Setelah hari itu, Driaz tidak lagi tampak di kampus. Kalau melihat media sosialnya, ia memang sibuk mengurus kepindahan. Gianna pikir, Driaz akan menunggu semester ini selesai, tapi ternyata tidak.
Gianna sudah menceritakan hal-hal yang disampaikan Driaz pada Raesaka. Lelaki itu juga menceritakan bagaimana Maura mengakui perasaannya. Dan hal ini cukup mengejutkan Gianna.
"Drama juga ya, Res," ujar Gianna sambil memeluk lututnya. "Mana abis confess dua-duanya pergi lagi,"
Raesaka mengangguk. "Apa harusnya dari awal kita terbuka aja ya?"
Gianna mendengus geli. "Emang kita, nih, siapa, sih, sampai harus pengumuman kalau pacaran?"
"Aku juga mikir gitu," jawab Raesaka. "Kita, nih, siapa coba sampai bikin dua orang patah hati,"
Keduanya tertawa pelan dan miris. "Kirain nggak bakal kebagian drama begini selama kuliah, ternyata dapet juga," ujar Gianna.
Raesaka mendorong rambutnya ke belakang. "Ya mudah-mudahan sakit hatinya nggak kebawa sampai besok,"
Gianna mengangguk setuju.
**
Sore ini, sesuai kesepakatan, para panita melangsungkan evaluasi kegiatan. Meskipun dari luar tampak lancar, ternyata ada cukup banyak missed yang perlu dijadikan catatan untuk kegiatan di tahun mendatang.
Selain itu, ada juga keributan-keributan kecil yang terjadi antar divisi dan menurut Mario harus diselesaikan sekarang juga.
"Gue nggak mau, ya, abis acara ini ada yang diem-dieman," ujar lelaki itu. "Yuk, lanjut, siapa lagi yang masih jengkel, kesel, langsung disampaikan aja,"
"Atau, kalau lo nggak mau terbuka di forum, ya nanti abis ini ngobrol personal. Tapi ajak siapa gitu buat saksi," sahut Wisnu. "Acara kita bagus loh, masa panitiannya musuhan?"
Raesaka seketika merasa tersindir. Maura sejak tadi sama sekali tidak menyapa dirinya. Sebenarnya ia cukup bersyukur gadis itu masih mau datang, tapi ternyata Maura benar-benar menepati ucapannya.
"Udah, nih? Nggak ada yang mau menyampaikan apa-apa lagi?" tanya Adhisty. "Kalau udah cukup, ini catetannya gue save, nanti gue kirim ke grup,"
Panitia mendengungkan "nggak...", karena memang merasa sudah cukup.
"Oke, kalau udah nggak ada yang perlu disampaikan di forum, kita tutup sampai sini. Masih ada satu acara lagi, pembubaran panitia. Untuk waktu dan lokasi, nanti kita voting di grup, ya," ujar Mario.
"Voting yang bener ye lu semua. Jangan asal milih tanggal terus waktu hari H tiba-tiba nggak dateng," seru Reno.
"Kira-kira kapan, sih?"
"Paling lama dua minggu dari sekarang. Sebelum vibes-nya ilang," jawab Wisnu. "Kemungkinan juga weekdays,"
Kegiatan evaluasi akhirnya ditutup dan serombongan mahasiswa ini bergegas meninggalkan kampus karena masih ada tanggung jawab lain.
"Lo kalau butuh bantuan berkabar ya, Dhis," ujar Mario. "LPJ maksimal dua bulan, lo kalem aja ngerjainnya,"
Adhisty mengangguk paham. "Tapi gue mau cepet-cepet aja, deh. Terus pindah ngerjain skripsi,"
"Anjiiiing," sahut beberapa panitia secara serempak.
"Bisa-bisanya lo sebut kata terlarang itu," ucap Galih.
Adhisty tertawa. "Tenang, tenang. Kita pusing bersama,"
"Mana ada bersama, lu udah dapet judul ya anjir," sahut Jihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Committee
Short Story"Males dah organisasi periodenya setahun, lama. Mending panitia aja ga sih? Paling lama enam bulan."