Broken Heart

416 61 5
                                    

Dirumah yang minimalis , yang jauh dari kata ' Wah ' seseorang anak laki-laki baru pulang dari sekolahnya.

Tap
Tap
Tap

Suara langkah kaki , menginjak tangga menuju ke atas , ya kekamar laki-laki itu .

"Fiiuhhh, capek sekali " ucapnya " Tidur sebentar aja kali ya ". Tanpa menunggu lama mata laki-laki itu terpejam , menuju ke alam mimpi..

05:00PM.

Dia, menyesuaikan penglihatan nya dari cahaya sinar matahari terbenam.

"Aww , jam berapa sekarang" Gun meraba-raba nakas, untuk mengambil hpnya dengan mata yang masih tertutup dan setelah menemukan benda persegi itu dia melihat jam " Huh, jam 5 pantas saja cacing diperutku meminta makan. Lama juga aku tertidur ternyata" Ucapnya bangkit dari kasur dan berjalan ke kamar mandi.

15 menit kemudian , lelaki kecil itu sudah selesai melakukan ritual mandi sorenya , dia berjalan bersiap untuk kedapur.

Tap
Tap
Tap

Derap langkah kaki menuruni tangga , sesampainya di dapur. Ia membuka kulkas.

"Huh, aku lupa kalo tidak ada apa-apa dikulkas" keluhnya " Baiklah kalo begitu ayo kita belanja!" Ucapnya semangat.

Cuaca disore hari seperti ini memang sangat indah , ditambah matahari yang mulai sedikit menghilang ditelan bumi. Butuh waktu 25 menit untuk mencapai supermarket didepan. Sesampainya disupermarket. Laki-laki itu masuk dan mengambil troli untuk semua belanjaannya.

"Beli apa ya?" Ucapnya bingung. Setelah lama berfikir iya mengambil apa aja yang dibutuhin untuk isi kulkasnya. Laki-laki itu sibuk memilih cemilan sampai suara seseorang membuatnya berhenti dan bersembunyi.

"Off , coba liat listnya apa aja yang dibutuhin sama mamah" ucap mook. Lalu off melihat daptar listan nya berhubung dia tidak mengerti. Menyerahkan daptar list ke mook.

"Aku tidak mengerti , kamu saja yang cari aku yang dorong troli" ucap off cuek. Mook menggangguk lalu menggandeng tangan off. Tanpa mereka sadari dibalik rak khusus cemilan ada laki-laki yang sedang menangis.

"Hiks~ sakit" sambil menepuk-nepuk dadanya , suara itu kini makin dekat ke arah dia berdiri. Laki-laki itu langsung pindah bersembunyi tidak jauh ko dari tempat itu. Dia cuma pindah ketempat off dan mook berdiri sebelumnya.

"Off , kamu mau cemilan apa" tanya nya

"Terserah".

"Off , jangan kaya gini dong. Kamu ga lihat ibu kamu seneng aku kembali , bahkan ibumu belum tau kita udah putus. Oh tidak, kita memang tidak perna putus." Ucapnya sambil dengan kekehan. Laki-laki disamping rak tersebut , sangat berharap off menjawab ' tidak, kita sudah putus ' namun tidak ada jawaban dari laki-laki itu. Tandanya memang Off mengiyakan kalo mereka belum putus. Benarkan?

Ia tak kuat , tak kuat menahan rasa sakit , menahan air mata yang dari awal harusnya sudah jatuh membasahi pipi. Laki-laki itu langsung berlari kearah kasir. Membayar belanjannya , pulang , lalu menangis dikamar.

Dimalam yang sangat sepi ini , dia terus berlari-berlari sambil terus menangis dan berlari tak peduli berapa jauh dan kemana langkah itu membawanya pergi. Ia ingin menangis tanpa harus dipendam.

"Hiks~ , ini sakit sekali Phi Off , ini sakit" Racaunya dalam sebuah isakan , " Kenapa, Kenapa P'Off hanya diam? Kenapa P'Off tidak mengiyakan kalo memang kalian sudah putuss. Hikss~" Tangisannya makin kencang , ia tidak peduli berapa air mata yang telah keluar , bahkan jika air matanya sudah habis ia tidak peduli. Yang ia pedulikan saat ini 'HATINYA'.

