Miko merapatkan cardigan yang dipakainya, tau begini ia tidak menolak saat Jian ingin meminjamkannya jaket tadi. Karena menuju tujuan utama untuk makan jagung bakar yang artinya makin ke atas, makin dingin lagi.
Setelah Juna memarkirkan mobilnya mereka langsung membeli jagung bakar. Bakar jagung sendiri, ngolesin mentega sendiri, ngolesin saos sendiri, kena asap tapi tidak apa-apa karena seru.
Mereka berdua duduk tanah sambil memandangi lampu-lampu di bawah yang menghiasi gelapnya malam tanpa bulan dan bintang di langit.
"Kenapa lo ngajak kesini?" tanya Miko.
"Gapapa, udah lama aja gak jalan berdua sama lo." Juna menoleh pada Miko di sampingnya. "Pacaran terus sih."
Miko memutar bola matanya malas. "Gue punya pacar ya mending pacaran lah, ngapain di rumah doang malem minggu gini."
Tidak ada yang salah dengan kata-kata Miko, hanya saja Juna merasa sedikit kecewa karena seperti yang dikatakannya tadi Miko sudah jarang main bersamanya seperti dulu.
"Lo inget gak, Mik? Dulu kita kesini bertiga sama Harsa tapi kita berdua malah ditinggalin dia."
"Yang dia disamperin sama bang Bintang itu kan ya? Gue inget." Miko ikut kesal mengingatnya. "Dia yang ngajak, dia yang ninggalin, untung ada google maps."
Juna mengangguk. "Bang Bintang apa kabar ya sekarang? Udah lama gak liat gue, gak pernah nanyain juga ke bang Harsa."
"Lo gak tau?" Pertanyaan Miko dijawab gelengan kepala oleh Juna. "Dia main di belakang sama temennya bang Harsa."
"Siapa?"
"Bang Shaka."
Mata Juna melebar mendengarnya. "Jadi itu beneran? Bukannya bang Bintang tuh setia banget ya? Lo tau sendiri sebucin apa dia."
Miko mengangguk kecil. "Kita gak tau hati orang gimana."
Seketika Miko terdiam, termenung dengan ucapannya sendiri. Kalo gitu apa bedanya dia sama mantannya Harsa?
"Jun."
Juna menoleh, masih menghabiskan sisa jagung bakar di tangannya.
"Kita ini... Temen kan?"
Dahinya mengernyit, pipinya masih bergerak karena mengunyah jagung di dalam mulutnya. "Kenapa nanya gitu?"
"Do you like me?"
"Hah?"
"Enggak kan?"
Juna tak berkedip saat Miko mendekatkan wajahnya, mata bulat itu menatapnya dengan penuh kecemasan yang tersirat di dalamnya.
"I like you."
"Gila-"
"As a friend."
Mengusap sudut bibirnya yang terkena saus dengan jari tangannya, Juna bangun dari duduknya selagi membersihkan celana belakangnya. "Ayo cari yang anget-anget."
Miko memandang aneh Juna sebelum mengekor di belakangnya. Karena kaki cowok itu panjang alhasil Miko tertinggal cukup jauh walaupun masih bisa ia lihat tubuh jangkungnya.
Juna berbalik saat menyadari Miko tak ada di sampingnya. "Eh ketinggalan."
Tangan panjang itu merangkul bahu yang lebih pendek, kali ini Juna melangkah dengan santai tidak seperti tadi.
"Lo mau apa? Susu jahe enak deh kayaknya."
Miko mengangguk kecil, matanya sibuk memandang ke arah lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Control Me
FanfictionKisah klasik, berakhir di sebuah kamar karena alkohol bersama teman sendiri. Miko mengalaminya malam itu bersama Arjuna, temannya. Bukan hanya sekadar teman tetapi laki-laki yang lebih sering disapa Juna itu adalah sahabat Jian, pacarnya. "Let's ma...