20. Tak sejalan dengan rencana

91 12 1
                                    

Biarkanlah takdir yang menentukan bagaimana perjalananmu setelah aku pergi, Aku ingin sekali melawan takdir untuk tetap di sini bersamamu dan semua orang.

"Raga sudah tau semuanya bahkan tentang Azril!, lalu apa yang harus aku lakukan?, dia juga pergi karena itu?" Shena berbicara dengan lantang, di hadapan Bayu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Raga sudah tau semuanya bahkan tentang Azril!, lalu apa yang harus aku lakukan?, dia juga pergi karena itu?" Shena berbicara dengan lantang, di hadapan Bayu.

Bayu menatap Shena dalam-dalam terdapat sorot kesedihan pada mata wanita itu. Bayu mengelurkan tangannya, membawa Shena kedalam dekapannya. "Hei tenang, jangan pernah berpikir saya pria yang tidak berani bertanggung jawab, Shena!, kamu tak perlu melakukan apapun!, di sini ada saya." Pria itu berucap dengan dengan begitu tenangnya. Tangannya terangakat mengelus surai milik wanita yang ada di dekapannya dengan penuh kelembutan.

"Aku tidak pernah takut jika Raga akan menceraikanku, tapi sungguh aku takut jika ia akan membuat Azril terluka!" ucap Shena, sesekali wanita itu terisak membayangkan bagaimana pedihnya jika yang ia bicarakan benar akan terjadi.

"Untuk lepas dari Raga saja itu seperti hal mustahil!, kamu taukan bagaimana dia?"

"Sudah-sudah tak perlu khawatir aku ada untuk kamu dan anak kita."

🌻🌻

Bagaimana dan seperti apa jatuh cinta itu, kata nenek jatuh cinta itu menyakitkan tetapi ini sangat menyenangkan. Setelah dulu ketemu di Batam sekarang aku ketemu lagi sama dia di Jakarta. Tapi kenapa dia aneh. Dan aku rasa aku sudah jatuh cinta sama dia. Jesie Joane Deja.

Jakarta, 14 Agustus 2010.

Deja telah membaca lembar pertama pada buku yang di berikan oleh Airin saat itu. Ia menertawakan apa yang ada di dalam buku itu. "Kenapa tak pernah bilang, walau saat itu aku tidak tau apa itu cinta."

"Aku tau kamu memang bukan laki-laki yang mudah menyerah, kamu adalah laki-laki yang begitu bijaksan dalam menjaga perasaan seseorang." ucap gadis itu dengan lirih, sesekali matanya menatap bingkai foto yang ada pada meja di sudut ruangan itu.

Gadis itu kembali menatap buku yang ada di pada tanhannya. Dengan sangat hati-hati ia membuka lembar berikutnya buku.

Pengen deh setiap hari nulis kaya gini terus ntar kalau udah nikah sama Deja aku kasih liat ke dia, seberapa aku cinta sama dia, terus yang satu aku kasih buat Azril. Aaa jadi kangen sama Deja, dia lagi ngapain ya sekarang pengen ketemu, tapi besok aja kan udah malem.

Jakarta, 15 Agustus 2010

Deja kembali tertawa saat membaca tulisan tangan dari Anzel yang begitu berantakan. Namun isi dari tulisan tersebut membuatnya menghentikan tawa. Dari sini ia tau satu keinginan pria itu sudah tidak akan terwujud. "Katanya mau nikah sama Deja, tapi kenapa pergi?, dasar pembohong!"

Form His Diary | Haechan (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang