3. cukup aku saja yang tau

349 191 98
                                    

Marchel berjalan mendekat ke tempat mobil Anzel terparkirkan, ia membungkukan badannya memgintip kedalam mobil tersebut, Marchel melihat Anzel yang tertidur didalamnya, Marchel mengetuk kaca mobil tersebut berharap Anzel segera terbangun dan melihatnya yang sudah menunggu.

"Zel!!" Marchel terus mengetuk kaca mobil milik Anzel sehingga membuat pemilik mobil tersebut terbangun,ia menatap Marchel dengan samar, Anzel mengulurkan tangannya membuka pintu mobilnya, dan dengan segera Marchel memasuki mobilnya.

"Lo lama banget si chel!" Anzel mengucek kedua matanya dengan sudut jari telunjuknya.

"Ya maaf."

"Chel lo pakai aja mobilnya, gue lupa kalau ada keperluan." Anzel meraih jaketnya yang terletak di jock bagian belakang.

"Lo mau kemana?"

"Gue lupa ada janji sama orang, ntar gue nyusul." Anzel berusaha memakai jaketnya,tanpa meperdulikan tatapan tajam dari mata Marchel.

"Tapi zel!, gue takut ntar lo kecapean, gue ga mau terjadi apa-apa sama lo, mending gini aja, gue yang turun aja." Marchel beranjak turun dari mobil itu namun Anzel segera menahannya agar Marchel tetap berada di tempatnya.

"Chel, lo ga usah khawatir, gue baik-baik aja, ya udah gue duluan ya!" Anzel segera keluar dari mobilnya, sementara Marchel hanya menatap Anzel yang semakin lama tak terlihat lagi.

"Zel lo keras kepala banget sih, gue ngerasa gue temen yang bego tau ga!" Marchel mengacak rambutnya kesal, Anzel memanglah tipikal orang yang keras kepala, tidak mudah bagi seseorang untuk mengalahkannya.

Atensi Marchel tertuju pada botol putih yang ia sudah tau isi didalam botol tersebut, "Zel lo, lupa bawa obat lo!" Marchel segera meraih poshelnya mancari kontak Anzel didalamnya.

Ia menkan Ikon yang bertuliskan 'call' ia juga mendekatkan ponselnya di telinganya.

'halo!,kenapa Chel?'

Terdengar suara dari Anzel dari sebrang sana.

"Zel lo lupa bawa obat lo, gue susulin, lo dimana?"

'ga usah Chel, gue udah minum obatnya kok, tenang aja ga usah khawatir!'

Marchel menghembuskan napasnya lega, ia sudah tidak perlu mengkhawatirkan itu lagi, kini Marchel mulai mengendarai mobil milik Anzel, dengan perlahan mobil itu kian menjauh dari gedung yang cukup besar, besarnya gedung itu bisa saja menampung ratusan ribu orang bahkan bisa lebih kalau disesel-sesel.

Marchel merasa dirinya sangat beruntung bisa berteman dengan orang sebaik teman-temannya termasuk Anzel, Anzel cukup banyak membantunya, termasuk membantunya untuk menemui orang-orang yang ia sukai.

Tapi ada dua hal yang benar-benar ia tidak tau dari sosok Anzel, gadis yang Anzel cintai dan tentang keluarganya, ya Marchel dan yang lainnya tau hal itu adalah privasinya, namun mereka benar-benar tidak tau sedikit saja tentang keluarganya dan gadis pengisi hatinya.

Anzel selalu bilang dia terlalu spesial untuk dipamerin sama orang-orang, gue takut ntar ada yang ngambil dia dari gue, biar gue aja yang memilikinya, soalnya dia terlalu langka.

Dasar bucin

~🌻🌻~

Anzel berjalan memasuki kelas yang terdengar hening tapi ia merasa masih ada beberapa manusia didalamnya, dengan perlahan Anzel berjalan memasuki kelas tersebut, namun dugaanya salah, ia mengira jika ada beberapa orang di dalam kelas tersebut, padahal hanya ada gadis berkuncir dua yang terlihat sedang tertidur di mejanya, Anzel tersenyum menatap gadis itu kemudian berjalan mendekatinya.

Form His Diary | Haechan (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang