Prolog

151 62 27
                                    

Happy Reading

"Ara jangan lari-lari nanti jatuh" Arya terus mengejar Ara.

Ara lari sambil menoleh ke belakang "ayo kak Aya kejar Ara!"

Ara tidak mendengarkan apa kata Arya. Ia terus berlari sambil ketawa. Sampai ia tidak sadar ada sebuah kayu panjang di depannya. Ara langsung terjatuh ke tanah karena kesandung kayu panjang itu.

Bugh...

"ARAA!!!" jerit Arya yang kaget melihat ara jatuh.

Hiks hikss sakit....

"Kak Aya sakit hiks..." Ara menangis kesakitan, terdapat luka di kaki (dengkul). Darah segar terus mengalir ke bawah.

Arya langsung berlari ke arah Ara. Sampai di depan Ara, Arya langsung memeluk Ara. Ia sangat kasian melihat Ara menangis kesakitan, dan ia pun ikutan menangis bersama.

"Ara jangan nangis" ucap Arya sambil memeluk ara.

Ara menangis di pelukkan Arya "hiks kaki Ara berdarah kak hiks..."

"Iya Ara. Aku tau, pasti rasanya sakit kan?"

Ara menangis sambil menganggukkan kepalanya "Sakit kak, perih"

Arya melepaskan pelukannya, ia menatap Ara sambil menangis dan lanjut menatap luka di kaki ara. Tangan Arya kini menyentuh pipi Ara yang menangis dan langsung mengusap air mata Ara.

"Jangan nangis lagi Ara, aku akan obatin luka kamu" ucap Arya sambil mengusap air mata Ara.

Ara mengangguk senyum "iya Ara gak nangis lagi". Lalu mengusap air matanya yang tersisa. Ara yang melihat Arya menangis, langsung mengusap air mata Arya menggunakan tangannya "kak Aya jangan nangis juga ya"

Arya menatap Ara senyum. Arya langsung mengeluarkan botol minum yang ia kalungkan di lehernya. Ia selalu membawa minum kemana pun ia pergi.

Dan Arya juga mengeluarkan Hansaplast di saku celananya. Hansaplast itu selalu ada di saku celananya. Karena ibunya selalu membawakan nya, karna ketika ada yang terluka bisa langsung di berikan.

Arya membersihkan luka di kaki Ara sampai tanah-tanah yang ada di lukanya bersih. Selesai Arya membersihkan tanah di sekitar luka iya pun langsung menempelkan Hansaplast ke luka Ara.

"Sudah selesai Ara"

"Iya sudah selesai hehe. Makasih ya kak Aya!" Ara langsung memeluk Arya.

Arya membalas pelukan Ara "lain kali jangan lari-lari ya Ara. Nanti kamu bisa terluka lagi"

"Iya kak"

"Yuk ara kita pulang sekarang. Ini sudah malam nantik kita bisa kena marah kalau ga pulang" ajak Arya pulang.

"Sebentar lagi kak. Ara mau liat malam bersama kak aya!" Ujarnya pada Arya.

"Ya udah kita liat malam di sini, tapi bentar aja ya? Abis itu kita pulang"

Mereka berdua menatap ke arah langit yang begitu indah. Ada bulan purnama yang begitu terang dan indah di temani para bintang-bintang yang melengkapi malam yang indah.

"Ara suka malam kak!" Menatap ke arah langit, kagum.

"Kenapa Ara suka malam? Kan malam gelap" tanya Arya pada Ara.

"Ara suka malam karena malam itu ibarat kak Aya. Yang di mana kak Aya selalu melengkapi ara dan malam juga selalu melengkapi bintang dan bulan. Kalau tidak ada malam tidak ada juga bintang dan bulan"

Arya mengangguk paham "aku suka bintang ara"

"Kenapa kak Aya suka bintang?" tanya ara

"Bintang itu ibarat Ara. Bintang selalu melengkapi malam serta memberikan cahaya dan keindahan di malam hari. Sama seperti ara, ara juga memberikan cahaya dan keindahan kepada Arya"

Jangan lupa vote and komen!!
Semoga suka dengan ceritanyaa!!
Terimakasih (✿ ♡‿♡)

Dia & MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang