tw // nsfw, explicit sexual content
"Ayo mabar, Jun."
"Mabar apa? Mobile legend?"
"Ihh bukan."
Juna terkekeh kecil saat bibir manis itu mengerucut. Melihatnya kesal selalu membuat Juna gemas sendiri karena Miko terlalu menggemaskan untuknya.
"Mabar ml kan? Salah gue dimana?" tanya Juna dengan nada mengejek.
Masih dengan bibir yang mengerucut di pangkuan Juna, telunjuk Miko perlahan bergerak secara abstrak di dada bidangnya untuk menggoda. "Bukan ml itu..."
Juna terkekeh kecil sebelum mendekatkan bibirnya pada telinga si manis dan membisikan sesuatu, "Beneran mau?"
Satu anggukan kepala dari Miko mampu membuat Juna kembali mencium bibirnya. Juna mengigit bibir bawahnya, membuat Miko membuka mulutnya dan membiarkan lidah Juna bermain disana. Tangan Miko perlahan mengalung pada leher Juna dan meremat rambut belakangnya sebagai pelampiasan.
"Wait." Juna memegang pinggul Miko dan menahannya selagi ia berdiri. "Jangan dilepas pegangannya."
Miko mengangguk, makin mempererat tangannya di leher Juna dengan kedua kakinya yang melingkar di pinggang Juna seperti koala.
Juna membawanya ke dalam kamar, tak lupa menutup pintu dan menguncinya sebelum hal-hal yang diinginkan terjadi. Karena hampir semua temannya tau password apartementnya.
"Boleh?" Tangan Juna berada di ujung kaus Miko, meminta consent setelah menurunkannya di ranjang.
"Tadi lo udah pegang-pegang kenapa baru izin sekarang-nhhh..." Erangan Miko lolos saat tangan Juna kembali masuk ke dalam kausnya.
Leher Miko yang kini jadi sasaran, memberikan kecupan dan jilatan di daerah sana. Sesekali Juna menghisap dan memberi gigitan yang mungkin akan meninggalkan sedikit jejak.
"Don't-"
"Gak begitu keliatan, besok juga ilang. Trust me."
Tidak ingin gegabah, Juna kembali mencium bibir Miko yang sudah mulai membengkak sebagai pelampiasan karena tidak jadi bermain di selangkanya.
"Beneran mau nih ya?"
"Iya Junaaaa."
Juna membuka laci kedua meja samping ranjang untuk mengambil apa yang mereka butuhkan. "Mau satu apa dua?"
"Keluarin aja semua."
Juna melempar senyum penuh arti. Ia benar-benar mengambil tiga box kondom dan sebotol lube yang segera dituangkan gel lengket itu di jari-jarinya.
Perlahan tangannya turun ke bawah, menuju bagian belakang Miko dan masuk ke dalam celananya. Juna memasukan satu jarinya perlahan.
"Akh!"
"Sakit?"
Miko mengangguk, segera menahan tangan Juna di bawah sana. "Lanjut aja."
"Terakhir sama Jian kapan emang?" Juna kembali memasukan satu jarinya dan mendiamkannya hingga Miko terbiasa.
"Udah lama banget-shit." Miko menggeram rendah saat jemari Juna mulai bergerak.
Juna mengangguk paham. Jawaban Miko barusan mampu membuat libidonya makin meningkat, karena artinya Miko tidak pernah melakukan sampai ke inti selain malam itu bersama dirinya.
"Junhh.."
Resleting celana Miko diturunkan. Juna mengelus milik Miko dari luar celana yang membuatnya kembali mendesahkan namanya. Kini dua titik sensitifnya sedang dimanjakan, membuat Miko hampir kehilangan akalnya.
Miko menarik kaus Juna hingga ke atas yang kemudian dilepaskan oleh sang pemilik, kemudian beralih melepas pakaiannya sendiri saat Juna mulai melepas celananya.
Kepala Juna kini sudah berada di kedua noktah Miko yang sudah siap ia manjakan. Tangan kanannya terulur untuk mengusap bagian kanan sedangkan mulutnya mulai menghisap bagian kiri. Miko kembali mendesah.
"Jun..."
"Kenapa?"
"Ahhh... Masukin." Miko mendesah kencang saat Juna mulai menggigit.
"Masukin apa hm?"
Jika sedang tidak berdaya seperti ini mungkin Miko akan memukul wajah menyebalkan Juna sekarang juga.
"Junnnnn..."
Juna terkekeh kecil saat mendengar rengekan tidak sabaran yang keluar dari bibir manis itu. Ia merobek bungkusannya untuk dupakai, kemudian memposisikan pada Miko.
Kali ini Juna menatap kedua maniknya dan kembali mengecup bibirnya, kemudian mulai mendorongnya perlahan.
"Shhh..." Juna tidak bisa memasukan seluruhnya karena tidak tega melihat Miko kesakitan.
"It's okay, kita pernah lakuin ini sebelumnya." Perlahan jemarinya ia tautkan pada jemari Miko. Juna kembali mengecup bibir manis itu untuk kesekian kalinya agar Miko tenang.
Merasa Miko mulai rileks, Juna kembali mendorong dengan sekali hentakkan hingga punggung Miko meliuk dengan kedua mata yang seketika terbuka.
"Move, Jun."
Mulai bergerak perlahan. Setiap gerakan yang Juna lakukan keluar desahan dari bibir Miko yang mendesahkan namanya.
Juna semakin bergerak cepat dibawah sana. Tangannya terulur untuk mengusap peluh Miko sebelum turun ke bawah untuk memenjakan milik Miko, seirama dengan kecepatan tubuhnya bergerak.
Miko mengangkat tangannya, meminta Juna mendekat padanya sebelum kembali menyatukan kedua bibir mereka. Ia membalas lumatan kasar Juna dengan susah payah.
"Jun, gue mau... ahh." Miko mendesah panjang saat pencapaiannya.
Juna mempercepat gerakan pinggulnya untuk mengejar puncaknya.
"Tunggu, gue juga-" Juna mendesah kencang saat ia menyusul Miko mencapai puncaknya. Perlahan ia keluarkan untuk melepas kondomnya dan digantikan dengan yang baru.
"Ngapain?" tanya Miko saat Juna mulai mengocok milik sendiri.
"Lanjut."
"Nggak mau, capek!"
"Tadi yang nyuruh keluarin semua kondomnya siapa gue tanya?"
Setelahnya bibir Miko dibungkam dengan bibir Juna, dan jangan lupakan jemari Juna yang mulai mengelus Miko agar kembali berdiri.
Juna tidak akan memaksa jika Miko tidak ingin, tapi respon yang ia dapat malah kebalikannya.
Kini dengan posisi yang sudah bertukar, Miko duduk di perut Juna. "Coba ya?"
Dengan senang hati Juna mengiyakan. Perlahan tangannya memegang pinggul Miko untuk membantunya memposisikan.
"Ahh... Kok susah anjir."
Miko tetap mencoba hingga perlahan Juna mulai masuk dan memenuhinya. Tapi ia hanya bisa memasukkan setengahnya.
"Move slowly. Yes, like that-so tight."
Miko makin bersemangat walau berkali-kali masih merasa kesulitan dengan posisinya itu.
"Jun... Gue..."
"Bareng."
Juna membantu Miko bergerak dengan cepat untuk mengejar puncak keduanya. Mata Miko terpejam kuat saat Juna menghujam sweetspotnya berkali-kali.
"Ahhhh Junaa..." Napasnya tak beraturan, rambutnya sudah lepek dan basah. Miko terbaring di ranjang dengan tak berdaya usai pencapaian mereka.
"UDAH!" Teriak Miko saat melihat Juna ingin merobek kondom yang lain.
"Cium dulu."
"Sini deketan, gue capek."
Juna ikut berbaring di sebelahnya dengan wajah memandang Miko. Perlahan Miko memajukan wajahnya dan menghapus jarak yang tersisa. Hanya sebuah kecupan singkat yang mampu membuat Juna tersenyum lebar setelahnya.
"Kapanpun lo mau mabar, lo bisa panggil gue Mik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Control Me
FanfictionKisah klasik, berakhir di sebuah kamar karena alkohol bersama teman sendiri. Miko mengalaminya malam itu bersama Arjuna, temannya. Bukan hanya sekadar teman tetapi laki-laki yang lebih sering disapa Juna itu adalah sahabat Jian, pacarnya. "Let's ma...