23

1.7K 194 98
                                    

•||Happy Reading||•

Jennie terus menghela nafasnya beberapa kali setelah sampai di kastil di tempat kekasihnya berada. Pertarungannya tiga hari yang lalu kembali Jennie ingat. Merasa tidak enak untuk menemui mereka. Jennie sudah melukai mereka. Rasanya malu sekali untuk berhadapan dengan mereka. Tapi Jennie sangat merindukan Lim sekarang.

"Semoga mereka tidak membenciku karena apa yang kulakukan tempo lalu. Aku tidak ingin di jauhi dengan Lim lagi. Aku tidak mau," Jennie memejamkan matanya kembali menghela nafas

Sesaat kemudian Jennie membuka matanya dengan hati yang sudah mantap. Mengalihkan pandangannya menatap Rosie di sampingnya kemudian menganggukkan kepalanya diikuti adiknya.

Sebelum melangkah mendekati kastil. Langkah mereka tiba-tiba terhenti ketika Namjoon muncul di hadapan mereka. Melihat kakak sepupu dari kekasihnya itu menatapnya datar membuat Jennie gugup setengah mati begitu pula dengan Rosie. Aura Namjoon memang tidak bisa mereka ragukan. Sangat mencekam.

"Jennie.."

"Oppa mianhae.. Maafkan apa yang aku lakukan pada kalian semua waktu itu. Aku.. Aku tidak sadar hingga sampai melukai kalian. Aku mohon jangan pisahkan aku dengan Lim. Aku tidak bisa jika itu terjadi. Aku merindukan Lim, oppa. Jebal," ujar Jennie hingga suaranya memelan.

Namjoon menyungging senyum tipis. Sebenarnya bukan permintaan maaf yang ingin Namjoon dengar. Melainkan Namjoon hendak berkata kenapa mereka datang. Tapi nampaknya lelaki bertubuh tinggi itu tau alasannya.

"Aniya. Tidak perlu minta maaf. Aku mengerti dirimu saat itu. Aku tau saat itu tubuhmu bukanlah dirimu yang mengendalikannya. Tapi sisi jahatmu yang mengambil alih. Aku paham kenapa dia bisa keluar begitu saja,"

"Aku memanggilmu karena aku ingin bertanya kenapa kau kesini. Tapi kurasa aku tau jawabannya,"

"Masuklah kedalam. Nanti kau akan bertemu Jin hyung di dalam. Tanya saja padanya dimana Lim berada," lanjut Namjoon

Jennie mengangguk seraya tersenyum kecil. Dirinya mengucapkan terimakasih karena sekarang tidak ada lagi yang melarangnya menemui Lim. Dengan cepat Jennie memasuki kastil.

Rosie yang hendak menyusul Jennie, kembali memberhentikan langkahnya ketika Namjoon menahan tangannya.

"Aku tau kau ikut dengan Jennie bukan karena ingin menemui Lim. Ikutlah denganku. Aku akan mengantarmu menemui Jisoo. Dan aku rasa dia sekarang sedang membutuhkanmu,"

"Wae? Apa dia terluka?," Tanya Rosie cemas

Senyuman kecil terbit dari sudut bibir Namjoon lantas mengangguk kecil "Hem terluka sedikit. Tapi tenang itu tidak terlalu parah. Tidak akan membuatnya mati suri seperti Lim,"

"Kajja. Dia pasti senang melihat kedatanganmu,"

...

Seorang lelaki tampan terbaring lemah di sebuah peti. Wajah yang selama ini tidak ia lihat selama 3 hari masih terlihat tampan. Namun sedikit pucat. Dia tau semua ini adalah salahnya. Tidak seharusnya menyalahkan lelaki di depannya ini begitu saja. Pengorbanannya begitu besar, tapi ia abaikan begitu saja.

Tidak heran kenapa Jisoo sangat marah padanya. Karena apa yang dilakukannya memang salah. Bahkan di akhir-akhir kekecewaan kekasihnya ini, dia masih sempat untuk menolongnya. Dan menjadikan dirinya lagi menjadi korban.

Merasa sangat buruk? Tentu saja. Menyesal? Bahkan sangat menyesal. Hidup lelaki ini meskipun tidak ada batasnya tapi cukup membuatnya khawatir. Tentu berkali-kali mati suri bukanlah hal yang baik. Seluruh kekuatan harus kembali di dapatkan dan tubuh akan melemah saat terbangun nanti.

Vampire Love Story || JenlimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang