28

1.3K 166 3
                                    

Mendapatkan hinaan dari semua orang dan juga mendapatkan penolakan dari orang di cinta adalah hal yang paling Shuhua benci. Karena menurutnya, dia tidak pantas menerima itu semua. Semua orang harus menghormatinya dan orang yang di cintanya harus menerimanya. Itu yang dia mau. Dia tidak terima diperlakukan seperti ini. Perhatian semua orang hanya untuknya.

"Aku dihina dan ditolak. Kedua hal itu adalah yang paling sangat ku benci. Aku tidak suka dihina dan aku juga tidak suka ditolak. Semua yang kuinginkan harus terpenuhi dan semestinya harus seperti itu," Telaknya.

Menghapus air matanya kasar dan perlahan membuat kepalan kuat pada tangannya. Tidak ada yang boleh merendahkannya. Semua harus menjadi miliknya jika dirinya berkata sesuatu. Tidak ada yang boleh menolak atau bahkan melarangnya dan atau lebih parah lagi sampai ada yang menghalanginya. Shuhua benci itu.

"Semua yang kuinginkan harus kudapatkan. Perkara mudah ataupun susah, harus tetap aku dapatkan. Tidak ada yang bisa menolak atau menghalangi setiap semua yang kuinginkan," Mata gadis itu memancarkan rasa emosi dan rasa dendam yang menjadi satu.

Sebuah penolakan dan penghinaan kini telah merubahnya menjadi seorang gadis yang penuh dengan ambisi dan obsesi. Semua yang ia mau, adalah miliknya. Semua orang harus memahami ucapannya ini. Miliknya!

"Jennie, Itu nama kekasihmu Manoban? But sorry, Aku sudah menginginkan dirimu sedari lama bahkan saat pertama kali pertemuan kita. Jadi kau harus menjadi milikku,"

Gadis itu tersenyum miring penuh arti dan menjalankan kakinya keluar dari ruangan yang sebelumnya sudah dihancurkannya untuk pelampiasan emosinya.

...

Semur hidupnya yang sudah berabad-abad, baru kali ini Rosie merasakan kesal setengah mati. Dirinya dan Jisoo baru saja beberapa jam yang lalu menjalin asmara, tapi kini kekasih barunya itu sudah di kerumuni banyak gadis. Rosie masih memakluminya karena pesona seorang Jisoo memang tidak bisa di ragukan.

Tapi haruskah semua gadis penggoda kekasihnya itu menyentuh tangannya? Bahkan Rosie sendiri melihat tangan seseorang menyentuh dada bidang Jisoo. Rosie sendiri saja tidak berani melakukan itu, tapi kenapa dengan lancang seseorang yang tidak memiliki hubungan apapun dengan Jisoo, melakukannya?

Sedari tadi, Rosie terus terdorong oleh semua gadis yang berniat mendekati kekasihnya. Hingga sekarang posisinya sudah berdiri di belakang kerumunan sebanyak itu. Dia bingung, Haruskah dia pergi atau membantu Jisoo keluar dari kerumunan penuh sesak itu.

Oke, sepertinya Rosie memilih pemilihan yang kedua. Rosie akan membantu Jisoo keluar dari kerumunan menyesakkan itu.

"Ya! Ya! Kalian semua menyingkirlah," Rosie mendorong dengan kasar semua gadis yang mengerumuni kekasihnya. Dipikir-pikir memang seharusnya Rosie melakukan ini, agar semua gadis penggoda itu tidak lagi mengganggu kekasihnya. Hubungannya dengan Jisoo harus di umumkan seperti Jennie dan Lim.

"Berhenti mengerumuninya. Apa kalian tidak melihat, jika Jisoo tidak bisa bernafas karena kalian mengerumuninya dengan kalian sebanyak ini. Kau mau Kim Jisoo mati?," Semua gadis sontak menatap Jisoo, benar saja Jisoo terlihat terus menghembuskan nafasnya.

"Omo! Jisoo Oppa mianhae," Pekik seorang gadis dengan raut wajah sedihnya. Kembali lancang gadis itu menangkup pipi Jisoo dan mengelusnya lembut.

Rosie yang melihatnya menatap gadis itu dengan tatapan tidak sukanya. Lantas Rosie menghempaskan kasar tangan putih gadis itu dan menarik Jisoo agar berdekatan dengannya.

"Oppa gwaenchana?," Tutur Rosie khawatir dan melakukan hal yang sama dengan mengelus pipi kekasihnya. Namun sentuhan kali ini membuat Jisoo merasa hangat dan nyaman. Perlahan pernafasannya mulai teratur, kemudian menganggukkan kepalanya pelan.

Vampire Love Story || JenlimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang