Sepuluh

878 145 62
                                    

Bissmillahirrahmanirrahim:)

Jangan lupa vote dan komentar kalian ya^^

Happy reading💙

*******

"Ini, buat kamu." Anna menyerahkan lukisan dengan ukuran sedang ditutup menggunakan kertas kado berwarna coklat.

Lio menerimanya dengan senang hati, ia tersenyum kembali menatap sang pacar, "aku gak lagi ulang tahun lho, tapi makasih ya, seneng banget serius."

Anna tersenyum kecil, saat ini mereka berada dikafe salah satu mall, sekolah diliburkan karena guru ada rapat penting dengan waktu lumayan lama. Lio memanfaatkannya dengan mengajak Anna jalan-jalan, sekalian minta ditemani membeli kado ulang tahun untuk adiknya yang tiga hari lagi menuju usia delapan tahun.

Gadis itu awalnya menolak, karena masih kesal dengan Lio, tapi alasan pacarnya untuk minta ditemani membeli kado membuat Anna mau tak mau mengantarkannya. Sekalian ia juga ingin memberikan lukisan yang harusnya diberikan kemarin, ia juga meminta izin keluar rumah dengan alasan kerja kelompok agar orang tuanya mengizinkannya.

"Boleh buka sekarang gak? Aku penasaran," sahut Lio menatap sang pacar dalam.

Menggeleng cepat adalah balasan Anna, membuat Lio sedikit mengerucut tapi tetap mengangguk, Anna sendiri yang melihatnya tersenyum kecil, terkadang Lio akan bersikap lucu seperti ini.

Ekspresi Lio berubah termenung, lelaki itu memandang Anna yang melahap pasta yang dipesannya. Ia melipat bibir bawahnya lalu menghela nafas.

"Anna maafin aku ya?"

Gadis itu berhenti makan, ia menatap Lio yang memandangnya menyesal. Ia menghela nafas pelan lalu meneguk air putihnya. Dan kembali memandang pacarnya.

"Aku udah maafin kamu."

Mata Lio mendelik, pacarnya ini tidak ada acara marah-marahan atau dibujuk sesuatu? Langsung dimaafkan begitu saja? Dan ... Telepon semalam itu maksudnya apa? Lio akan bertanya pada Anna.

"Kamu bener maafin aku? Na ... ?" Lio memastikannya menatap bola mata teduh pacarnya.

Senyum lembut dan tatapan teduh yang diberikan Anna pada Lio. Gadis itu mengangguk dua kali, "aku yakin kamu punya alasan 'yang lebih penting kan?' aku ngerti Lio."

Ucapan Anna alih-alih membuat Lio merasa hangat karena pacarnya pengertian, justru Lelaki itu tertegun, merasa gelisah.

Entah kenapa.

******

Sesudah makan, sepasang kekasih itu pergi mengitari mall membeli sesuatu yang menarik untuk anak perempuan usia delapan tahun. Lio yang memintanya makan dulu, karena lelaki itu mendengar suara perut tanda kelaparan berasal dari perut Anna. Dan gadis itu sepertinya tak sadar perutnya bunyi karena waktu didalam mobil gadis itu tertidur karena mendengarkan musik galau yang ada di radio. Gadis jika mendengar lagu sedih pasti akan tertidur.

Ini sudah pukul sembilan, apa Anna belum sarapan? Tapi Lio tak bertanya, ia langsung mengajaknya makan dengan alasan Lio belum makan, padahal sudah dan lumayan kenyang.

"Kamu ada ide gak, kira-kira hadiah apa yang aku kasih ke Lia." Lio berkata melirik Anna, tangannya terus menggenggam telapak tangan mungil sang pacar.

Anna tampak berfikir, lalu ia kembali memandang Lio. "Kamu tahu hobi Lia apa?"

"Ah! Lia suka banget berkebun, di taman rumah aja rata-rata adek aku yang tanam tauk." Lio berkata dengan nada antusias, ia tersenyum mengingat raut senangnya adik satu-satunya saat setiap kali berkebun.

Survive or give up?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang