Happy reading:)
- inti cerita -
~flashback
Setelah kejadian itu, keduanya sudah seperti orang asing yang tak saling mengenal. Hubungan keduanya sudah diujung jurang.
Di kelas, Haruto sudah tidak duduk disamping Jeongwoo, ia pindah di kursi depan. Karena Haruto pindah, Jeongwoo menyuruh Junghwan duduk disampingnya.
Satu bulan sudah terlewati.
Tak ada teman disampingnya membuat Haruto benar-benar merasa kesepian. Haruto kembali menjadi orang yang sangat pendiam karena ia merasa kesepian.
Suatu malam, Haruto sedang berjalan sendirian, niatnya sih ingin membeli cola dan camilan, tapi sesuatu yang tak ia duga terjadi.
Langkah Haruto terhenti karena didepannya ada seseorang, yaitu orang yang pernah membuatnya sakit hati. Jeongwoo.
Terlihat Jeongwoo menatapnya dengan tatapan datar sedangkan Haruto menatapnya tajam.
Haruto tak ingin mengeluarkan suaranya, jadi ia minggir sedikit lalu melangkah kembali.
Namun Jeongwoo kembali menghalanginya kali ini menggunakan tangannya.
"Ayo bicara," ucap Jeongwoo.
Jeongwoo ingin melangkah, tapi ia melihat Haruto yang masih terdiam ditempatnya.
Akhirnya Jeongwoo menggandeng tangannya dengan tangan Haruto lalu menariknya menuju taman diujung komplek.
Keduanya sudah sampai di taman. Jeongwoo melepaskan gandengan tangannya. Ia berbalik badan menghadap Haruto.
"Ada apa denganmu Haruto? Kenapa kau menjauhiku?"
Haruto menatap Jeongwoo tak percaya.
"Harusnya aku yang bertanya, ada apa denganmu?! Kenapa kau dekat dengannya lalu menjauhiku?!"
Jeongwoo terdiam sejenak. Haruto berkata dengan nada tinggi berarti ia sedang marah. Jeongwoo juga tidak bodoh atas maksud Haruto.
"Lalu kenapa?! Aku tak boleh dekat dengannya?! Apa masalahmu?! Kita hanya teman Haruto." Jeongwoo juga menaikkan nada bicaranya.
Kali ini Haruto yang terdiam, cukup tertampar atas ucapan Jeongwoo.
"Aku tak masalah jika kau dekat dengannya, tapi kau menjauhiku!"
"Asal kau tau, aku tak menjauhimu. Kau nya saja yang cemburu!"
"Kau pikir aku tak tau jika kau sangat dekat dengannya?! Jangan-jangan kau menaruh rasa ke dia kan?! Aku heran denganmu, bukankah kau membencinya?! lalu dimana rasa bencimu sekarang?!
Jeongwoo menatap Haruto tajam.
"Seharusnya aku yang heran! Kenapa kau marah aku dekat dengannya?! Kau siapa Haruto? Kau tak ada hak untuk cemburu?" Jeongwoo memelankan suaranya pada akhir ucapannya.
Seketika Haruto terbungkam. Benar ucapan Jeongwoo, ia hanya temannya tak lebih jadi untuk apa ia marah jika Jeongwoo dekat dengan Junghwan. Dan Jeongwoo mengatainya cemburu? Ahh-Haruto merasa kasihan pada dirinya sendiri.
"Bukankah kau bilang, kau membenci friendship? Dan kau bilang, tak ada yang tulus di dunia ini?"
Ucapan Haruto yang terdengar lirih malah membuat Jeongwoo ingin menangis namun ia tahan.
"Aku tak setuju Jeongwoo!! Semua pendapatmu itu salah!! Aku tak menyetujuinya! Kita berbeda pendapat dan aku sangat membencinya!"
Sekali lagi, Haruto membentaknya. Jeongwoo tak bisa menahan air matanya hingga dua tetes air mata mengalir di pipinya.
"AKU MEMBENCIMU JEONGWOO!! AKU INGIN MEMBENCIMU!!" Air mata terjun dari kedua pelupuk mata Haruto.
Jeongwoo menunduk, menumpahkan semua air matanya. Ia merasa sangat bersalah. Ia mendengar kalimat yang tak sepatutnya diberikan pada seorang teman.
"Baiklah. Aku akan pergi agar kau bisa membenciku."
Jeongwoo berjalan mendekati jalanan, berniat ingin pulang. Ia tak sanggup melihat Haruto marah dan menangis didepannya.
Saat ia sampai pada jalanan, Jeongwoo tak sadar jika ada mobil sedan putih melaju dibelakangnya karena ia sedang menunduk.
Haruto membalikkan badannya, niatnya sih ingin melihat kepergian Jeongwoo, namun matanya membulat karena ada mobil melaju dibelakang Jeongwoo.
Haruto berlari menyelamatkan Jeongwoo agar tak terjadi kecelakaan.
Dan akhirnya sebelum mobil itu menabrak Jeongwoo, Haruto mendorong tubuh Jeongwoo dan dirinya juga ikut menghindar, hingga ia menindih tubuh Jeongwoo.
Mobil sedan putih itu tak jadi menabrak Jeongwoo dan tak ada kecelakaan disana.
Air mata Haruto kembali terjun, menghiasi kedua pipinya.
"Sekali saja, aku ingin membencimu." Haruto berdiri sembari mengusap wajahnya, kemudia ia berjalan menuju rumahnya, meninggalkan Jeongwoo disana.
Jeongwoo terduduk di trotoar lalu ia menenggelamkan wajahnya pada kedua lututnya yang ia peluk. Menangis sejadi-jadinya atas apa yang terjadi.
Akhirnya Haruto mengeluarkan semua kalimat yang ia ingin ucapkan pada Jeongwoo tapi ia tak jujur pada satu hal.
Haruto tak jujur pada perasaannya.
Mungkin itu alasan, mengapa semesta tak mengizinkan Haruto membenci Jeongwoo dan membuat persahabatan mereka menjumpai banyak masalah.
Jeongwoo juga sama, namun ia tak sadar.
Jeongwoo hanya ingin berteman dengan Haruto tanpa mempedulikan perasaan siapapun termasuk dirinya.
~Flashback off
•••••
Udah.
Hai^^ maaf kalau ada typo atau kalimat yang salah. Akhirnya bisa up karena baru beli kouta:)
Besok aku up lagi karena chapter selanjutnya special:) oh ya teume doain ya, semoga kang gombal kita dan anak bontot kita cepet sembuh ya, aminnn🤲 demi apa aku syok banget saat tau ditambah keduanya itu my bias T_T
Keduanya pasti sembuh karena keduanya itu kuat juga kan ada teume yang selalu berdoa dan memberi semangat 😊#GetwellsoonDoyoung
#GetwellsoonSoJunghwanSalam Laila
Bye.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Friend | Hajeongwoo ✓
Fanfiction(Revisi) "Maaf, mungkin aku bukan teman yang baik tapi bisakah kita selalu bersama?" 'Bersama dengan arti yang lain' sebenarnya apa sih hubungan mereka? Warning! Banyak typo. Gak jelas. Friendship/friendzona Gak srek, gak usah baca.