Bagian [ 5 ]
•Mon-père•
:::
Geishara AmeedeAku marah.
Pada lelaki tampan yang sialnya adalah ayahku.
Setelah pulang dari taman bermain, kami sempat bertengkar di dalam mobil. Ah, itu belum berakhir. Setelahnya kami saling mendiami satu sama lain.
Engg, sebenarnya dia berusaha membujuk dan mengajakku bicara. Tapi sudah kubilang kan, kalau aku marah. Aku merajuk supaya dia mengalah dan menuruti permintaanku. Apa salahnya dengan tidur bersama? Kenapa dia jadi tidak mau lagi tidur denganku?
Padahal aku hanya ingin bermanja dan menghabiskan waktu sebanyak mungkin dengannya. Dia selalu sibuk, membuatku jarang bertemu dengannya. Bahkan yang lebih sering menghadiri rapat dan mengambil raportku adalah Paman Blue. Kenapa Daddy begitu egois? Katanya dia kaya, tapi kenapa harus mencari uang sebegitunya? Dasar Daddy yang serakah!
Aku memandang pintu kamarku dengan kesal. Melempar boneka teddy pink di tanganku hingga boneka itu terbentur di pintu. Tapi sayangnya, suaranya tak sekeras yang kuharapkan. Padahal aku sengaja melemparnya agar ayah sadar kalau aku benar-benar marah.
Tok! Tok!
Suara pintu diketuk membuatku kaget dan langsung menyembunyikan diri di bawah selimut.
"Ara, ini Daddy. Boleh Daddy masuk?"
Aku mendengus sebal. Sejak kapan dia butuh izin untuk masuk ke kamarku?
Aku tetap diam, tak mau menjawabnya. Aku menajamkan telingaku. Berusaha mendengar suara di balik pintu. Mereka-reka apa yang akan dilakukan daddy-ku itu.
Suara pintu yang dibuka membuatku tersenyum. Aku bisa mendengar dengan jelas ketukan sepatu kulit yang beradu dengan keramik di bawah, membuat jantungku berdegak kencang, gugup.
Dia menarik selimutku, aku memejamkan mata dan pura-pura tidur.
"Ara," panggilnya lembut.
Aku berusaha menabahkan hati, aku tidak boleh luluh hanya karena tergoda oleh suaranya yang lembut itu. Aku sudah besar, bukan anak kecil lagi yang bisa dibujuk dengan satu butir permen dan pelukan hangat.
Tidak semudah itu!
Akan kutunjukkan aku sangat keras kepala. Sama sepertinya.
"Ara, aku tahu kamu hanya pura-pura tidur." ucapnya sambil mengelus puncak kepalaku.
Ah, sial. Aku harus ikut ekstrakurikuler teater agar bisa mengelabui matanya yang tajam!
Aku tetap memejamkan mata tanpa menggubris panggilannya. Aku bisa mendengar ia menghela napas. Kenapa orang dewasa sering sekali menghela napas? Mereka jadi terlihat tua berkali-kali lipat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You, Daddy!
RomanceWarning! 21+ -Mature content [please be wise, mature are not same with porn. So open ur mind] "Jika kita bisa memilih dengan siapa kita jatuh cinta, percayalah... cinta takkan lagi jadi sesuatu yang istimewa." [• Love you, Daddy!• ]