17. Libur Semester

308 66 16
                                    

Semester enam sudah berakhir. Bulan Juli bahkan juga sudah berjalan selama tiga minggu. Sekarang Gianna sedang menikmati waktu libur yang diberikan Mario sebelum bulan Agustus nanti kembali fokus pada music festival yang sudah semakin dekat.

Harus diakui, liburan kali ini terasa agak berbeda karena saat masuk kuliah nanti sudah harus menyambut tugas akhir.

"Lo mau lulus kapan, Res?" tanya Gianna saat pagi itu mereka sarapan bersama entah untuk yang ke berapa kalinya.

Sejak masa-masa ujian akhir, keduanya menjadi sering menghabiskan waktu bersama. Kadang saat sarapan, kadang makan siang, kadang makan malam, terkadang juga seharian bersama.

Keduanya menepati ucapan masing-masing bahwa jika salah satu butuh teman, maka yang satunya akan menemani. Berhubung teman-teman Raesaka menghabiskan libur semester di rumah, lelaki itu jadi lebih sering menghabiskan waktu dengan Gianna.

"Ya...kalau udah waktunya," jawab Raesaka setelah menyelesaikan suapannya.

Gianna terkekeh. "Bisa lah, tiga setengah tahun,"

"Nggak, ah. Gue belum tau mau ngapain abis lulus,"

"Heh? Serius?" tanya Gianna. "Gue kira lo udah punya plan,"

Raesaka tertawa. "Enggak, Gi. Orang tadinya nggak mau kuliah di sini, jadi belum kepikiran mau ngapain setelah selesai,"

"Di sini, tuh, kampusnya atau jurusannya?"

"Dua-duanya,"

"Emang lo pingin kuliah apa?"

"DKV," jawab Raesaka. "Makannya gue selalu gabung di divisi desain, karena emang hobi,"

Gianna mengerutkan kening heran. "Terus kenapa masuk sini..." ucapnya bingung.

"Papa yang pingin," jawab Raesaka dengan tersenyum.

"Wah, keren lo, nggak semua anak mau nurut orangtuanya," respon Gianna. "He must be proud of you,"

"Gue tinggal punya papa," jawab Raesaka. "Masa mau nggak nurut?"

Gianna mengangguk setuju. "Tapi, Res, pencapaian lo di kampus terlalu sempurna buat orang yang nggak pingin kuliah di situ,"

Raesaka tertawa. "Sebenernya gue nggak pernah berencana ngejar cumlaude,"

"Buset," Gianna nyaris tersedak. "Nggak pernah ngejar ipk cumlaude tapi hampir tiap semester dapet beasiswa,"

Lagi, Raesaka tertawa. "Bonus kali ya karena gue jadi anak berbakti,"

Gianna ikut tertawa. "Bisa jadi,"

"Lo abis lulus mau ngapain? Balik rumah?"

"Mau cari kerja, sih. Terserah aja dapetnya di mana," jawab Gianna dengan mengedikkan bahu.

"Lo bisa LDR-an nggak, Gi?"

Gianna nyaris tersedak untuk yang kedua kalinya. "Belum pernah, jadi nggak tau,"

Raesaka menggumam paham. "Berat, sih, jarak jauh,"

"Oh...lo pernah?"

"Pernah, waktu awal kuliah," jawab Raesaka.

"Terus putus?"

Raesaka mengiyakan. "Nggak sanggup gue cuma liat dari layar. Mau nyamperin mulu juga capek,"

"Love language gue quality time, jadi kayaknya nggak bisa juga kalau jarak jauh," ujar Gianna.

"Love language?" tanya Raesaka.

CommitteeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang