BismillahirrahmanirrahimJangan lupa vote sama komentar kaliannya ya!💙
Kalau sider pergi aja hehe:) karena jujur itu gak bikin aku semangat lanjutin cerita kalau sepi, mikirnya emang cerita aku gak ada menarik-menariknya:)
Cerita ini semacam brokenhome, kesedihan antara memilih bertahan atau menyerah.
Awal-awalnya biasa aja, tapi makin kesini makin seru kok, ya, semoga aja:)
Enjoy ya! Happy reading💙
🍁🍁🍁
Pintu kamar minimalis itu terbuka oleh gadis cantik dengan senyum riangnya, gadis itu membawa kotak berbentuk persegi panjang. Lalu melangkah mendekati kakak perempuannya yang duduk diatas kasur.
"Kak Anna!" Gadis itu duduk disamping gadis yang disebut Anna.
"Liat deh, Ayah kasih gue hadiah iPhone! Yaampun, Ayah itu ngasih gue hadiah ulang tahun nggak pernah ngecewain, seneng banget deh!"
Ucapan dengan nada riang dan terlihat senang dari Sera membuat Anna terdiam. Gadis itu menunduk diam-diam menyembunyikan barang dibalik selimut yang sedari tadi ia genggam. Matanya kembali menatap sang adik yang beda satu tahun darinya, ulangtahun mereka di rayakan bersama karena hanya beda satu minggu.
"Kalau lo apa?! Pasti bagus juga dong?" Tanya Sera antusis.
Anna tersenyum manis. "Gue nggak minta hadiah, tapi gue minta uang buat beli alat lukis sama sepatu sekolah."
Mulut Sera membentuk huruf 'o' ia mengangguk tersenyum. "Kebiasaan ya lo kak minta hadiah pake uang, padahal pake barang bisa aja lo dikasih yang lebih bagus dari gue."
Anna menggeleng. "Kadang apa yang mereka kasih gak sesuai harapan."
Sera berdecak. "Gak boleh gitu, syukur-syukur dikasih, lo malah ngelunjak, dah ya gue mau balik ke kamar dulu."
Setelah melihat Sera keluar dari kamarnya Anna menghela nafas ia menunduk mengeluarkan barang yang dibalik selimut.
Sebuah buku paket.
Senyum miris terukir dibibir gadis itu mengingat beberapa menit yang lalu Ayahnya datang sebelum Sera.
Flashback on :
Pintu kamar Anna dibuka oleh pria dengan wajah tegas dan beberapa buku tebal ditangannya. Anna yang sedang memainkan ponselnya menoleh. Gadis itu langsung duduk tegak menyimpan ponselnya dibalik selimut.
Pria dengan nama Darmawan itu duduk disamping Anna. Lalu ia menyimpan buku-buku tebal itu tepat didepan anaknya.
"Ini hadiah ulang tahun kamu dari Ayah, ini buku-buku kelas 12 sama pejaran lainnya, yang bisa kamu pelajari," ucap Darmawan dengan sorot tegas. "Ayah harap kebodohan kamu itu berkurang kalau belajar di buku ini, kamu harus membanggakan jadi anak, harus kayak Sera setiap dapet nilai selalu tinggi, dan selalu juara satu dikelasnya."
Anna menunduk menatap setumpukan buku tebal itu. "Kenapa buku lagi?" Tanyanya tanpa menatap Darmawan.
Pria itu terkekeh tapi terkesan mengejek. "Dari kamu SMP Ayah kasih kamu buku bukan tanpa alasan bukan? Ayah mau kamu jadi anak pinter, nilai kamu tinggi, jadi juara dan selalu ikut olimpiade, tapi apa? Kamu sama sekali gak ada perubahan kan? Masih aja malas dan bodoh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Survive or give up?
Ficção Adolescente"Aku gak bisa bilang mereka baik, karena pada dasarnya luka ini mereka yang buat."----- Anna. . "Jahat banget ya, aku ke kamu. Seandainya waktu bisa di ulang, aku bakal bilang sama dunia, kalau Anna ini cewek yang aku cinta tanpa batas."------ Lio...