Bagian [ 2 ]
• a v o i r - p e u r •:::
"Cari anak mereka! Aku melihat bayi itu masih hidup sebelum ledakan terjadi."
Dari kejauhan, terlihat para pria bersetelan hitam tengah berkeliaran di area kawasan hutan. Tikungan yang tajam, dan posisinya yang dekat dengan jurang di sisi-sisinya membuat siapapun tidak akan heran jika rawan kecelakaan di sini. Kondisi jalan baik, tidak ada lubang yang menjebak ban para pengendara. Namun kawasan yang ditutupi pohon-pohon tinggi membuat cahaya matahari pun segan untuk menerobos meski di siang hari.
Suhunya lembab karena minimnya paparan sang mentari. Tepat di tikungan ke-duabelas, adalah TKP yang merenggut keluarga Verdinand. Tidak ada lagi garis polisi yang melintang seperti halnya 6 bulan lalu. Tempat ini sudah kembali normal seolah tak pernah terjadi apapun di sana.
"Apa kalian menemukan sesuatu?" tanya seorang pria yang sedari tadi berdiri mengamati yang lain berkeliaran.
"Belum, Mr. White. Apa kita tidak sebaiknya mencari informasi pada Mr. Black? Bukankah beliau melakukan penyidikan TKP sebelum menemukan para pelaku? Mungkin ada titik terang dari masalah ini." Asisten yang dikenal dengan nama 'Blue' itu memberi saran setelah berjam-jam tidak ada yang mereka dapatkan di area TKP.
Pria dengan gaya rambut undercut yang dipanggil White itupun terlihat serius mengamati para pekerjanya yang masih menyebar di area TKP.
Tidak ada satupun mobil atau kendaraan lain yang lewat selama mereka bekerja. Mereka memasang palang perbaikan jalan dan menugaskan seseorang untuk bertugas sebagai satpam. Biarpun kawasan ini sepi, tetap ada kemungkinan orang akan lewat. Manusia yang kepo selalu membuat masalahnya sendiri. Dan mereka tidak mau berurusan dengan orang-orang tidak penting seperti itu. Mencegah selalu lebih baik dari mengobati 'kan? Sangat khas dari para pekerja AVO. Perfeksionis. Mereka bekerja dengan hati-hati dan penuh strategi. Fokus dan berdedikasi tinggi. Singkirkan yang hanya bisa menghalangi dan mengganggu.
Berjam-jam mereka mencari petunjuk akan bayi yang dimaksud Tuan Muda mereka, tapi nihil. Tidak ada apapun yang bisa dijadikan acuan informasi.
Mr. White meraih topi cowboy di pinggangnya. Lalu memasangnya di atas kepala.
"Bergegas. Kita menuju Mr. Black, sekarang!" titahnya lalu berbalik ke dalam mobil dengan langkah pasti.
Blue mengangguk, berjalan tegap dan memberi instruksi pada para pria bersetelan hitam. Setelah menghentikan kegiatan, mereka yang telah dilatih sigap bergerak secara pasti dan efisien. Menuju mobil masing-masing dan beriringan di belakang mobil Blue untuk menyusul Mr.White.
::
"Tidak ada CCTV di area itu." ujar Mr. Black santai sambil meneguk cocktail-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You, Daddy!
RomanceWarning! 21+ -Mature content [please be wise, mature are not same with porn. So open ur mind] "Jika kita bisa memilih dengan siapa kita jatuh cinta, percayalah... cinta takkan lagi jadi sesuatu yang istimewa." [• Love you, Daddy!• ]