1jam terlewati , laki-laki itu masih terisak namun tangisannya sudah berhenti. Dia menatap arah depan dengan tatapan kosong , berjalan ke arah jalan besar. Tanpa dia sadari ada mobil dari jauh yang berjalan dengan kencang. Gun tau itu dia sengaja memperlambat jalannya. Iya ingin mati , iya ingin pergi , iya ingin berkumpul dengan ibu dan ayahnya. Sampai pada akhirnya seseorang menyelamatkannya.

"Gun! Kamu gila!" Ucap lelaki itu marah. Gun tidak merespon laki-laki itu. Tatapan matanya kosong. Iya kosong, sama seperti hatinya saat ini.

"Gun! Gun! Kamu tidak apa-apa? Jawab aku gun" Laki-laki itu hanya menengok sekilas dan melihat tatapan mata laki-laki itu. Lagi-lagi gun merasakan sakit. Gun bangkit dan bangun pergi meninggalkan laki-laki itu tanpa mau memandang dan mengcupakan termiakasih.

"Gun!" Teriak laki-laki itu. Gun tetap berjalan, sampai suara wanita itu menghentikan langkahnya.

"Cih! Gak tau diri , gak tau berterimakasih. Udah ditolongin kok kaya gitu" Ucap perempuan itu. Gun hanya diam sampai mana perempuan itu mengatainya ' tak tau diri ' ya memang ia tak tau diri karena tidak mengucapkan terimakasih.

"Lihat dia Off? Dia bahkan diam saja, dia tidak mengelak aku bilang ' tak tahu diri '. Tadi biarkan saja dia mati ketabrak mobil." Ucap perempuan itu. Gun berbalik dan menghadap ke arah pasangan kekasih tersebut? Gun benarkan? Mereka masih sepasang kekasih.

"Aku memang ingin mati , tapi laki-laki itu" menunjuk ke arah Off , Off sontak terkejut dengan apa yang gun bilang 'laki-laki itu' "Dia menyelamatkan ku, bahkan aku tidak memintanya untuk menyelamatkan ku" Gun berbalik dan melanjut melangkah, kali ini langkahnya terhenti bukan karna perempuan itu melainkan karna dirinya sendiri.

"Terimakasih , Off" Ucapnya dingin dan langsung pergi meninggalkan mereka , sambil membawa kantung belanjaannya.

Off? Dia termenung , kaget , 'Off' kenapa dia memanggil ku Off? Pertanyaan yang ada diotaknya itu terus berputar , sampai suara seseorang memecahkan lamunannya.

"Off! Ayo pulang , lain kali kalo mau nyelamatin orang itu. Cari yang tau cara berterimakasih!" Ocehnya sambil berjalan kearah mobil. Off? Tentu off masih memikirkan kata-kata Gun tadi

"Tadi laki-laki itu , sekarang Off. Ada apa sama kamu sebenarnya gun" Ucapnya lirih , sangat lirih. Langsung masuk kemobil dan menjalakan mesin mobil. Dijalan pun Off tak berhenti memikrkan Gun . Kenapa anak itu menjadi sedikit dingin , dan tatapan mata itu kosong?

"Argghhhhh!!!" Erangnya membuat mook terkejut.

"Off , kamu kenapa? Kamu teriak kaya gitu, buat aku kaget tau" ucapnya sambil memegang jantungnya , takut-takut jantungnya copot.

"Gapapa" jawabnya jutek.

Kita kembali , ke laki-laki kecil dan mungil itu. Lagi-lagi menangis , menangis dan menangis didalam kamarnya. Matanya yang bengkak, idungnya yang memerah. Bahkan rasa lapar yang tadi ia rasakan pun sudah hilang.

"Hiks~, Ibu , kenapa tadi aku tidak mati saja hiks~~" tangisnya pilu "P'Off jahat , P'Off udah bikin hati gun sakit Ibu" Dia meminta , dan memohon kebahagiaan menghampiri hidupnya walaupun sedikit saja.



-Karna pada dasarnya luka yang paling sakit itu , luka yang diberikan orang terdekat kita:)

Aduuw aku kembali hihi , sempet ga nongol² , karna keabisan ide. Ini aja aku mikir mati²an buat feelnya dapet, sampe keluar asap kepalaku heheuu..

Tbc..

Byebye:))

My Little Baby [GantiJudul]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang