■Poppy mo terbang!🕊

51 11 4
                                    

"Bau janda." Ujar Poppy.

Sinta Ortinta yang sedang menjemur lantas menghentikan kegiatannya.
"Lo kalau mau bikin Duda-duda merapat kesini pakek michrophone Karaoke kita aja Pop! Umumin ada Janda kembang di Kosan Rafflessia kita!" Ketus Sinta kesal.

"Wes selow Nda! Ku carikkan nanti Duda perjaka anti beban!" Ujar Poppy membuat Sinta merengut kesal.

"Nyesel gue ngasi tau status gue." Gumam Sinta.

"Selamat ulang tahun Poppy! Yeayy nambah tua dong ya!" Ujar Gledisya, cewek paling feminim diKosan yang baru pulang dari kampung halaman pagi tadi.

Cewek itu menyodorkan bungkusan kado berwarna pink itu kepada Poppy. Poppy menatap penasaran benda itu.
"Sempat gak mahal kadonya awas kau ya! Tahun semalam kau ulang tahun aku sempat jual Risol demi kadomu!" Ancam Poppy yang dikekehi Gledisya.

"Iya itu mahal. Soalnya uangnya aku curi dari Toko Papi. Maap ya sikit gak halal kadonya." Cengenges Gledisya. Poppy menatap datar cewek itu.

"Heh! Btw kenapa gak pakek Prank-prank gitu?! Kan gak seru Aku gak emosii! Ah ulang-ulang! Gak mau Aku!" Cerca Poppy menyerahkan kembali benda itu.

Jesi yang baru keluar dari Kosan hendak pergi ke Kampus tersenyum miring. "Pantasan idup lo gak suka sama Arif! Ternyata lu mau yang Gak pasti daripada yang jelas-jelas pasti." Celetuk Jesi sepertinya nyari perkara.

Cewek medan itu pun sepertinya naik darah lantas menatap Jesi berang.
"Sadisan mana sama Kisah percintaan kau?! Pacaran 5 tahun eh ditikung sama cewek yang lebih oke dari pada Kau! Nemenin dari Motor gigi sampe Mathic. Duh gak jelas kan hidup kau?!" Sergah Poppy tersenyum miring.

Jesi mendatarkan ekspresinya.
"Sialan lu!"

Poppy tersenyum lalu mengambil kembali Kadonya dari tangan lentik Gledisya. Cewek feminim itu mengikuti langkah Poppy memasuki Kosan Rafflessia mereka.

Poppy memandangi kado yang terbuka di atas Karpet dengan pandangan sayu. Sementara Gledisya tersenyum polos dengan kadonya yang sudah terpampang indah di lantai. Kado yang bersumber dari hasil haram itu memang ternyata menghasilkan barang haram juga. Poppy sebagai cewek berdarah gejolak medan itu mendidih.

"Maksud kau apa belikkan aku begini Gled?!" Tukas Poppy emosi.

Gledisya mengambil benda itu lalu dipampangkan di hadapan Poppy.
"Gila lo Pop gak tahu harga sama merk! Ini tuh mahal tauk?! Nih liat merknya Gucci coy."

Poppy menahan kepulan asap yang hendak keluar dari kepalanya.
"Heh Ngap! Buat apa kau belik BH ini mahal-mahal sampek yang bermerk jugak kambing?! Kau pikir merk ini terlihat pas aku makeknya?! Jadi maksud kau aku makek BH nya di luar biar keliatan Merknya iya?!" Semprot Poppy.

"Ih gak tau diri ya lo Pop, setiap gue beliin kado gak pernah sempurna dimata lo." Sungut Gledisya melempar benda itu ke pangkuan Poppy.

"Iyalah Paok! Orang setiap aku ulang tahun kadomu gak ada yang beres." Sergah Poppy menyandarkan punggungnya.

Matanya lalu beralih ke Tas mini yang berada di atas meja. Semalam seseorang memberikannya kado. Dengan cepat yang terkesan bar-bar Poppy mengambil Tas itu lalu membukanya. Merogoh Tas itu lalu mengambil bungkusan kado besar.

"Kado siapa tuh?" Tanya Gledisya mendekat.

Poppy tak menyahut. Cewek itu membukanya perlahan. Menciptakan jeda yang lama. Kado itu berisi dengan benda yang isinya berbeda dari kado-kado yang Poppy dapati dari sohib-sohib cowok dan cewek di kampusnya. Kado yang membuat hati cewek manapun terenyuh.

Kado itu dari orang yang membuat Poppy uring-uringan. Cowok religius bernama Arif itu telah membuat Poppy tak tenang. Arif yang telah memantapkan niatnya pada Ayah Poppy di medan untuk meminangnya kelak.

STAY HALALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang