Bismillahirrahmanirrahim
Jangan lupa vote dan komentar kalian ya!💙
Happy reading💙
🍁🍁🍁
Sarapan pagi dimulai, Anna, Darmawan dan Mira fokus dengan makanannya, sedangkan Sera tidak nafsu makan, gadis itu sesekali melirik orang tuanya. Mira yang baru menyadari gelagat Sera menghentikan sarpannya, ia menatap putri kesayangannya.
"Kamu kenapa Ra? Ada yang mau kamu omongin?"
Sera terkesiap ia membalas tatapan sang ibu, dan menampilkan ekspresi gugup, lalu menunduk gelisah. Mira khawatir ia menggenggam telapak tangan Sera lembut.
"Ngomong aja gak pa-pa sayang." Mira tahu ada yang tidak beres dengan Sera, gadis itu terlihat gelisah dan banyak pikiran.
Darmawan juga mengentikan sarapannya ia menatap Sera bingung. Anna juga melakukan hal yang sama.
"Aku lagi ada masalah." Sera berkata pelan dengan masih menunduk.
"Masalah apa? cerita Sera." Darmawan berujar tegas.
Sera menelan saliva dengan susah payah ia melirik ayahnya ragu. Lalu dengan mata ekspresi menyesal dan mata berkaca-kaca ia menjawab. "Kemarin disekolah aku buat kesalahan."
Rahang Darmawan mengeras ia menatap Sera serius. "Masalah apa?" Tanyanya dengan sorot rumit.
Mira yang melihat ekspresi suaminya menjadi cemas, ia lebih mendekat pads Sera mengelus punggung gadis itu lembut. Ia tidak akan membiarkan Sera ketakutan pada ayahnya.
"Bu-bukan masalah sekolah yah, tapi aku gak sengaja jatuhin Hp temen aku ke bawah, waktu aku lagi di lantai dua, Hp temen aku rusak total dan temen aku minta ganti dikasih waktu seminggu." Sera berkata jujur, waktu itu ia benar-benar panik, apalagi ponsel temannya itu keluaran terbaru bermerek iPhone. Di jam istirahat Sera meminjam ponsel temannya untuk selfie-selfie, tapi karena kurang hati-hati ponselnya jatuh dan mendapatkan amarah dan ganti rugi dari temannya.
Darmawan, Mira dan Anna melebarkan matanya mendengar ucapan Sera, "merek Hp temen aku apa nak?" Tanya Mira lembut tidak ingin membuat anaknya takut.
"iPhone 10," jawabnya meringis.
Mereka membelelakan matanya, berarti uang yang harus dikeluarkan bukan jumlah sedikit? Darmawan memijit pelipisnya pusing dengan kelakukan putrinya ini.
Sebelum orang tuanya menceramahinya, Sera lebih dulu menyela ia menatap kakaknya memelas. "Kak Anna kan ada uang, boleh gak gue pinjem dulu? Lo kan punya uang dari ay--"
"Lo butuh berapa?" Tanya Anna cepat, bukan apa-apa ia hanya tidak ingin Sera mengatakan kalau ia punya uang hadiah ulang tahunnya dari ayah. Padahal ayahnya tidak memberikan uang sama sekali. Tapi Anna mempunya tabungan dari hasil kerja online shop tanpa mereka ketahui.
Sera tersenyum ia seperti mempunyai bantuan. "12 jutaan," jawabnya ringan.
Anna melebarkan matanya, tabungan yang ia punya bahkan tidak sampai empat juta. "Gue gak punya uang sebanyak itu,"
Sera diam-diam mendengkus ia berkata lirih. "Tapi kan kak An--"
"Gue udah beli alat lukis," sela Anna cepat. Ia yakin Sera tahu apa maksudnya. "Dan uang yang gue punya gak sampai empat juta."
KAMU SEDANG MEMBACA
Survive or give up?
Teen Fiction"Aku gak bisa bilang mereka baik, karena pada dasarnya luka ini mereka yang buat."----- Anna. . "Jahat banget ya, aku ke kamu. Seandainya waktu bisa di ulang, aku bakal bilang sama dunia, kalau Anna ini cewek yang aku cinta tanpa batas."------ Lio...