Bagian [ 4 ]
• M a - f i l l e •:::
Sudah tiga bulan sejak Orville pulang ke kediaman Verdinand. Waktu berlalu cepat, pemuda yang usianya masih hijau itu kini telah berkutat dengan rapat dan deal-deal besar yang menentukan arah perusahaan ke depannya.Bekas luka masih ada di tubuhnya, meski perawatan mahal serta laser dilakukan untuk memudarkan itu semua. Orville tak membiarkan siapapun mengasihani dirinya, terutama hanya karena bekas luka yang masih terlihat.
"Mr. Ov, satu jam lagi anda ada pertemuan di ßràilléé Restaurant bersama klien dari USA untuk membahas kontrak terkait majalah dan produk AVO yang akan launching," lapor seorang sekertaris yang usianya sekitar kepala tiga itu.
"Terima kasih, Nona Grace. Ada informasi tambahan?" tanya Orville sambil menandatangani dokumen di mejanya.
"Mr. G tidak suka hidangan berbahan dasar kepiting dan alergi dengan kacang-kacangan selain almond." Orville mengangguk-angguk.
"Sampaikan pada pihak restoran untuk tidak memasak makanan yang ada kepiting dan kacang-kacangan. Ah, kecuali almond. Ada lagi?" tanya Orville, kini ia meletakkan penanya dan menutup berkas yang sudah ditandatangani, menumpuknya dengan berkas lain.
"Mr. Brown sedang dalam perjalanan kemari bersama dengan Bastian." Kali ini, perhatian Orville teralih sepenuhnya.
Orville melihat jam di pergelangan tangannya, ia punya firasat yang membuat jantungnya bekerja lebih keras. Tiba-tiba ia dilingkupi perasaan yang membuat perutnya terasa melilit. Ia menoleh ke arah sekertarisnya, seolah menimang apa yang akan diucapkan.
"Datanglah ke ßràilléé Restaurant, temani Mr. Thomas untuk mewakiliku bertemu Mr. G. Sampaikan maaf dan salam dariku untuknya karena tidak bisa hadir."
"Sesuai perintah, Mr. Ov." Angguk Grace lalu menunduk dan keluar dari ruangan.
::
"Jadi dia di sana?" tanya Orville dengan nada dingin.
Brown mengangguk, lingkaran hitam terlihat jelas di matanya.
"Anak itu perempuan. Tidak ada kerabat hidup di negara ini ataupun negara asalnya." jelas Brown memberikan informasi.
"Dimana Mr. White?" tanya Orville sambil memandangi jalanan Kota Paris dari balik jendela.
"Di sana, bersama Black dan Blue. Menunggu Anda."
::
Orville berdiri tegak tanpa melakukan gerakan sedikit pun. Matanya menatap awas dan tajam. Raut wajahnya dingin dengan rahang yang terlihat mengeras menahan gejolak emosi.
"Kenapa dia tidak berhenti menangis!" bentak Orville pada pengasuh yang disewa Mr. White.
Para baby sitter yang berjumlah empat orang itu hanya terdiam dan menunduk takut-takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You, Daddy!
RomanceWarning! 21+ -Mature content [please be wise, mature are not same with porn. So open ur mind] "Jika kita bisa memilih dengan siapa kita jatuh cinta, percayalah... cinta takkan lagi jadi sesuatu yang istimewa." [• Love you, Daddy!• ]