok jadi teman kamu!"

Gadis kecil yang tadinya menunduk kini menatap anak laki-laki yang duduk disampingnya "Bener kamu mau jadi teman aku?" anak laki-laki itu menggeleng membuat gadis kecil yang tadinya sudah semangat menjadi menunduk kembali.

"Aku ga mau menjadi teman kamu, aku maunya menjadi sahabat kamu!" gadis kecil itu kembali menatapnya dan kini ia benar-benar tersenyum cerah secerah matahari "sunflowers."

Anzel tersadar dari lamunanya ketika ia merasakan ada yang menepuk pundaknya Anzel menatap siapa sosok yang membuyarkan lamunannya itu.

"Lagi mikirin apa sih zel serius amat?" ah itu Arion biasanya orang-orang manggil Ari padahal Arion ga suka dipanggil Ari dia sukanya dipanggil Rion.

Arion jangan panggil Ari ntar ngamuk

"Lagi mikirin masa depan gue!" Anzel tersenyum menatap langit-langit kelasnya, kalau dilihat sih hampir mirip orang gila ya tapi biarkanlah dari pada bikin geger satu kampus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lagi mikirin masa depan gue!" Anzel tersenyum menatap langit-langit kelasnya, kalau dilihat sih hampir mirip orang gila ya tapi biarkanlah dari pada bikin geger satu kampus.

Arion menatap Anzel sinis, ia kemudian kembali meminum satu botol air mineral yang sedari tadi ia pegang.

"Ri lo tau ga kemarin gue ketemu sama ceweknya si akang Hendrik." mata Arion membulat sempurna ia menatap Anzel yang masih saja cengar-cengir sendiri.

"Mampus lo zel, kalau ada apa-apa ga usah bawa-bawa gue!"

Tatapan Anzel kini berubah menatap Arion yang kini sedang memainkan handphonenya, "Ri, lagian gue ketemunya juga ga sengaja kali!"

"Yaudah terserah lo, lagian akang Hendrik mana percaya kalau itu alesan lo!"

"Terus?"

"Ya yang gue takutin dia bakal cemburu sama lo,dan denger-denger katanya cewenya akang Hendrik suka sama lo!"

"Terus?"

"Belok ntar nabrak!"

Anzel berdecak kesal menatap Arion yang masih saja memainkan handphonenya.

"Eyyoo washap guys!!" suara itu tentu mengalihkan atensi Anzel dan juga Arion yang kini menatap Marcheel. Yang kini berada di ambang pintu bersama Jaka dan Nicko yang berdiri dibelakang Marchel.

Form His Diary | Haechan (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang