41

704 54 13
                                    

Hari ini tiba. Hari dimana peperangan akan terjadi setelah beratus tahun lamanya. Peperangan malam ini cukup menegangkan karena kembalinya Raja Venus.

Raja Vampire yang di sangka-sangka sudah tiada itu menghebohkan seluruh penjuru hutan. Dan itu menjadi kecemasan sendiri untuk Vampire liar.

Kekuatan Venus tidak bisa di remehkan meskipun dia sudah hilang sejak ratusan tahun yang lalu. Mungkin saja kekuatannya bertambah besar ketika menghilang. Mengingat di dalam tubuhnya terdapat darah biru yang tidak semua orang memilikinya.

Malam ini di perbatasan hutan, dua kubu yang sebentar lagi akan saling menyerang itu sedang sibuk mengurus pertahanan diri.

"Pastikan jangan sampai ada yang terlewat," Titah Suga pada anak buah keluarganya.

Setelah memastikan pertahanan aman, Suga berjalan menuju Namjoon yang duduk dengan gelisah di dekat api unggun yang menyala. Raut wajahnya terlihat cemas.

"Kim Namjoon,"

Namjoon menoleh mendapati Suga yang sudah berdiri di sampingnya.

"Apa kau yakin mereka akan datang sebelum peperangan dimulai?,"

Suga diam sejenak. "Aku harap mereka sudah disini sebelum bulan purnama terlihat dengan jelas," Katanya sambil menatap ke langit. Disana bulan masih tertutup dengan awan hitam.

"Aku takut mereka terlambat. Aku takut Jisoo.." Pria itu mengalihkan tatapannya ke arah objek seseorang di kubu sana yang sedang berjalan kesana kemari. Seseorang yang dilihatnya sedari tadi.

Suga menepuk bahu Namjoon pelan. "Aku percaya pada mereka. Dan kau pun juga harus percaya,"

Setelah itu Suga pergi meninggalkan Namjoon yang masih dengan perasaan cemasnya.

"Semoga kau baik-baik saja, Jisoo,"

...

"Kau gila?,"

Limario merasa tidak terima dengan ucapan kelelawar itu yang menyuruh Rosie mengorbankan dirinya hanya untuk sebuah tempat pedang.

"Kau seharusnya tau, setiap keinginan harus ada timbal baliknya,"

Limario marah hingga tangannya terkepal kuat. "Kalau begitu aku akan menggunakan kekerasan untuk mengambilnya darimu. Aku tidak akan membiarkan ada pertumpahan darah disini,"

Sang kelelawar hanya tersenyum mendengar ucapan Limario. "Baiklah kalau itu mau mu,"

"Lawan aku,"

Sebelum maju menyerang, Limario menyempatkan untuk menoleh kebelakang. "Kalian mundur, biar aku yang menangani ini,"

Rosie yang masih menangis pun pasrah ketika di tarik mundur oleh Jennie. Setelah memastikan keduanya mundur jauh darinya, Limario langsung sergap menyerang sang kelelawar.

Di awal Limario sangat susah untuk menyerang karena sang kelelawar yang terus terbang menghindari serangannya. Hingga pada akhirnya Limario pun jatuh karena terkena patukan kaki hewan berbulu hitam itu.

"Lim," Jennie khawatir ketika melihat Limario meringis kesakitan. Ingin berlari menghampiri tapi kekasihnya itu melarangnya dengan menggelengkan kepalanya dan tersenyum seolah berkata dia baik-baik saja.

Jennie terpaksa menahan rasa khawatirnya. Ia yakin Limario mampu untuk mengalahkan kelelawar itu.

Tapi berdiam diri disini tanpa membantu juga hal yang salah. Setidaknya ada yang di lakukannya untuk melumpuhkan hewan itu.

Cukup lama terdiam untuk berpikir. Jennie teringat suatu hal yang diajarkan oleh ayahnya padanya. Tentang cara mengetahui kelemahan lawan dengan hanya menggunakan telepati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Vampire Love Story || JenlimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang