Happy Reading
Kiara berjalan ke depan aula untuk menerima piala dan sertifikat. Ketika ia maju ke depan terdengar suara riuh tepuk tangan dari para orang tua, guru, dan juga siswa sekolahnya.
Ia menatap orang-orang di sekitar nya dengan senyuman terbaik. Sebenarnya hatinya tidak baik. Tapi ia tidak mungkin menunjukkan kepada semua bahwa hatinya tidak baik-baik saja. Sampai ia tidak sadar bahwa ada seseorang yang memperlihatkan nya.
Di depannya ada seorang laki-laki itu berjalan menuju depan aula. Ia sangat memperhatikan kiara dengan intens. Ia memastikan bahwa kiara adalah orang yang selama ini ia cari.
Ia memperhatikan senyuman gadis yang di sebelah nya. Senyum itu mirip dengan teman kecilnya. Matanya, hidung, dan juga rambut nya. Sangat lah mirip dengan perempuan yang ia cari selama ini.
"Apakah dia ara kecil ku? Dia sudah sebesar ini?" batin nya.
"Kenapa dia tidak mengenali ku? Apakah dia lupa sama aku?" gumam nya pada dirinya.
"Untuk pemberian piala dan sertifikat di wakilin oleh saya sendiri selaku kepala sekolah di sini" ucap bapak Kepala Sekolah.
Pak kepala sekolah langsung memberikan piala kepada dan sertifikat kepada masing masing siswa yang mendapat kan peringkat umum itu.
Tepuk tangan pun riuh terdengar. Setelah selesai membagikan piala dan sertifikat. Bapak kepala sekolah meminta para siswa yang sedang berdiri di depan aula ini untuk berbicara atau bisa di sebut dengan motivasi buat bisa berdiri di depan sini.
Yang pertama di mulai dari kelas XII, XI dan X. Sekarang mulai dari kelas XII. Ia mengucapkan terima kasih atas apa yang ia dapat hari ini dan bersyukur atas apa yang terjadi, tidak lupa pula memberikan motivasi kepada siswa lainnya. kelas XI juga sama jawabannya dari kelas XII.
Beda dengan kelas X, yaitu Kiara Natasya. Ia mengeluarkan isi hati nya saat ini.
Kiara menghirup udara pelan dan membuangnya dari mulut perlahan. "Terlebih dahulu saya berterima kasih kepadada guru-guru atas ilmu pengetahuan mereka yang mereka ajarkan kepada saya" guru-guru pun tersenyum membalas ucapan terima kasih.
"Di sini saya memegang piala dan sertifikat ini, saya akan mempersembahkan kepada papa dan bunda" kiara menatap piala dan sertifikat itu dengan tersenyum pedih. "Papa, dia adalah seorang superhero bagi aku di masa kecil dan sekarang superhero itu tidak hilang, namun ia berubah. Dia tidak seperti dulu lagi yang selalu menjaga ku setiap saat dan memberikan ku kasi sayang setiap waktu. Dulu ia tidak pernah menyakiti aku sama sekali. Tapi semenjak bunda pergi dalam kehidupan kami, tiba-tiba saja ia berubah total menjadi monster yang mengerikan. Dia yang dulu marah ketika ada yang menyakitiku tapi sekarang dia lah orang yang telah menyakiti ku. Papa, dia adalah cinta pertamaku sekaligus dia adalah patah hati pertamaku. Dulu papa pernah janji kepada ku, bahwa papa selalu melindungi dan menjaga ku setiap saat. Tapi sekarang di mana janji itu pa? Apa papa lupa akan janji itu? Dan sekarang aja papa tidak bisa hadir untuk menemani ku di sini"
Air mata kiara telah lolos dari bendungan. Ia tak kuasa menahan air mata nya lagi. Kiara memejamkan mata nya dan menghirup udara pelan dan mengeluarkan nya dari mulut perlahan. Ia membayangkan dirinya di masa kecil yang bahagia bersama orang tuanya.
"Ada satu jiwa yang mampu menenangkan tanpa suara. Ada satu tangan yang hangat tanpa mendekap. Ada satu pelukkan yang selalu terasa meski telah tiada. Bunda, bunda adalah malaikat yang tidak bersayap bagi diriku. Tuhan lah telah mengirimkan malaikat tak bersayap untuk menjagaku. Aku sangat bahagia mempunyai bunda sepertinya. Tapi kenapa? Kenapa tuhan mengambil nya kembali? Apakah tuhan tidak ikhlas memberikannya kepadaku? Apa salah ku kepada tuhan sampai-sampai ia membawa bunda kembali kepadanya. Ia memisahkan bunda dari ku sejak usia ku masih kecil. Saat itu aku benar-benar butuh bunda yang selalu ada di samping ku. Tapi tuhan berkata lain. AKU RINDU BUNDA"
Tangis semua orang yang ada di aula sekolah pecah. Mereka merasa kasian pada kiara. Kiara benar-benar mengeluarkan isi hatinya saat ini.
Kiara menghapus air mata nya yang sudah membasahi pipinya. Ia harus cepat-cepat keluar dari area aula sekolah untuk menenangkan dirinya. Ia meminta maaf kepada kepala sekolah dan langsung berlari meninggalkan aula sekolah tanpa pamit.
Geo dan seorang laki-laki itu, Raga Arya. Tengah mengejar Kiara yang keluar dari aula sekolah. Namun Arya kalah cepat dengan Geo. Geo sudah terlebih dahulu mengejar Kiara dan langsung memeluknya. Dari kejauhan Arya melihat Kiara dan Geo berpelukan.
Ia hanya bisa melihat Kiara yang sedang bersedih dari kejauhan. Ia ingin sekali di posisi Geo saat ini. Namun pikirnya, ini belum saat nya ia menemui kiara.
"Maaf ara"
••••••
"Kiara!"
"Kiara tunggu!"
Geo mengejar Kiara keluar aula. Ketika jarak Geo dan Kiara dekat. Geo langsung menarik tangan kiara untuk berhenti berlari. Kiara berbalik badan menatap Geo, menangis. Geo menatap mata Kiara dalam. Ia merasakan kesedihan yang sangat tersiksa.
"Geo" lirih kiara pelan.
"Rindu bunda"
Geo langsung menarik kiara ke dalam dekapan nya. Ia memeluk kiara dengan erat dan hangat. Ia tau pasti pelukan yang hangat bisa menenangkan kiara.
Sampai keadaan Kiara tenang mereka duduk di rooftop sekolah. Tak terasa kini waktu telah berjalan cepat. Mereka berdua menikmati senja yang indah.
"Senja itu indah ya" ucap Kiara melihat senja kagum.
"Iya tapi indah nya itu cuman sesaat" kata Geo sedikit tersenyum.
"Kamu tau ga arti senja itu apa?" tanya Geo pada Kiara yang duduk di sebelahnya.
"Senja itu menenggelamkan matahari dan berganti menjadi malam" jawab kiara santai.
"Ya. Jadi, kedatangan senja yang menenggelamkan matahari mengajarkan kepada kita, bahwa segala sesuatu tak ada yang abadi" Geo memandang senja yang indah di penuhi oleh burung-burung yang melintas di atas sana.
Geo berahli memandang Kiara. Mereka berdua menatap satu sama lain. "Kiara tau kan maksud Geo apa?"
Kiara hanya mengangguk paham. Lalu ia mengalihkan pandangannya. Ia bangkit dari duduk nya dan perlahan berjalan ke depan.
"Tapi, satu keuntungan yang di miliki senja adalah ia dapat kembali esok hari"
Geo bangkit dari duduk nya dan menghampiri Kiara. Ia memegang bahu kiara. "Kita pulang sekarang ya?" ajak Geo pada kiara.
Kiara balik badan menghadap Geo tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban nya.
Mereka turun dari rooftop dan berjalan ke arah parkiran sekolah. Untung saja gerbang sekolah tidak di tutup. Jadi mereka bisa keluar tanpa susah payah.
Geo memakaikan helm kepada kiara. Dan ia juga memakai helmnya. Mereka perlahan keluar dari area sekolah menuju rumah kiara, dengan motor milik Geo.
Dari kejauhan seorang laki-laki melihat mereka menjauh dari sekolah. Ia menatap kepergian keduanya tersenyum pahit.
"Seperti nya kamu sudah menemukan orang yang tepat"
Jangan lupa komen & vote!!
Semoga suka dengan ceritanyaa!
Terimakasih (✿ ♡‿♡)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia & Malam
Teen Fiction~ jangan lupa follow ~ Kiara Natasya, sebelumnya ia mempunyai kehidupan yang sangat amat bahagia. Ia di kelilingi oleh orang orang terdekat yang sayang kepadanya. Namun kehidupan nya berubah semenjak tuhan mengambil sosok seorang ibu untuk selam...