Dinamakan apa jika saat melihatmu
aku merasa berdebar?
Note: jangan dibaca di waktu-waktu sholat.Happy Reading
(Maira Hafidza)
Lagi-lagi kehadiranmu melengkapi warna yang kurang di hidupku.
~~~
Gawat!!!
Hari ini aku akan mendapatkan masalah besar. Bagaimana tidak, saat di rumah Kharel tadi aku sampai lupa waktu. Dan, inilah hasilnya. Tepat 15 menit lagi kelasku akan di mulai. Hari ini adalah jadwal mata kuliah Miss. Martinne dosen dengan kekilleran di atas rata-rata itu membuatku bergidik ngeri membayangkannya.
Aku mematut diriku di depan cermin, merapikan hijab instan berwarna cream yang aku pakai saat ini. Setelah semuanya rapi segera aku memakai sepatu dengan terburu-buru dan segera keluar.
Jika hari ini Adam mengantarkanku, aku tidak akan kelimpungan begini. Pasalnya, butuh waktu 10 menit untuk sampai ke kampus jika menggunakan mobil, jika menggunakan kendaraan umum membutuhkan waktu sekitar 13 menitan. Aku mengunci apartemenku dan segera berlari menuju lift.
Aku mengatur napasku saat sudah berada di dalam. Saat pintu lift akan tertutup kembali lagi terbuka saat seseorang menghentikan pintu itu dan melangkah masuk.
Aku mendengus pelan ternyata Kharellah orangnya. Saat aku ingin keluar, terlambat pintunya sudah terlanjur tertutup. Dan dapat aku lihat dari ujung mataku Kharel tersenyum. Aku mengatur kembali napasku, rasanya sangat canggung berada di sini hanya berdua dengannya.
"Terlambat?"
Aku memandang ke arahnya bagaimana dia bisa tahu? Tapi sudahlah aku hanya mengangguk sebagai jawaban. Seperti mengerti kebingungan yang melanda diriku ia kembali berujar. "Aku melihatmu berlari dari unitmu menuju lift, jadi menurutku kau sudah terlambat."
"Di mana pria itu?" tanyanya lagi.
"Yang mana?"
Dia berdecak. "Yang selalu bersamamu, yang menjemputmu waktu itu."
"Dia sedang sibuk hari ini."
Kemudian lift terbuka dan aku segera melangkahkan kakiku keluar. Aku berjalan dengan tergesa-gesa menuju halte tempat pemberhentian bis, semoga masih sempat.
5 menit sudah berlalu tetapi tidak ada satupun bis yang lewat. Allah, bagaimana ini. Aku mencoba menelpon Adam, ingin meminta bantuannya jika bisa. Tapi hanya jawaban nomornya tidak aktiflah yang membuatku semakin frustasi.
Aku merapalkan doa-doa di dalam hatiku berharap adanya pertolongan Allah. Sepertinya Allah menjawab doaku dengan berhentinya sebuah mobil tepat di depanku. Sesaat aku mengira itu Adam, tetapi setelah kaca mobil itu perlahan turun dan menampilkan sosok yang mengendarainya. Seketika harapanku pun musnah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Bertasbih Di Langit Paris (Selesai)
Romance"Aku mencintaimu, tapi mengapa aku tidak bisa memilikimu?"-Kharel. "Cintai dulu Tuhanku baru aku."- Maira. "Jika keyakinan dijadikan penentu jodoh seseorang. Lantas, mengapa kita ini diciptakan berbeda? Tidak bisakah kita sama saja?"-Kharel. *** Mai...