Disaat yang lain sibuk belajar untuk UAS, tiga manusia bernama Juna, Yogi, dan Jian malah sibuk ngurus liburan ke Bali.
Harusnya Juna sendirian yang sibuk, tapi tidak asik jika tidak memaksa keduanya untuk ikut sibuk sepertinya.
Setelah telepon sana-sini, booking ini itu, akhirnya mereka berangkat liburan. Sengaja memilih flight malam, supaya saat sampai mereka bisa istirahat dulu sebelum benar-benar liburan esok harinya.
"Ulang!"
"Nggak bisa," kata Johan. "Udah terima aja kalian sekamar bertiga."
Yang dimaksud saling lirik sebelum ketiganya kembali mengulurkan tangan, meminta untuk gambreng ulang.
"Yaudah Miko bertiga sama gue sama Yogi," ujar Harsa pada akhirnya.
"Ini gue sekamar berdua sama dia?" tanya Juna sambil menunjuk Jian tanpa menoleh sedikitpun.
"Iyalah."
Miko diam saja saat Harsa mengajaknya menuju kamar mereka. Bibirnya masih bungkam bahkan saat ditanyakan ingin tidur di ranjang yang mana.
"Gue dimana aja bebas," kata Yogi.
"Tengah aja gimana, Mik? Di samping gue?" tanya Harsa.
"Gue deket jendela aja," jawab Miko yang segera menarik kopernya untuk di letakan di sudut kamar.
Selesai unpacking, Miko keluar dari kamar menuju dapur untuk mengambil cola yang sempat mereka beli tadi. Tapi tak lama datang Harsa yang ingin membuat minuman juga.
"Lo mau teh?" tanya Harsa yang hanya dibalas gelengan kecil oleh Miko.
"Ah... Oke." Harsa benar-benar merasa canggung. "Gue balik kamar duluan."
"Iya."
Lagi-lagi hanya respon singkat yang di dapatnya, Harsa ingin bertanya tapi ia urungkan karena mungkin Miko memang sedang lelah pikirnya.
Setelah Harsa pergi, datang Juna yang sepertinya ingin membuat sesuatu. Keduanya saling diam karena memang tidak ada yang perlu dibicarakan.
Miko pikir Juna akan segera pergi setelah selesai membuat teh herbal, tapi tiba-tiba suatu benda disodorkannya di meja. Senyum Miko mengembang lebar begitu melihatnya.
"Gue kira beneran udah ilang, makasih banget Jun." Dengan senyum secerah cahaya rembulan malam itu, Miko memakai kalung yang sudah ia cari-cari selama ini.
"Mahal emang?" tanya Juna.
"Nggak tau, hadiah dari Jian."
Juna mengangguk mengerti. "Tidur sana, besok susah dibangunin."
Kemudian Juna segera pergi dari dapur. Miko juga ikut meninggalkan dapur setelah mematikan lampu.
Ruang tengah ternyata masih ada beberapa orang yang Miko kira teman-temannya sudah menuju alam mimpi. Ada Johan yang sedang asik menonton televisi, ada Yogi yang tengah mencoba kamera, ada juga Dimas yang sepertinya ingin kembali ke kamarnya.
"Udah dibalikin kalungnya sama bang Jian?" tanya Dimas.
"Jian? Juna yang kasih gue barusan."
Walau bingung tapi Dimas tidak menanyakannya lebih jauh, lebih baik bertanya pada pacarnya untuk saat ini. "Gue balik kamar duluan ya, Bang."
***
Semua excited saat ombak menerjang papan surfing. Walau berkali-kali jatuh tapi tidak melunturkan semangat mereka, mungkin tidak untuk Aksa yang akhirnya menyerah dan memutuskan untuk memotret pemandangan daripada tersapu ombak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Control Me
FanfictionKisah klasik, berakhir di sebuah kamar karena alkohol bersama teman sendiri. Miko mengalaminya malam itu bersama Arjuna, temannya. Bukan hanya sekadar teman tetapi laki-laki yang lebih sering disapa Juna itu adalah sahabat Jian, pacarnya. "Let's ma...