"Langsung balik nggak, Gi?" tanya Rhea saat keduanya berjalan di koridor selepas kelas sore ini.
"Enggak, mau ketemu panitia," jawab Gianna. "Aduh, deg-degan gue,"
Rhea terkekeh. "Kenapa anjir? Kan udah kenal juga,"
"Tapi kan nggak kenal-kenal amat, Rhe,"
"Ck, siapa coba yang lo nggak kenal-kenal amat?"
Gianna meringis. "Gue juga belum tau, sih, yang fixed masuk jadinya siapa aja,"
"Yeuuu dasar," ucap Rhea. "Ada Sarah sama Mayang, kan?"
"Ada. Pertimbangan gue join tuh juga karena ada mereka," Gianna terkekeh.
"Ya udah, santai aja, pasti nanti juga akrab," Rhea menepuk-nepuk pundak temannya. "Gue balik deh ya,"
Gianna mengangguk dan melambaikan tangan. Keduanya berpisah di persimpangan, Rhea menuju area parkir dan Gianna menuju area dekanat. Namun sebelum itu, ia menyempatkan diri berbelok ke toilet untuk merapikan rambut, pakaian, serta menyemprot parfum.
Setelah itu, ia bergegas menuju meeting point dan sudah ada beberapa orang temannya disana.
"Giaaaa," seru Mayang sembari menepuk-nepuk bangku semen di sampingnya. "Ih, kok lo masih cakep padahal udah sore gini?"
Gianna tertawa. "Kan tadi sisiran dulu, May,"
Masih melanjutkan obrolan dengan Mayang, tiba-tiba Gianna merasakan ada lengan melingkari lehernya.
"Elu ya, bisa-bisanya nyebut nama gue buat danusan,"
Gianna terbahak. "Reee, ampun-ampun, gue nggak ada ide lagi waktu mereka nanya,"
Rena mendengus. "Ternyata sama Revi disuruh cari temen, biar gue punya partner pusing,"
"Lah? Terus lu ngajak siapa?"
Kali ini Rena yang terbahak. "Reno,"
Seketika Mayang dan Sarah menoleh. "Anjrit, ini ospek nggak kebagian para pencari uang dong?" celetuk Mayang.
"Ih asik, ayo kita gosip," ujar Rena lalu keempat perempuan ini tiba-tiba sudah duduk melingkar.
"Denger-denger, ospek tuh berantakan panitianya," ucap Rena dengan berbisik.
"Sumpah? Denger dari mana lu?" balas Mayang.
"Ih iya, gue juga denger gitu," ucap Sarah. "Lo tau nggak ketuanya siapa?"
Ketiganya menggeleng.
"Franco," bisik Sarah lagi yang membuat tiga perempuan lainnya terkejut.
"Yang bener?" tanya Gianna tidak percaya. "Kok bisa?"
"Nah, masalah itu gue nggak tau. Lo coba tanya-tanya ke anak BEM aja, tapi ya pokoknya jadi agak susah cari orang buat masuk ke panitia ospek karena ketuanya Franco," ujar Sarah lagi.
"Lo tau dari mana, Sar?"
"Si Raesaka kemarin bilang. Kan doi ditawarin ospek juga, nah terus Brian sama Yuda ngasih tau kalau ketuanya Franco, ya Saka langsung ogah, lah,"
Rena mengangguk paham. "Pantesan Reno langsung oke oke aja waktu gue ajakin join Mufest, ternyata biar bisa nolak ospek,"
"Reno juga ditawarin masuk ospek, ya?" tanya Gianna.
"Iya, tapi dia bilang ke gue katanya nggak pingin dan mau nyoba gabung disini. Eh, ternyata ketuanya Franco, ya pantes doi nggak mau,"
Franco yang menjadi topik bahasan mereka sore ini merupakan salah satu mahasiswa yang cukup aktif. Sebetulnya, kerjanya bagus. Tidak ada kesalahan-kesalahan yang berarti setiap kali ia bergabung di kepanitiaan, malah bisa dibilang Franco ini cerdas dan banyak ide.
KAMU SEDANG MEMBACA
Committee
Short Story"Males dah organisasi periodenya setahun, lama. Mending panitia aja ga sih? Paling lama enam bulan."