Yogi
yang nggak dateng bayarin tunggakkan kosan gue pokoknyaPesan dari Yogi membawa Miko ke tempat ini. Entah kapan terakhir kali dirinya menginjakkan kaki di sini.
Setelah melewati berbagai macam hal hingga hampir membuat mereka kehilangan semangat hidup, Jian, Juna dan Yogi akhirnya wisuda.
"Oh? Bang Miko." Yudha masuk setelah Miko menggeser tubuhnya. "Udah lama ya kita nggak kumpul begini."
Benar, terakhir mereka berkumpul saat liburan di Bali waktu itu.
"Abis dari mana?" Pertanyaan Miko bukan sekadar basa-basi, perhatiannya tertuju pada sesuatu yang Yudha bawa.
"Ngambil buku yang dipinjem temen, dia tinggal disini juga," jawab Yudha.
Setelahnya tidak ada percakapan lagi hingga mereka sampai di lantai tujuh belas. Tapi saat pintu terbuka Miko masih terdiam di tempatnya, membuat Yudha berbalik hingga pintu lift kembali tertutup.
"Apa gue berhak dateng?"
Yudha tau ada yang tidak beres semenjak Miko hanya diam saja. "Gue nggak tau pantes bilang gini apa enggak, tapi yang jelas mereka nggak kayak yang lo pikir. Pertemanan mereka nggak segampang itu."
Meskipun waktu telah berlalu dan banyak kejadian yang sudah mereka lewati, semua itu tidak menutupi jika Miko masih merasa sangat amat canggung jika berhadapan langsung dengan Jian dan Juna. Berbeda dengan keduanya yang kembali seperti biasa yang masih sering sulit akur.
Rasa bersalahnya jelas masih tetap ada hingga kini, dan mungkin memang tidak bisa ia hilangkan sebagai bentuk penyesalannya. Karena itu, Juna harus menunggunya lebih lama lagi.
Setelah mengetahui semuanya Yudha jadi paham. Memang tidak ada yang benar disini, tapi bukan berarti mereka harus terus-terusan bersitegang.
Dirangkulnya bahu yang lebih tua perlahan sebelum Yudha mengetuk pintu. "Ayo masuk."
Johan yang membukakan pintu untuk mereka. Sekilas saja kepala Miko sudah pening melihat keadaan apartemen Juna.
"Gue kira lo bareng Dimas."
"Nyusul nanti, bang Aksa juga mana?"
"Paling bentar lagi."
Miko tidak menanggapi obrolan keduanya, ia terfokus pada seseorang yang tengah bermain game dengan ketiganya. "Itu siapa?"
"Bang Nathan?!"
Dengan cepat Yudha menghampiri seseorang yang baru saja Miko tanyakan.
"Nggak tau gue, katanya sih temen SMA," jawab Johan.
Mungkin Miko memang lupa, tapi dari parfum yang dipakainya ia kembali mengingat dengan jelas siapa orang ini.
"Loh?"
Tidak salah lagi.
"Kita pernah ketemu sebelumnya, inget nggak?" tanyanya yang Miko balas anggukkan kecil.
Miko membalas semua sapaan termasuk Jian yang menanyakan kabarnya, namun tidak dengan satu orang.
"KOK AMER DOANG?" Suara Johan menjadi pusat perhatian seketika.
"Patungan dong anjir," protes Yogi.
Johan cemberut, kecewa karena sudah menaruh ekspektasi. "Nggak ada bang Harsa, nggak ada sponsor."
"Nih baru dateng." Aksa datang bersamaan dengan Harsa dan Dimas. Kedatangan mereka disambut begitu baik, lebih tepatnya menyambut yang mereka bawa.
"Yaudah gue cabut, nggak enak nanti ganggu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Control Me
FanfictionKisah klasik, berakhir di sebuah kamar karena alkohol bersama teman sendiri. Miko mengalaminya malam itu bersama Arjuna, temannya. Bukan hanya sekadar teman tetapi laki-laki yang lebih sering disapa Juna itu adalah sahabat Jian, pacarnya. "Let's ma...