💙💙💙
Nafas alana terengah, begitu juga aldi saat pelepasan mereka untuk pertama kalinya. Aldi tau alana masih canggung. Terlebih aldi baru saja mengeluarkan cairan percintaannya didalam.
Meskipun aldi sudah memberinya obat tadi, tapi tentu saja dia begitu was was saat ini. Wajahnya pucat, tak seperti biasanya.
" kenapa sih ? Kalaupun hamil yaudah tinggal jalanin, aku gak bakal lari.... " aldi mulai jengah dengan rasa khawatir alana yg berlebih.
" jangan jangan kamu gak seneng ngelakuin ini sama aku ?? " tembak aldi lagi.
" gak gituu... "
" trus kenapa, nyesel ?? " aldi terlihat lebih marah.
" aldi... " alana ikut berdiri, saat aldi berdiri. Aldi memakai kaosnya dengan cepat.
" kenapa malah ngambek sih.... " alana menghadang aldi yg akan membuka pintu balkon. Namun pria itu hanya diam dengan sorot tajam pada alana.
Aldi berbalik, menuju ranselnya dan membukanya. Aldi mengambil sesuatu didalamnya. Dan memberikannya pada alana. " minum, pereda nyeri... " aldi melihat alana yg sejak berdiri, terus meringis sakit. Aldi tak ingin memperkeruh suasana, ia ingin menghabiskan waktu yg ia nanti nanti ini dengan bahagia.
" biar gak perih... " imbuh aldi saat alana tak merespon. Namun kemudian alana menerima obat kedua dari aldi itu, serta segelas air dan menenggaknya.
Aldi meletakkan gelas itu di meja. Beralih pada alana, memeluk tubuh polos itu dengan sayang. Menunduk, pada leher favoritnya. Mendusel disana, mencari tempat ternyaman. Alana membalasnya.
💙💙💙
Tiada menit tanpa menggoda alana. Menggoda bolotnya sangat membahagiakan bagi aldi. Setiap ada kesempatan, ia terus menggoda alana hingga gadisnya itu berteriak kesal.
" ALDIIIII !!!! " alana berteriak, karena aldi terus saja usil. Alana sedang berusaha bangun, untuk sekolah. Yang ada, aldi terus menindihnya, dan berpura pura tidur.
Sudah semalaman mereka begadang, apapun mereka lakukan termasuk mengulang percintaan mereka. " bolos... "
" ihh kok boloss... "
" libur sehari gak bakal buat kita bebel, lagian palingan jam kosong, abis ujian ini... "
" trus ? "