Happy Reading
Hari ini hujan deras dan petir yang menghantam dinding kamar kiara. Kiara benci hujan apalagi situasi yang ia alami saat ini. Kenapa hujan turun di saat dirinya merasa sedih dan kecewa? Kenapa hujan tidak turun di saat dirinya bahagia? Seolah-olah hujan adalah air matanya. Dan petir adalah emosinya saat ini.
Kiara bersandar di lemari kamarnya. Ia menatap ke arah jendela kamarnya, yang tampak jelas hujan dan petir bersamaan. Dirinya menangis atas apa yang terjadi pada dirinya. Ia marah dan kecewa sama keadaan yang terjadi pada dirinya. Kiara berfikir bahwa keadaan tak berpihak kepadanya. ia juga bingung apakah tuhan marah pada dirinya? Seolah-olah tuhan marah pada dirinya. Dan apa alasan tuhan marah pada dirinya?
Ia tidak di beri kebahagiaan pada keadaan saat ini. Ketika ia sudah mulai bahagia ada saja yang membuatnya bersedih. Kiara selalu bertanya pada tuhan. Kenapa diri nya selalu di jauhkan dama orang-orang yang ia sayang? Kenapa tuhan? Kenapa??
"Tuhan kenapa jauhkan dia dan bunda? Kiara mau mereka!" Kiara menangis memeluk lututnya dan menatap luar jendela. Hujan dan petir semakin deras.
"Pa, kenapa selalu marah sama kiara? Kenapa papa ga mau nurutin kemauan kiara yang sederhana? Kiara hanya minta papa datang ke sekolah Kiara pa. Udah itu aja ga ada yang lain pa"
Kiara meminta papa nya untuk datang ke sekolah. Besok adalah pembagian raport di sekolah kiara. Guru-guru meminta para siswa untuk memberitahu kan kepada tua mereka masing-masing. Untuk dapat menghadiri pembagian raport ini. Namun papa kiara menolak keras untuk hadir dengan alasan sibuk.
Tapi ketika saudara tirinya meminta papanya datang ke sekolah. Papa kiara selalu mau hadir. Dari sini kiara berfikir seolah olah papanya tak menganggap ia sebagai putrinya.
Flashback on
"Papa, besok ke sekolah kiara ya pa? Ada pembagian raport di sekolah" ajak kiara pada papanya. Kiara menghampiri papanya yang tengah duduk di ruang tengah. Sambil melihat berkas-berkas kerjanya.
"Saya sibuk" papanya tidak melihat kiara yang di depan nya itu. Justru ia semakin membuat dirinya sibuk akan pekerjaannya itu.
"Pa bentar aja. Papa bisa langsung ambil raport kiara terus langsung ke kantor" ujarnya pada papanya.
"Gak bisa. Saya sibuk!"
"Tapi pa..." Kiara yang hendak memegang tangan papanya namun ia malah menyenggol gelas kopi papanya dan jatuh.
Praghhh.....
Suara segelas kopi jatuh dan pecah. Membuat papa kiara marah. Emosi nya kini di ubun-ubun, rahangnya seketika mengeras. Dan menatap kiara penuh amarah. Kiara sangat ketakutan melihat papanya.
"Kamu ini! Kamu ga denger kalau saya sibuk?! Ha!? JAWAB SAYA. KAMU DENGAR TIDAK!!??" Papa kiara membentak kiara yang berdiri di depannya.
Kiara langsung menunduk ketakutan. Mata nya memerah ketakutan dan air matanya menetes begitu saja dari matanya "maaf pa, Kiara dengar"
Flashback off
Kiara berjalan ke arah sebuah foto yang ada di bingkai indah. Di dalam foto tersebut terdapat perempuan muda yang sangat cantik sambil menggandeng anak perempuan kecil. Itu foto dirinya dan bundanya.
Ia menatap foto tersebut dengan tatapan sendu. Air matanya semakin deras mengalir di pipinya. "Bunda, Kiara rindu bunda" kiara langsung memeluk foto tersebut. Ia merasakan foto tersebut adalah bundanya.
"Kalau bunda di sini pasti bunda mau kan ke sekolah Kiara?"
••••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia & Malam
Teen Fiction~ jangan lupa follow ~ Kiara Natasya, sebelumnya ia mempunyai kehidupan yang sangat amat bahagia. Ia di kelilingi oleh orang orang terdekat yang sayang kepadanya. Namun kehidupan nya berubah semenjak tuhan mengambil sosok seorang ibu untuk selam...