06

1.2K 182 27
                                    

"Menurut lo gimana, Mik?"

"Hah? Kenapa?"

Wina menggeram kesal karena sudah cerita panjang lebar tetapi cowok itu ternyata tidak mendengarkannya. "Ya itu Satria nolak mulu kalo gue ajak."

"Belom siap kali dianya. Kan ini bukan lo doang tapi kalian berdua," sahut Aksa.

"Mungkin juga dia belom pernah ngelakuin sebelumnya, jadi pasti dia gak pengen lo kecewa gitu nantinya kalo ternyata dia diluar ekspektasi lo," sahut Hendra.

"Yaelah emang gue berekspektasi kayak gimana sih? Gue cuma pengen have sex with him, just it."

Aksa buru-buru langsung memukul pelan bibir cewek itu saat mengucapkannya dengan lantang. Saat ini mereka sedang berada di gazebo feb setelah Wina meminta mereka untuk berkumpul karena cewek itu ingin meminta pendapat, yang jelas tanpa sepengetahuan pacarnya.

"Ya kalo lo udah kepengen banget kenapa gak mulai duluan aja? Gak bakal nolak pasti si Satria," kata Johan.

"Ngomongin apaan nih?"

Semua otomatis langsung menoleh pada sumber suara. Dengan sok akrab Juna meminta Hendra bergeser untuknya duduk, setelah itu tangan panjangnya perlahan merangkul cowok mungil yang duduk di sampingnya itu.

"Itu si Wina minta saran buat ngajakin pacarnya having se- akh!" Johan meringis saat tulang keringnya ditendang kuat oleh Miko yang duduk di depannya.

Itupun sukses membuat Juna langsung menoleh pada Miko yang kini membuang arah pandangnya pada jus manga di depannya.

"Bener, mulai duluan aja gapapa. Mungkin nanti dari situ dia tau kalo lo emang udah bener-bener siap," kata Juna.

"Tapi... Gue bingung gimana mulainya Kak." Wina menghela napas berat. "Gue gak mau keliatan kayak tergesa-gesa gitu."

"Ajak ke Indoapril aja dulu kalo gitu," kata Niki.

"Ngapain?"

"Beli kondom. Lo gak mau keliatan buru-buru gitu kan? Gue rasa dari situ pasti langsung paham sih dia." Niki tersenyum bangga, merasa puas dengan jawaban yang dilontarkannya.

Miko yang duduk disampingnya hanya bisa mengusak rambut hitam cewek itu sambil memasang senyumnya. "Anak kecil diem dulu."

"Lo juga anak kecil, mending lo diem," sahut Hendra.

"Gimana tuh, Mik. Kasih tau coba." Juna yang masih merangkul cowok mungil itu kini menekan-nekan pipi kirinya.

"Yang basic dulu aja sih, ciuman. Kalo dia mulai nikmatin lo bisa lanjut pake tangan lo tapi jangan lupa pastiin lagi dia beneran mau apa enggak, karena lo gak bisa paksa dia gitu aja."

"Terus?" Wina masih memerhatikan dengan seksama karena ia belum pernah memulai duluan sebelumnya jadi jelas cewek itu bingung.

"Climb into his lap and start moving your hips slowly."

Johan bertepuk tangan tiba-tiba hingga membuat mahasiswa yang berada di sekitar mereka jadi menoleh. Aksa langsung menarik tangan pacarnya itu agar kembali diam.

"Tuh kayak gitu, Sa. Ingetin baik-baik," kata Johan yang sukses mendapat tendangan pada tulang keringnya oleh Aksa.

"Pernah diatas kan? Lanjutannya bisa lo pikirin sendiri aja Win."

Wina masih berusaha mengingat baik-baik ucapan Miko, sesekali mencari bayangan agar ia tidak kaku nantinya.

"Menurut gue kemungkinan dia nolak cuma satu persen," kata Juna yakin.

Control MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang