11

791 231 21
                                    






"Dari bukti-bukti yang terkumpul, Felix di nyatakan sebagai tersangka!"

"Tapi kok bisa, pak?"

"Pertama, karena dia orang yang terakhir datang ke rumah si korban. Dan yang kedua, ada sidik jari dia di beberapa bagian tubuh korban. Seperti leher, dan lengan." Jelas Taeyong.

Renjun sama Baejin saling tatap. Iya! Renjun ngajak Baejin buat nemenin ke kantor polisi.

"Tapi pak... Kalau boleh tahu, memangnya dalam motif apa Felix bunuh teman saya?" Tanya Baejin.

Taeyong beranjak dari duduknya. Lalu mengambil beberapa berkas yang merupakan hasil dari penyelidikannya.

"Tim kami sudah meminta sedikit bocoran darinya lewat introgasi singkat tadi. Tapi jawabannya, Felix mengatakan jikalau dirinya hanya suruhan orang lain."

Lagi dan lagi, Baejin dan Renjun saling tatap.

"Persis kaya yang Jaemin alamin." Gumam Renjun namun nyatanya masih di dengar oleh Taeyong.

"Jaemin? Apa maksud kamu Na Jaemin?" Tanya Taeyong memastikan.

"Iya!" Jawab Renjun.

"Ahh, sebenarnya kasus yang sekarang hampir sama dengan kasus yang menimpanya sih... Jaemin juga sudah di interogasi beberapa kali, tapi dia tetap menyangkal dan lebih memilih untuk mendekam di jeruji. Sepertinya dia ada di bawah ancaman..." Jelas Taeyong.

"Itu yang kita pikirkan, pak!" Sahut Baejin.

Taeyong nampak berpikir sejenak, sampai akhirnya membuka laci meja guna mengeluarkan map yang sudah jelas isinya adalah berkas-berkas.

"Mengingat apa yang terjadi oleh Jaemin... Saya jadi teringat dengan kasus pembunuhan yang menimpa Haechan." Ucapnya sembari mencari kertas-kertas.

"Kasusnya belum terselesaikan sampai sekarang. Tapi entah ini memang kesialan atau malah keberuntungan, karena adanya kasus yang sekarang, kasus yang menimpa Haechan seperti membuat saya menemukan titik terang." Jelas Taeyong.

"Tentang bukti-bukti yang tim bapak temuin?" Tanya Renjun memastikan. Taeyong menatap mereka sembari mengangguk.

"Ya! Mungkin kalian juga sadar, bahwa bukti-bukti yang tim kami temukan ketika menyelidiki kasus Woobin juga sama dengan bukti-bukti yang ditemukan pada kasus Haechan." Jawab Taeyong.

"Sayatan di leher kiri, dan sayatan di lengan kanan." Ucap Baejin mendapat respon anggukan setuju dari Taeyong.

"Yang nimpa Haechan sama Woobin nggak jauh beda. Berarti nggak menutup kemungkinan kalau pembunuhnya sama dong, pak..." Ujar Renjun beralibi.

"Kita tidak bisa menyimpulkan secepat itu. Memang tidak jauh beda! Sayangnya... Waktu tim kami menyelidiki kasus Haechan, tidak di temukannya sidik jari atau bukti apapun yang mengarah pada si pelaku. Jadi karena nya, tim kami masih menyelidiki kasus itu lebih lanjut." Jelas Taeyong.

Baejin sama Renjun diem. Mau mikir, tapi lagi males... Udah lemes masalahnya.

"Ngomong-ngomong... Hukuman apa yang di terima Felix, pak?" Celetuk Baejin penasaran.




"Sama seperti Na Jaemin."










































































































































































"Gimana katanya?" Tanya Jihoon setelah mendapati Renjun dan Baejin yang sudah kembali ke sekolah setelah beberapa jam pergi ke kantor polisi.

"Dia cuma disuruh orang lain."

"Siapa?"

"Nggak tau! Tu anak nggak mau identitas yang nyuruh bocor. Akhirnya lebih milih di penjara sama kaya si Jaemin."

"Fix sih ini mah, di bawah anceman!" Celetuk Chanee.

"Au ah! Gue puyeng! Mau pulang aja..." Rengek Renjun sembari mengacak rambutnya frustasi.

"Lo bilang ke polisinya kalau misalkan kita nemuin beberapa bukti?" Tanya Yoshi pada Baejin.

"Jangankan bilang, pas baru denger penjelasan tentang introgasi singkat yang di adain buat Felix aja kita berdua udah keburu nggak mood tadi." Setelah itu, kelas yang di isi lima orang itu hening.


Sampai akhirnya terdengar suara teriakan dari luar hingga berhasil mengintrupsi semuanya---




"SOOBIN!! ATI-ATI!!"

Chanee beranjak dari duduknya, pingin liat keadaan luar yang lumayan rame agaknya...






"EH BUSSENG!! SI SOOBIN NGAPAIN ITU?!!" Teriak Chanee di ambang pintu kelas. Kepalanya ngedongak, nggak tau ngeliatin apaan.

Ngebuat empat orang yang tadinya mau bodo amat jadi nggak bisa gegara penasaran. Mereka keluar, mau ngeliat apa yang Chanee liat.



"DIKIT LAGI BIN!!" Teriak Hyunjin.

"EH ANJIR!! BIN, JANGAN GUSRAK-GUSRUK, TIANGNYA GOYANG!!" Sahut Junkyu.

"CEPETAN DIKIT WOY!! TAKUTNYA ADA GURU YANG LIAT!!" Timpal Jeno.


Ck! Cuma gara-gara kok bulu tangkis yang nyangkut di tiang WiFi sekolah, Soobin relain manjat cuma buat ngambil!

Untungnya sih, berkat otak cerdas Seungmin... Listriknya udah di matiin secara diem-diem.

Huft, masa-masa SMA memang ajang menunjukkan jati diri yang sebenarnya ya kawand...

Persis kaya Soobin yang nunjukin bakat manjatnya seperti gorilla kayang, hem...


































































Tapi tunggu!










































































































Ngeliat tingkah Soobin, dirasa ada yang janggal nggak sih?















































































































































































































Yang pertama! Fakta kalau Soobin kidal itu emang bener! Pas kemarin-kemarin anak itu di pantau, ternyata nulisnya emang pake tangan kiri. Persis kaya yang diomongin Renjun waktu itu!


Yang kedua! Choi Soobin, ada huruf H di namanya dia.


Dan yang ketiga, di liat dari tindakannya yang manjat tiang WiFi cuma mau ngambil kok, nunjukin dong kalau ternyata anak itu nggak takut sama ketinggian?








Nah loh!








Gimana mereka makin nggak curiga coba?










~ A Long Night ~











Semua clue seketika ngarah ke Soobin. Tapi kalian yakin nggak nih kalau dia pembunuhnya?

Mortal :: A Long Night | 00L ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang