Tujuh

1K 156 15
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Jangan lupa vote dan komentar kalian ya!💙

Happy reading💙

🍁🍁🍁

Anna keluar kelas setelah bel istirahat berbunyi, gadis itu menyusuri koridor sendirian, sesekali tersenyum tipis saat ada yang tersenyum kepadanya, hanya sekedar mengenal tidak dekat. Hidup tenang tanpa adanya gangguan disekolah itu yang dilakukan Anna. Tidak banyak tingkah, tidak mencolok, dan tidak terlalu cupu agar tidak adanya bullyan.

Ia sampai diarea kantin, matanya tidak sengaja melihat ke meja yang di isi lima orang, tanpa sadar Anna mendengkus saat melihat Lio memotong bakso untuk Kaila. Ia jadi berfikir kapan ya bisa satu meja ngobrol bareng, tertawa bersama Lio dengan status pacaran.

Entahlah, Anna sendiri bingung dengan cara berpacarannya. Ia memilih pergi ke tempat jualan batagor, biasanya Anna akan membeli makanan kantin dengan harga murah, kalau tidak batagor ya mie rebus, kalau tidak ya roti atau gorengan. Sesuai dengan uang jajannya. Setelah menerima satu piring batagor dengan porsi kecil Anna memilih meja, dan silanya meja kosong ada didekat meja Lio dkk.

Tak ingin berlama-lama berdiri Anna memilih duduk dimeja tersebut dengan langkah ringan dan tatapan lurusnya. Jujur moodnya hari ini benar-benar buruk gara-gara kejadian tadi pagi di meja makan.

Melihat ada Anna yang duduk didekat mejanya membuat Lio menatap gadis itu agak lama, Lio kadang heran kenapa Anna tidak punya teman? Setidaknya hanya teman sekolah yang bisa di ajak ke kantin bareng? Seandainya hubungannya tidak diam-diam seperti ini ia ingin sekali mengajak pacarnya untuk gabung bersamanya dengan yang lain.

"Ngapain liatin tuh cewek?" Tanya Ziko menatap Lio.

Lio tersentak ia berdehem lalu melanjutkan acara makannya dengan santai menjawab. "Emang kalo liatin lo boleh?"

"Sinting lo! Balas Ziko ngeri ia menggeserkan duduknya merapat ke Fian agar tidak terlalu berhadapan dengan Lio.

Diran sendiri terkekeh ia menggeleng-gelengkan kepalanya. "Sesat, sesat."

Sedangkan Kaila fokus dengan melahap baksonya, dengan mengunyah bakso Kaila menatap sahabat-sahabatnya, lalu tatapannya jatuh pada gadis yang memakan batagor seorang diri.

"Dia aku liat-liat suka sendiri ya? Jadi pengen aku temenin boleh gak?" Ujar Kaila kembali menatap sahabat-sahabatnya.

"Boleh aja gak masalah, Selama gak nyakitin lo," balas Fian enteng.

Diran mengangguk. "Tapi kayaknya tuh cewek anaknya pendiem gitu gak sih? Aman ya?

"Bagus jadi gak berisik," sahut Ziko.

Kaila mengangguk tersenyum riang lalu menatap pada Lio. "Boleh kan Yo? Solanya pengen punya temen cewek," tanyanya harap-harap cemas.

Bukan tanpa alasan Kaila meminta izin pada keempat sahabat lelakinya, karena selama ini Kaila tidak diperbolehkan mempunyai teman dekat selain mereka, pernah Kaila mempunyai teman perempuan dekat waktu Smp, tapi temannya itu ternayat hanya memanfaatkannya dengan menyontek tugas, meminta traktir belanja, dan menggosipinya dibelakangnya, jelas itu mengundang kemarahan Lio, Diran, Fian, dan Ziko.

Disitulah Kaila jika ingin mempunyai teman harus memilih, dan bilang pada ke empat cowok itu. Dan biasanya Lio yang akan menentang keras Kaila berteman dengan orang lain, bukan apa-apa lelaki itu takut Kaila hanya di manfaatkan saja dan gadis itu berujung menangis kecewa.

Survive or give up?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang