32. Aneh

98 11 0
                                    

Setelah diriku terbiasa denganmu,mengapa kau menjauh?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah diriku terbiasa denganmu,
mengapa kau menjauh?

Kharel Alexandre

Note: Jangan dibaca di waktu-waktu sholat.

Happy Reading💙

(Kharel Alexandre)

Kehadiranmu, melengkapi warna yang kurang di hidupku.

~~~

Bolehkah aku egois? Meminta hakku pada Tuhan? Meminta hal yang mungkin aku sendiri tidak tahu aku bisa memilikinya atau tidak.

Bolehkah aku egois? Memaksakan takdirku harus dengannya? Ya, aku egois. Aku tidak ingin merebutnya dari Tuhannya. Hanya saja, biarkan kami bersama dengan keyakinan yang kami anut masing-masing.

~~~

Brak

Bunyi pintu dibuka paksa oleh seseorang. Aku mengabaikannya, terus fokus membaca laporan perusahaan di tanganku yang diberikan Bryan tadi.

Orang itu berjalan mendekat. Aku tahu siapa dia, orang yang selalu kurang ajar padaku.

"Apa?" Akhirnya aku membuka suara duluan. Karena dari tadi dia hanya menatapku tajam.

Dia melemparkan sebuah surat tepat ke wajahku. Benar-benar kurang ajar.

Aku mengambil surat itu dan membacanya. Surat pengunduran diri. Dia ingin mengundurkan diri? Tapi kenapa?

"Aku mengundurkan diri."

Aku terkekeh. Lalu memandangnya. "Boleh aku tahu apa alasanmu?"

"Aku muak. Benar-benar muak. Aku tidak bisa lagi bekerja dengan orang yang terus menyakiti hati temanku," katanya masih terus memandangku tajam dengan bola mata hitamnya.

Aku bangkit berdiri melempar surat itu ke atas meja dengan kasar. "Ini tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Tidak bisakah kau konsisten dengan pekerjaanmu? Tidak perlu mencampuri kehidupan pribadi dengan ini!"

Dia mendekat hingga tubuhnya rapat pada mejaku. "Kau!" Dia menunjuk tepat pada wajahku. "Dengar aku, Kharel! Aku pastikan kau akan menyesali perbuatanmu pada Veronica. Dan jika kau sudah menyesal nanti," jeda sejenak. Pria itu mundur beberapa langkah, lalu tertawa sumbang. "Akulah orang pertama yang akan tertawa di atas penderitaanmu, camkan itu!"

Edrick keluar dari ruanganku dengan membanting pintu lagi. Benar-benar gila. Aku merobek surat pengunduran dirinya.

Bryan masuk ke dalam ruanganku dengan wajah penuh tanya.

"Ada apa dengannya?"

"Dia sudah gila."

***

"Ayo."

Aku mengangguk lalu menjalankan mobilku dengan kecepatan sedang, menuju tempat yang sudah kakekku beritahu tadi pagi. Rasa malas selalu menyelimuti diriku jika bersama mereka.

Cinta Bertasbih Di Langit Paris (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang