07. Puncak?

10 1 0
                                    

Hai semuanyaa!! Terimakasih sudah mampir kecerita aku^^
Aku harap kalian suka dengan cerita yang aku buat sendiri...
Huh, bingung mau ngomong apa lagi wkwk...
Yaudah deh kita lanjut aja ya kecerita nya^^ Oh iya sebelum membaca diwajib kan untuk Vote xixi...

Happy Reading

Tin Tin Tin....

Suara klakson mobil terdengar dari arah luar rumah. Menandakan bahwa Geo sudah berada di luar rumah, untuk menunggu Kiara. Kenapa Geo tidak masuk ke dalam rumah Kiara untuk menunggu nya di ruang tamu?
Karena Kiara sendirilah yang meminta untuk menunggu di luar saja. Geo sudah bersikeras untuk menunggu Kiara di dalam rumah, sekalian dirinya ingin meminta izin kepada orang tua kiara untuk membawa kiara pergi bersamanya. Malah niat Geo yang baik itu di tolak mentah dengan Kiara.

Dan Kiara tidak memberi satu alasan kenapa Geo harus menunggunya di luar. Kalau Geo tetap memaksa dirinya masuk maka, Kiara akan marah besar sama Geo dan tidak jadi pergi. Jadi ya Geo menurut aja apa kata si Kiara. Bisa bahaya ketika Kiara marah dengannya, dunia Geo terasa ada yang kurang.

***

Cantikkku🐼

Kia, gue udah di luar.

Bentar gue ke sana.

***

Kiara berjalan dengan cepat keluar rumah. Tidak lupa untuk berpamitan dengan bi ijah. Karena papa nya belum kembali ke rumah jadi mau tidak mau dirinya harus berpamitan pada bi ijah.

Kiara melihat mobil berwarna hitam, pasti itu Geo yang ada di dalamnya, pikirnya. Saat hendak membuka mobil Geo. Ternyata terkunci dari dalam. Kiara langsung mengetuk kaca mobil. Dan kaca mobil itu perlahan terbuka memperlihatkan senyum pepsodent dari Geo.

"Buka Geo" ucap Kiara menyuruh Geo membuka pintu mobilnya.

Geo menggeleng kan kepalanya "kalau mau terbuka harus sebutin kata sandinya dulu" ujar Goe pada Kiara.

"Sejak kapan mobil lo pakai kata sandi" ketus kiara.

"Sejak satu detik yang lalu"

"Jangan bercanda" kiara udah mulai kesal.

"Gak bercanda. Serius" ucap Geo sambil menunjukan jari angka dua.

"Ya udah sekarang apa sandinya?" tanya Kiara pada Geo.

"Bilang kaya gini Geo ganteng, kiara yang punya"

"Ogah banget bawa-bawa nama gue"

"Okey kalau gak mau pakai nama lo, pakai nama gue aja. Jadi harus bilang Geo ganteng"

Kiara memutar bola mata nya malas. "Geo ganteng" ucapnya dengan nada rendah dan malas.

Geo menaruh tangannya ke arah kupingnya, seperti orang yang ingin bisikan. "Apa gue ga denger" Goe berbohong, padahal dirinya denger jelas apa yang di ucapkan oleh Kiara.

"Pekak!"

"Sandi salah"

"Bodo" ketus Kiara kesal karena dirinya sudah mulai capek berdiri di luar.

Geo ketawa "Ayo dong kia. Yang bener nyebutin nya" kata Geo. Diri nya suka sekali bikin kiara kesal. Karena ia suka melihat wajah kiara ketika mulai kesal.

Kiara sudah muak dia pun mulai menarik napas yang panjang lalu membuangnya perlahan. Dan menunjukan senyumannya yang paling manis kepada Geo "GEO GANTENG!!!" ucapnya teriak.

"Puas!?" kata Kiara ketus.

Goe tersenyum pepsodent dan mengangguk-anggukkan kepalanya "banget"

Kiara memutar bola matanya malas.
"Buka pintu nya" ucapnya datar.

"Baik tuan putri" Geo segera membuka kunci pintu mobilnya dari dalam. Dan mempersilahkan kiara masuk.

Kiara membuka pintu mobil nya dan langsung masuk dan duduk, dan tak lupa menutup pintu mobilnya kembali. Geo memakai sabuk pengaman, di susul Kiara.

Geo langsung melaju kan mobil nya dengan kecepatan normal. Sambil menghidupkan music klasik sesuai dengan pemandangan sekitar.

Di dalam mobil kiara melihat dari arah jendela luar, banyak pohon-pohon besar yang berjajar rapi di pinggiran.

Kiara menolehkan pandangannya ke arah Geo. "Kita sebenarnya mau kemana si?".

"Wait, ini jalan nya kaya mau ke puncak" ucapnya lagi.

"Nanti lo tau sendiri, kia" ujar Geo, tanpa menoleh pandangan ke arah kiara. Ia tetap fokus ke depan.

"Oke" kiara mengalihkan pandangannya lagi. Dan melanjutkan memandang ke arah luar jendela mobil.

••••••

"Ini mas minum dan makanan nya" ucap seorang pelayan cafe kepada seorang laki-laki yang sedang bermain ponselnya.

Laki-laki menghentikan aktivitas bermain ponsel dan meletakkan ponsel nya itu di meja. Dan menoleh ke ara pelayanan tersebut "oh, iya mbak makasi ya" ucap Arya dengan ramah.

Pelayanan tersebut membalas dengan senyuman ramah dan langsung pergi meninggalkan arya.

Arya sudah sampai di puncak sekitar 30 menit yang lalu. ketika Arya sudah sampai di puncak tadi, ia segera mengabari bundanya kalau ia sudah sampai di puncak dengan selamat.

Sekarang Arya berada di cafe yang ada di puncak satu-satunya. Sangat ramai orang yang ada di sini, jelas saja ramai kan cafe ini cuman satu-satunya, cafe yang ada di puncak.

Arya menyantap makanan nya sambil melihat pemandangan puncak yang indah. Udara di puncak begitu sejuk dan dingin. Namun ketika matahari tenggelam nanti pasti akan sangat indah melihat nya dari puncak. Apalagi ketika malam hari akan jauh lebih indah karena banyak bintang dan bulan yang terang. Yang melihat bintang dan bulan pada malam hari di puncak pasti ingin sekali menggapai nya.

Orang-orang pada berdatangan dan suasana di puncak semakin ramai pengunjung. Arya melihat ke arah jam yang ada di pergelangan tangannya, jam menunjukkan sudah pukul 9 malam, tetapi cafe di puncak masih saja ramai.

Tiba-tiba handphone Arya berdering, menandakan ada yang menelfon nya.  Arya segera menjawab panggilan dari handphone nya. “Iya saya segera ke sana” Arya langsung bangkit dari tempat duduk nya menuju ke kasir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dia & MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang